2.8 Papa Wijaya

6.1K 756 90
                                    

Tuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuk

Lisa menaruh mangkuk sisa makan Juna diatas meja nakas. Gadis itu menyodorkan segelas air putih pada pemuda dihadapannya.

"Minum yang banyak" titah Lisa.

Juna hanya menurut lalu meneguk air putih yang disodorkan sang gadis.
"Sa?" panggil Juna pelan sesaat setelah menaruh gelas tersebut dinakas.

"Hem?"

"M-masih marah?"

Lisa menaikan alis tak paham.

"Sama g-gue gitu?"

"Oh" balas Lisa ber-oh ria dengan muka datar. Gadis itu tak menjawab, ia justru berdiri mengambil nampan dinakas Juna berniat membawanya keluar.

Juna menggeleng sembari menggembungkan pipinya begitu melihat Lisa yang akan pergi.

"Jangan pergi dulu Sa..." rengek Juna.

"Terus?"

"Sini aja. U-udah ngga marah kan?"

"Menurut lo aja" gumam Lisa memandang Juna dari atas kebawah.

"Mau minta maaf Sa..." lirih Juna.

"Hem..."

"Ngga diulangin, janji"

"Hem" dehem Lisa lalu mengalihkan pamdangan.

"Kok datar gitu? Di'iya'in kek..." Juna mengkerucutkan bibir.

"Mau nya gimana? Janji lo ngga meyakinkan gitu" balas Lisa malas.

Juna menunduk terdiam. Sepertinya pemuda itu tengah berpikir. Sementara Lisa yang melihatnya hanya menghrla nafas.

Ia percaya pada janji Juna? Oh, tidak semudah itu ferguso. Tidak lagi. Lisa sudah tau. Dasar, semua cowok sama saja. Suka menebar janji.

Namun didetik berikutnya, Juna mengangkat kepalanya menatap Lisa sambil tersenyum. Pemuda itu menaruh kedua tangannya di telinga.

"Kalo gini bakal percaya?" gumam Juna menatap penuh harap.

Lisa hampir saja tersenyum lebar disana. Kenapa Juna terlihat menggemaskan sekali?

Namun gadis itu mengulum bibir mencoba menetralkan raut wajahnya. Jangan kehilangan kendali Lisa. Gadis itu sudah bertekad. Ia tak akan memberi maaf cuma cuma.

"Engga" jawab Lisa singkat, padat, jelas, lengkap dengan wajah datar.

Juna yang tadinya menatap Lisa dengan tersenyum penuh harap akhirnya kembali menunduk.

"E-engga dimaafin Sa?"

"Engga"

Juna menghela nafas lalu kembali menggembungkan pipinya lesu kembali bepikir.

exception || LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang