Bagian 1

976 92 12
                                    

Bae Suzy: Si Gadis Sial

Langit sore semakin gelap oleh mendung yang sedari siang menggantung. Prediksi cuaca hari ini menyatakan bahwa hujan akan turun di Seoul. Namun, hingga saat ini, hujan masih malu-malu untuk menyapa para penghuni kota.

Sebuah kedai kopi sederhana di tepi kota tampak sepi pembeli. Hanya seorang gadis yang datang dengan membawa laptopnya. Hotspot gratis memang menarik, lebih-lebih bagi para pelajar. Gadis itu hanya memesan secangkir cappucino namun sudah bertahan hampir dua jam di kursinya. Sesekali, ia menaikkan kacamatanya yang melorot karena terlalu fokus.

Sementara itu, di belakang meja kasir, seorang gadis cantik dengan rambut panjang berwarna kecoklatan tampak duduk terkantuk-kantuk. Sif kerjanya akan berakhir pukul enam. Ia masih harus menunggu kedai sepi pengunjung itu selama satu jam. Sejak siang tadi, pengunjung yang datang dapat dihitung dengan jari salah satu tangannya saja. Ia tidak tahu bagaimana dengan sif sebelumnya, namun, setiap kali ia mendapat giliran bekerja, kedai tak pernah ramai.

Dia adalah Bae Suzy. Tiga bulan terakhir ia bekerja di kedai kopi ini. Sebelumnya, ia sempat menjadi manajer keuangan di sebuah perusahaan properti. Bisa dibilang, karirnya tengah berada di sinar paling terang. Tetapi, tanpa peringatan apa-apa, sang pemilik memberhentikan Suzy karena putra bungsunya akhirnya pulang usai menyelesaikan studi di luar negeri dan siap membantu bisnis keluarga. Posisi Suzy langsung digantikan oleh sang putra bungsu tersebut. Meskipun mendapat janji uang pesangon yang cukup besar, namun, Suzy tidak terima diperlakukan seperti itu. Ia pun mengajukan surat pengunduran diri secepatnya sebelum surat pemecatannya keluar. Setidaknya, dengan begitu, catatan riwayat pekerjaannya tidak buruk.

"Mian, Eonnie, aku terlalu lama ya hari ini?"

Suzy yang nyaris tertidur langsung duduk tegak saat mendengar suara si gadis pelanggannya itu. Ia buru-buru memasang senyum termanisnya.

"Ah, tidak. Sepertinya tugasmu banyak ya, So Yeong-ah?"

"Ya, begitulah. Mendekati akhir semester memang melelahkan. Kau membawa payung, kan? Kulihat sebentar lagi hujan."

Suzy tersenyum. Kim So Yeong sering berkunjung saat ia mendapat giliran bekerja. So Yeong juga menjadi pelanggan pertama yang mengajaknya berbicara pada masa awal ia bekerja. Tak heran bila saat ini mereka terlihat begitu akrab.

"Jangan khawatir, saat hujan turun aku pasti sudah di rumah," canda Suzy.

"Baiklah, aku pulang dulu, Eonnie. Jaga kesehatan, sampai jumpa besok!"

"Hati-hati di jalan, So Yeong-ah!"

Gadis berkacamata itu melenggang keluar dari kedai kopi tersebut. Tinggal Suzy bersama seorang pria muda yang merupakan barista di kedai kopi itu. Pria itu asyik bermain dengan ponselnya dan bersembunyi di balik counter kopinya. Sepertinya, ia tengah sibuk bermain gim.

"Sung Jae-ya, kau tidak bosan bermain dengan ponselmu itu? Bagaimana kau bisa masuk universitas ternama kalau kerjamu hanya main game?" Suzy mengomeli pria tersebut.

Pria itu –Yook Sung Jae- hanya terkekeh. Pandangannya masih fokus pada ponselnya.

"Berappa kali harus kubilang padamu, Noona? Aku ini cerdas, universitas-universitas ternama itu akan mencariku dengan sendirinya," ucap Sung Jae penuh percaya diri. Szy hanya mengendikkan bahu dan kembali menopang dagu sembari menatap ke arah pintu masuk.

"Noona," Sung Jae meletakkan ponselnya dan menatap Suzy dengan tatapan berbinar, "mulai hari ini, kau harus berlatih mengucapkan 'sampai jumpa' padaku," selorohnya. Suzy langsung mengalihkan pandangannya ke Sung Jae dan menatapnya bingung.

You're All I Wanted (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang