1.8 Little Bitch

7.3K 920 76
                                    

"N-ngga Om

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"N-ngga Om... Saya mau pulang" ujar Lisa terbata.

Pria itu berjalan mendekat membuat Lisa semakin panik.

"Om baru lihat kamu... Ini pertama kali yah?"

Lisa menggeleng pelan, "S-saya udah kesini 4 kali Om"

Bagus, gadis itu justru salah pengertian. Bukannya membantah Lisa justru mengiyakan.

Ada seringai muncul disana menatap Lisa. Langkahnyanya semakin dekat membuat sekujur tubuh Lisa berkeringat.

"Anak bajingan... Bukannya belajar justru bermain dengan wanita" geramnya

Lisa kebingungan. Sungguh, gadis itu benar benar tak menyangka Papa Juna akan seperti ini.

"Juna kasar?"

Nadanya berubah halus saat bertanya pada Lisa. Gadis itu terdiam. Untuk yang kali ini ia memang benar benar tak mengerti.

Mata pria itu berubah tajam saat ia tak mendengar jawaban dari Lisa. Lisa akhirnya menggeleng sebagai jawaban. Juna tak pernah menyakiti Lisa.

Ia mengangguk anggukan kepalanya begitu mendapat gelengan dari Lisa. Langkahnya kembali mendekat, dan Lisa kembali memundurkan tubuhnya menjauh.

Dinding. Tubuh Lisa membentur dinding sementara pria itu semakin mendekat.

"Mungkin kamu belum puas sama Juna... Ngomong ngomong, Om suka yang kasar" ujarnya mendekatkan diri lalu membelai dagu Lisa mengusapnya lembut.

"E-engga Om... S-saya mau pulang"

Wajahnya berubah 180 derajat. Tak ada lagi senyum disana berganti dengan kilatan marah.

"Ouh... Berani menolak? Kamu tau apa yang terjadi pada istri Om terakhir kali dia menolak?"

Lisa menggeleng takut. Nada bicara pria itu naik menjadi kasar. Gadis itu hampir menangis disana.

"Om cambuk dia 15 kali di punggung lalu Om kurung di gudang selama 1 malam" ujarnya bercerita dengan seringai.

Tubuh Lisa mengeluarkan keringat dingin sekarang. Lisa takut. Lisa ingin pulang.

"Masih mau nolak Om?"

Lisa terdiam tak bisa berkata kata. Ia tak ingin di cambuk seperti Juna.

Pandangan pria itu tertuju pada wajah Lisa seperti mengamati sekilas disana.

"Ah, ya... Om ingat kamu. Kamu yang pernah datang kesini untuk menolong Juna itu kan?"

Lisa menelan ludah. Jadi pria dihadapannya ini mengenalnya? Air matanya keluar begitu saja seiring ketakutan yang menguasainya.

"Gadis manis... Jangan menangis... Om lakukan dengan perlahan seperti Juna bagaimana?" ujarnya mulai menghapus air mata Lisa.

Lisa menggeleng tak terima diperlakukan seperti itu segera menepis tangan tersebut. Entah keberanian dari mana Lisa akhirnya membuka suara.

exception || LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang