VEINTITRES

593 33 3
                                    

Hola.

Gimana keadaan kalian? Semoga sehat selalu.

Ngga terasa udah part dua puluh tiga aja.

Gimana dengan ke uwu an Bernado sama Beatrisa?

Yang tim mereka berdua pasti suka.

Tapi aku suka semuanya.

Biar aku semangat nulisnya, jangan lupa vote.

Yang belum vote, vote dulu dong.

Hitungan ketiga udah vote ya.
1
2
3
Terimakasih yang udah vote.

Happy Reading guyss

|
|
|

Sejauh apakah aku berlari? Bisakah kau antarkan aku pulang?

🤘🤘🤘

Beatrisa menatap dirinya dikaca, ia sudah membersihkan makeup diwajahnya. Dan luka dibawah matanya terlihat jelas.

Sakit rasanya saat melihat luka itu, tapi lebih sakit lagi dengan kenyataan bahwa luka ini semuanya karena Bernado.

Tapi kenapa Beatrisa tetap merasa nyaman didekat Bernado? Harusnya Beatrisa menyakiti hati Bernado, tapi saat disampingnya dan menatap mata Bernado, Beatrisa tidak bisa melakukannya.

Sejauh mana Beatrisa berlari? Bernado bahkan tidak mengenal siapa dirinya.

Beatrisa menghembuskan nafasnya, bingung dengan hatinya. Hatinya bilang, jangan pernah sakiti Bernado, tapi ego nya sebaliknya.

Beatrisa menyentuh luka dibawah matanya, luka itu sudah mulai kering. Beatrisa tidak pernah mengobati luka itu, tapi selalu ia tambah.

Apakah itu salah? Menurut Beatrisa itu benar, tapi menurut orang lain itu salah, karena apa gunanya luka diperbesar. Bukankah kebahagiaan kita yang menciptakan.

Tapi Beatrisa masih tidak bisa menerima luka itu sembuh, jika sembuh itu membuat dirinya teringat terus akan dendamnya. Salah kah? Jika Kalian ada diposisi Beatrisa, pasti kalian akan berfikir demikian.

Beatrisa meneteskan air matanya. Kembali teringat akan kejadian dimasa SMP nya dulu.

~~~
Luz setiap pagi menaruh surat untuk Bernado, dikolong meja laki-laki itu.

Luz tidak pernah berhenti memberikannya, tapi suatu hari, Bratva melihat itu. Awalnya Bratva kepo, lalu Bratva membaca surat itu, Luz maupun Bernado tidak tau itu.

Bratva membaca surat itu setiap hari, sebelum Bernado. Dan saat Bernado keluar dan ingin kekantin, Bratva lah yang membalas surat-surat itu.

Bernado hanya membacanya, dan tidak pernah ia balas.

Luz maupun Bernado tidak tau itu. Hingga puncaknya, Bratva sudah muak dengan ucapan didalam surat Luz, lalu Bratva membalasnya berlebihan.

Hingga Luz terguncang hebat, Luz menghampiri Bernado saat pulang sekolah didekat lab komputer.

Bernado yang tidak tau apa-apa hanya diam, Bratva yang melihat itu tersenyum kemenangan.

FAKBOY X FAKGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang