Bagian 14

440 61 20
                                    

Kembali Bangkit

Bagaimana bisa aku meninggalkanmu jika pelukmu adalah peredam semua rasa sakitku?

---

Perlahan, Suzy membuka matanya yang terasa amat berat. Beberapa kali gadis itu mengerjapkan matanya, berusaha mengembalikan seluruh kesadarannya. Kepalanya terasa berat. Ia dapat merasakan plester pereda demam menempel di dahinya.

Dengan sedikit kepayahan, gadis itu berusaha duduk. Pandangannya sesekali kabur. Sepertinya ia terlalu banyak menangis dan terlalu terkejut atas informasi yang didapatkannya kemarin hingga akhirnya pingsan. Adanya plester pereda demam di dahinya membuatnya menduga bahwa ia juga mengalami deman semalam. Suzy melirik jam di nakas, jam tersebut menunjukkan pukul 3 dini hari.

Suzy menangkap bayangan seseorang meringkuk di lantai. Ia mendekat ke tepi ranjang untuk memeriksa siapa yang ada di bawah sana. Ia terkesiap saat melihat Seung Gi yang meringkuk di dalam sebuah sleeping bag. Gurat lelah terlihat jelas di wajah tampan pria pekerja keras itu.

Sejenak, Suzy mengamati wajah Seung Gi yang terlihat amat polos saat tertidur itu. Ini adalah kali pertamanya melihat Seung Gi tertidur. Gadis itu teringat kata-kata yang didengarnya dari Seung Gi semalam

Aku mencintaimu, Suzy-ah.

Apa alasan itu masih tidak bisa menahanmu untuk pergi?

Suzy menarik napas panjang. Rasa getir menyerang hatinya seketika. Harusnya, ia bahagia mendengar pengakuan Seung Gi semalam. Sayangnya, sisi lain hatinya memintanya untuk tak langsung percaya.

"Maafkan aku, Seung Gi-ya, sepertinya aku terlihat sangat menyedihkan bagimu, sampai-sampai kau harus berkata begitu demi menahanku pergi," ucap gadis itu dengan senyum tipis.

Suzy kembali duduk. Rasa pusing di kepalanya mulai sedikit berkurang. Gadis itu mengalihkan pandangannya ke nakas. Ia melihat kotak catatan harian Se Hyeong terletak di sana. Suzy menggigit bibir bawahnya. Pasti masih ada banyak rahasia yang disimpan oleh kakaknya di dalam buku-buku itu. Haruskah ia melanjutkan membacanya? Tapi, bukankah Seung Gi sudah menceritakan semuanya semalam?

Gadis itu membuang keraguannya. Pasti ada detail-detail lain yang tidak Seung Gi ketahui tetapi penting dan harus diketahui oleh dirinya. Perlahan, tangan Suzy meraih kotak tersebut.

Brugh.

"AWH!"

Suzy tak meraih kotak itu dengan benar hingga akhirnya kotak itu terjatuh menimpa Seung Gi yang tertidur pulas. Pria itu langung bangun dari tidurnya, sementara Suzy langsung turun dari ranjang dan berjongkok di lantai.

"Seung Gi-ya? Kau tak apa-apa? Maafkan aku, aku tak sengaja," Suzy tampak sedikit panik. Seung Gi yang masih setengah sadar tampak mengelus kepalanya yang tertimpa buku-buku itu.

"Oh, Suzy-ah? Kau sudah sadar?" sedetik kemudian, Seung Gi menyadari Suzy tengah berjongkok di sampingnya sembari melihatnya dengan khawatir. Pria itu menempelkan punggung tangannya ke pipi Suzy untuk memeriksa suhu tubuh gadis itu.

"Ah, syukurlah, demammu sudah turun. Semalam kau demam tinggi saat pingsan," Seung Gi bernapas lega. Ia mengalihkan pandangannya ke buku yang berserakan di sekitarnya.

"Yaa, apa yang kau lakukan? Masih pagi buta dan kau mau membaca buku-buku ini?" tanya Seung Gi. Tanpa memberi kesempatan Suzy berbicara, Seung Gi langsung memungut kotak dan buku-buku tersebut dengan cepat. Kedua alis gadis itu bertaut.

"Apa yang kau lakukan?"

"Membereskannya, kau harus istirahat agar tubuhmu segar kembali," tegas Seung Gi. Pria itu menyimpan kotak tersebut di laci nakas dan menguncinya. Selanjutnya, ia menyimpan kunci itu di saku celana pendeknya.

You're All I Wanted (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang