Hai guys.
Sori banget baru update.
Gimana? Kangen ga sama Bernado?
Aku berharap kalian suka cerita ini.
Kalian puasa ga sama visualnya Bernado?
Selanjutnya mau request siapa?
Yang belum vote, vote dulu dong.
Hitungan ketiga udah vote ya.
1
2
3
Terima kasih yang udah vote.Happy Reading guyss.
|
|
|Biarlah matahari terbakar, dan rembulan yang sejuk.
🤘🤘🤘
Beatrisa berjalan menuju kamar mandi, tapi saat dirinya melewati gudang, saat itulah Beatrisa melihat seorang gadis sedang dibully.
Beatrisa berhenti lalu memperhatikan apa yang dilakukan kakak kelas itu kepada gadis yang hanya diam.
"Lo itu miskin, jelek, makanya elo ga pantes sama Bratva!" Ujar kakak kelas itu, sambil menjambak rambut gadis itu.
Beatrisa bisa melihat ada darah yang keluar dari hidungnya, banyak lebam diwajahnya, matanya sembab.
"Lo liat, Bratva aja ga pernah ada saat elo diginiin! Dia cuman mainin lo doang, culun!" Caci kakak kelas itu lagi.
Gadis itu hanya menangis terduduk, sambil menutup telinganya, sementara kakak kelas itu dan teman-temannya terus memakainya.
Beatrisa bisa melihat ada mantannya Rasta disana, mantannya Rasta berdiri disebelah kakak kelas yang terus mencaci gadis itu.
"K-kak Rebecca s-salah p-paham, a-ku ga...." Belum selesai ucapan gadis itu kakak kelas itu—kak Rebecca menamparnya.
"Masih berani ngomong ya lo, awas aja sampe gue liat elo sama Bratva lagi!" Rebecca pergi bersama teman-temannya dan meninggalkan gadis itu sendirian.
Tanpa sadar air mata Beatrisa menetas, Beatrisa melihat siapa gadis itu, itu dulu dirinya, itu apa yang dirasakan Beatrisa, Beatrisa tau rasanya diposisi itu, Beatrisa sama rapuhnya dengan gadis itu.
Beatrisa berjalan mendekat kearah gadis itu, lalu duduk disampingnya. Air mata terus turun dari matanya. "Orang-orang kenapa selalu saja mengintimidasi seseorang yang mempunyai kekurangan?" Lirih Beatrisa.
Gadis itu mendongak lalu menatap Beatrisa disampingnya.
"Mereka semua tidak tau bukan, diam-diam seseorang mengutuk mereka dan menyimpan dendam." Lanjut Beatrisa.
Gadis itu masih menatap Beatrisa, lalu tersenyum tulus, tulus sekali.
Beatrisa menatap gadis itu bingung. "Kenapa dirimu tersenyum? Harusnya dirimu marah."
Gadis itu menggeleng. "Kau lupa, senyumlah yang mengalahkan tangisan."
"Tapi mereka ga bakal ngelepasin elo karena elo selalu tersenyum."
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKBOY X FAKGIRL
Teen FictionTidak ada yang tau kedepannya, lebih baik kita jalani saja dulu. Apa yang kalian pikirkan jika Fakboy bertemu dengan Fakgirl? Kali ini aku akan menceritakan kisah cinta Fakboy bersama Fakgirl. Cerita yang mungkin akan membuat kalian yakin, bahwa cin...