Juna segera berjalan menuju koprasi berniat membelikan Lisa pembalut. Ia melihat Bu Sunny penjaga koprasi yang sedang menghitung uang hasil penjualan.
Juna tersenyum sekilas pada Bu Sunny lalu segera pergi mencari rak bagian pembalut. Ia memandang heran rak tersebut.
"Cari apa Mas?" tanya Bu Sunny melihat Juna yang kebingungan.
"Emmm pembalut yang biasanya dipake yang mana si Bu?" tanya Juna ragu ragu.
"Mas Juna cari buat siapa?"
"Eee..."
"Tergantung anaknya si Mas, kadang ada suka yang active day ada yang suka night, ukurannya juga macem macem mas. Mau merek apa, Charm atau Laurier?" tanya Bu Sunny membuat Juna tambah bingung, emang koprasi mereka tuh udah kaya Indomei yang komplit banget. Maklum, International Highschool.
"Duh, saya ngga ta-" ucapan Juna terhenti oleh ponselnya yang tiba tiba berdering.
"Lama banget si njr?!" siapa lagi yang berani memaki Juna kalau bukan Lisa.
"Sabar dulu, gue bingung milih pembalut. Lo pake yang mana sih? Gue bingung"
"Ooo... Pambalut? Gue biasanya pake yang-"
Tut tut tut
Sambungan telfon Juna terputus. Juna mendecak kesal, pulsa Lisa pasti habis.
"Dasar orang kismin, pasti abis tuh pulsa" gumam Juna sambil memencet ulang nomor Lisa, menghubungi kembali gadis itu.
"Pulsa anda tidak menyukupi untuk melakukan panggil-"
Juna cepat cepat menutup panggilan tersebut. Ia lupa, pulsanya juga sedang habis rupanya.
Juna tak kehabisan akal, ia kembali memencet icon aplikasi berusaha memanggil Lisa. Juna kembali mendecak kesal ketika mengingat toilet tempat Lisa berada memiliki koneksi internet yang buruk. Sekolah macam apa si, kesal Juna.
"Jadinya mau beli yang mana mas?" tanya Bu Sunny lagi.
"Emmmm..."Juna berpiki sejenak, "Semuanya deh Bu, tapi satu satu aja ya? Sama celana olahraganya ada ngga Bu?" ujar Juna pasrah pada akhirnya.
°°°
"Kak Juna!" panggil seseorang saat Juna baru saja memasuki toilet.
"Eh, kenapa dek?" tanya Juna.
"Kok masuk toilet cewek?"
Juna meringis, "Itu lagi bantu temen kakak"
"JUNA!" seru Lisa memanggil dari dalam bilik yang memang sudah hafal dengan suara Juna.
"Iya si anjing! Sabar dong!"
"Duluan ya dek" ujar Juna lalu segera pergi ke bilik Lisa.
"Nih, buka pintunya" Lisa segera membuka pintu.
Sementara Juna langsung menyodorkan sekantong kresek hitam kepada Lisa.
"Gue bingung lo pakenya yang mana. Gue beli semua aja. Ada celana olahraga juga disitu, gue beliin tadi. Ada hoodie gue juga. Mau pake yang mana terserah" jelas Juna panjang lebar.
Lisa mengangguk lalu segera mengunci kembali bilik tersebut. Sementara Juna yang tak kunjung beranjak dari sana masih setia (?) menunggu Lisa keluar dari toilet tersebut.
"Kak Juna masih disini?" tanya adik kelas yang tadi memanggil Juna.
"Iya dek. Lah, kok masih disini juga?" tanya Juna melihat salah satu adik kelasnya itu. Juna kira sudah pergi tadi.
"Kan pas Kak Juna masuk, aku juga baru masuk kak" jelasnya.
Juna hanya mangangguk angguk mendengarnya. Sebenarnya Juna sedang tak tertarik, menyapa degem degemnya, tapi ya mau gimana lagi.
"Kak Juna nunggu siapa sih?"
Ceklek
Lisa keluar dari pintu kamar mandi dengan hoodie Juna yang melingkar dipinggangnya.
"Nyesel gue beliin lo celana" ujar Juna.
"Lagi males ganti gue. Besok gue balikin"
"Dicuci dulu, yang bersih!"
"Ngga ah, gue balikin aja ngga pake dicuci" ujar Lisa enteng langsung dipelototi Juna.
"Jorok banget, ih!" Lisa hanya mengedikan bahu acuh.
"Dah lah yuk,lo mau ngapain disini terus? Ini toilet cewek"
"Gue dari tadi nungguin lo, gue juga yang beliin. Bilang apa dulu?"
"Makasih" ujar Lisa datar.
"Yang lengkap makasihnya"
"Makasih Junaaa...."
"Kurang lengkap makasihnya"
"Makasihhh Junaaa..... jadi sayang deh...." ujar Lisa malas.
"Eeee Kak Juna, Kak Lisa, aku duluan yah?"
"Eh, gue baru sadar ada lo disini Yer"
"Ehe, aku duluan ya Kak" ujarnya kikuk lalu pergi meninggalkan toilet.
"Namanya siapa sih?" tanya Juna begitu gadis itu pergi dari toilet.
"Si Yeri, Lo ngga tau?" Juna menggeleng.
"Lupa gue" ujar Juna membuat Lisa geleng geleng kepala.
"Dah yuk balik kekelas" ujar Lisa menggandeng tangan Juna.
Juna tersenyum samar, "Udah ngga marah?"
"Hah?" ujar Lisa gagal paham.
Juna segera melirik tangannya yang digenggam Lisa. Lisa yang sadar pun cepat cepat melepaskan genggamannya dari tangan Juna.
"Gue masih marah" Lisa menaruh tangan didepan dadanya.
Juna terkikik geli melihatnya, tangannya terulur mengacak acak rambut Lisa membuat empunya mendesis kesal.
"Apa sih Jun?!"
"Ngga usah ngambek gitu, jadi jelek" ujar Juna sambil merangkul bahu Lisa.
"Pacar Kak Juna siapa sih?" gumam Yeri yang ternyata masih berada disana melihat interaksi Lisa dan Juna geleng geleng kepala.
°°°
"Junaaa.... kamu habis dari mana sih?" rengek Sana melihat Juna yang baru kembali kekelas.
"Abis nemenin Lisa tadi" jawab Juna enteng dengan wajah tanpa dosa.
Lisa menghela nafas lelah, "Maaf ya San" ujar Lisa tulus.
Sana tak menjawab, ia segera berdiri menghampiri Juna sementara Lisa duduk dibangkunya yang baru saja di duduki Sana.
"Pulang sekolah temenin aku belanja yah?" pinta Sana pada Juna.
Juna terdiam sebentar, ia melirik Sana yang sedang memeluk lengannya. Juna akhirnya mengangguk sebagai jawaban.
Bel masuk akhirnya berbunyi membuat Sana mau tak mau harus pergi menuju alamnya --ralat, kelasnya-- kembali sambil melepaskan rangkulannya pada lengan Juna tak rela.
____________________________________
𝓱𝓸𝓹𝓮 𝓽𝓸 𝓫𝓮 𝓹𝓻𝓮𝓬𝓲𝓸𝓾𝓼𑁍
𝓲𝓷.𝓵𝓸𝓯𝓽𝔂𝓵𝔂𝓪
KAMU SEDANG MEMBACA
exception || Lizkook
Fanfiction𝐄𝐍𝐃 Juna yang jadiin Lisa satu satunya pengecualian disaat dia udah punya pacar. Hah gimana? Iya, udah punya pacar. ❝𝐂𝐚𝐮𝐬𝐞 𝐬𝐡𝐞 𝐢𝐬 𝐭𝐡𝐞 𝐨𝐧𝐥𝐲 𝐞𝐱𝐜𝐞𝐩𝐭𝐢𝐨𝐧❞ Some [18+] #1 on Lizkook 10/09/20 #1 on Lalice 05/09/20 #1 on Jungkook...