VEINTE

662 29 2
                                    

Hola.

Gimana keadaan kalian? Sehat?

Semoga sehat selalu.

Jangan lupa follow Wattpad aku.

Follow Instagram @fakboy.fakgirl

Terimakasih untuk kalian yang sampai saat ini udah baca cerita aku, dan support cerita ini.

Kalian semua adalah keluargaku.

Engga kerasa udah part dua puluh aja.

Yang belum vote, vote dulu dong.

Hitungan ketiga udah vote ya.
1
2
3
Terimakasih yang udah vote.

Happy Reading guyss.

|
|
|

Lo único que es imposible es lo que no has probado.

🤘🤘🤘

Nieva berjalan memasuki gudang milik Diego sendirian, dan melewati pintu yang diberi tahu Diego.

Saat Nieva membuka pintu, yang ia lihat sebuah taman yang begitu indah. Gemercik air membuat telinganya terasa tenang, Nieva tersenyum lembut.

Nieva duduk dibangku taman, yang belakangan ini sudah ia taruh ditaman itu. Bahkan Nieva sudah menambah bunga-bunga ditaman milik Diego ini.

Nieva membuka kandang kelinci, lalu kelinci itu berhamburan kemana-mana. Nieva memberikan makan kepada kelinci-kelinci itu.

Setelah selesai dirinya, membersihkan taman dengan membuang daun-daun kering. Menyiram bunga dengan air, memberi pupuk.

Setidaknya Nieva disini senang, dari pada harus berada dirumahnya, yang selalu membuat dirinya merasa bersalah dimata ayahnya.

Nieva duduk di rerumputan tanpa alas, lalu memejamkan matanya. Angin membelai rambutnya, kupu-kupu kembali berterbangan diatas kepalanya, kelinci-kelinci diam menatap Nieva, seakan Nieva adalah megnet dari benda-benda disekitarnya.

Senyum terukir jelas dibibirnya, dadanya bergejolak karena bahagia, rasa tenang menyelimuti hatinya. Beban hidupnya seakan terangkat.

Saat Nieva memejamkan mata, Bernado sudah berdiri tak jauh dari pintu taman. Bernado menatap Nieva dengan tatapan terkejut.

Bernado tidak bisa berbohong, kalo tadi Nieva begitu cantik, pantas saja alam memperhatikannya.

Nieva yang duduk di tanpa alas, langsung berdiri canggung. Lalu tersenyum kikuk.

"Nad, sejak kapan kamu disana?" Tanya Nieva, membuat lamunan Bernado terhenti lalu menatap Nieva.

"Sejak lo memejamkan mata." Jawab Bernado santai, sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya.

"Maaf, aku engga sadar." Nieva menurunkan pandangan dari Bernado karena malu.

"Sejak kapan lo kesini?"

"Sejak Diego kasih tau ada taman disini."

FAKBOY X FAKGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang