VEINTIDÓS

585 33 3
                                    

Hola.

Gimana keadaan kalian? Sehat?

Semoga sehat selalu.

Akhirnya ketemu lagi dihari Sabtu ini.

Siap ngeliat ke uwu an Bernado sama Beatrisa kan?

Jangan lupa Vote.

Yang belum vote, hitungan ketiga udah vote ya.
1
2
3
Terimakasih yang udah vote.

|
|
|

Benar kata orang, saat mereka pergi, kita baru merasakan kehilangan.

🤘🤘🤘

Beatrisa duduk dikantin, dan didepannya ada Nieva yang sedang memakan roti. Beatrisa menatap wajah Nieva, kulit nya yang putih.

Gadis ini begitu baik, siapapun aku jatuh cinta dengannya. Tidak seperti masa Beatrisa dulu, semua orang begitu tidak suka dengan Beatrisa. Dunia memang tidak adil.

Beatrisa merasakan jika Bernado sebenarnya menyukai gadis depannya, bukan dirinya. Walaupun sebenarnya Beatrisa bahagia bisa bersama Bernado, Beatrisa tidak bisa berbohong akan hal itu.

Beatrisa menunduk, sejauh apa dirinya berubah?

"Bea." Panggil Nieva lembut.

Beatrisa mendongak, lalu tersenyum. "Kenapa?"

"Itu nanti bakso nya dingin." Tunjuk Nieva.

Beatrisa mengangguk, lalu melahap baksonya.

"Nieva." Panggil Beatrisa, lalu Nieva mendongak menatap Beatrisa.

"Apa, Be?"

"Gue mau tanya sesuatu, boleh?" Lanjut Beatrisa.

Nieva mengangguk. "Boleh."

"Lo cinta sama Bratva?"

Nieva mengangguk tanpa ragu.

"Cinta sebagai teman atau pacar?"

Nieva berhenti melahap rotinya. Nieva menatap lurus mata Beatrisa, Nieva melihat luka yang disembunyikan Beatrisa.

"Kenapa emangnya?"

"Gue ngerasa lo ngga pernah cinta Bratva sebagai pacar lo, sori gue lancang ngomong gini. Tapi kalo lo ngga cinta sama dia sebagai pacar, harusnya elo ngga terima dia. Kalo lo terima dia, sama aja lo ngasih harapan palsu sama Bratva." Entah setan dari mana, Beatrisa kali ini sungguh-sungguh mengucapkan kalimat itu.

Nieva menunduk, lalu tersenyum. "Sekarang aku belum cinta sama dia sebagai pacar, Be. Tapi cinta akan tumbuh dengan sendirinya."

Beatrisa menghembuskan nafasnya. "Lalu kalo cinta itu ngga tumbuh gimana?"

Nieva terkejut, seolah itu bukan pertanyaan tapi pernyataan. "Setidaknya aku bisa jadi teman yang baik buat Bratva."

Beatrisa menatap mata Nieva. "Cukup bohongin diri lo!" Tegas Beatrisa.

"Aku engga pernah bohongin diri aku, Be." Nieva mengeleng tegas.

FAKBOY X FAKGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang