Bagian 22

495 65 54
                                    

Badai Mulai Berlalu?

"Suzy-ah! Suzy-ah!"

Seung Gi berlari panik di IGD rumah sakit. Suara menggelegarnya menggema di ruangan tersebut, membuat perhatian beberapa keluarga pasien teralihkan. Pria yang masih mengenakan piyama rumah sakit itu tampak kebingungan. Infus di tangannya telah terlepas. Ia menghetikan seorang perawat yang berjalan di dekatnya.

"Suster, di mana Suzy? Bae Suzy. di mana dia?"

"Oh, Lee Seung Gi-ssi?" perawat itu langsung mengenali Seung Gi dengan mudah, "Saya baru akan datang ke ruang rawat Anda. Apakah ada kontak keluarga Bae Suzy yang bisa dihubungi? Dia harus menjalani operasi dan kami butuh penanggung jawab untuk melengkapi berkasnya."

"Aku, aku yang akan bertanggung jawab. Dia sudah tidak memilik keluarga," Seung Gi berkata cepat.

"Baiklah kalau begitu, mari ikut saya."

Seung Gi mengekori perawat yang berbicara dengannya menuju bagian administrasi. Pria itu lekas mengurus berkas-berkas yang dibutuhkan agar Suzy bisa segera dioperasi. Ia tak mau kekasihnya terlambat ditangani dan berakibat fatal.

Usai mengurus berkas-berkas yang dibutuhkan, Seung Gi segera menuju brankar IGD tempat Suzy berada untuk memeriksa keadaan gadis itu. jantung Seung Gi seolah berhenti berdetak sejenak saat melihat Suzy yang terbaring lemah dengan wajah pucat pasi. Masker oksigen tampak terpasang menutup mulut dan hidungnya. Seorang dokter tampak tengah memeriksa kondisi luka di perut Suzy.

"Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Seung Gi. Wajah tampan itu dipenuhi kekhawatiran.

"Saya sudah melakukan pemeriksaan awal. Pendarahannya sedikit berkurang. Lukanya memang cukup dalam, oleh karenanya harus segera dilakukan operasi untuk memeriksa luka di organ dalamnya. Semoga tidak terjadi kerusakan yang serius. Anda tidak perlu khawatir, kami agar berusaha semaksimal mungkin agar Nona Bae Suzy bisa selamat," jelas dokter tersebut.

"Kau akan segera megoperasinya kan, Dok? Suzy agar segera mendapat tindakan lanjut kan?" tanya Seung Gi panik.

"Perawat kami sedang mengecek jadwal dokter bedah sekaligus melaporkan hasil pemeriksaan di IGD tadi. Semoga ada jadwal kosong sehingga Nona Bae Suzy bisa segera dioperasi. Saya akan berkoordinasi dengan perawat dulu ya."

Seung Gi mengucapkan terima kasih sembari membungkuk pada dokter tersebut dengan hormat sebelum akhirnya sang dokter meninggalkan Seung Gi bersama Suzy yang terbaring lemah. Seung Gi segera menghampiri kekasihnya itu. Ia menarik kursi yang tersedia dan duduk di samping brankar tempat Suzy berbaring. Pria itu menggenggam tangan Suzy, berusaha memberi kekuatan padannya.

"Chagiya, mianhae. Jeongmal mianhae. Aku tak bisa menjagamu dengan baik, kumohon bertahanlah," ucap Seung Gi lirih. Matanya tampak mulai memerah. Melihat Suzy terbaring tak berdaya dengan wajah pucat seperti itu membuat Seung Gi ingin menggantikan posisi Suzy saat itu juga. Perasaannya hancur berkeping-keping. Mungkin, hal serupa juga dirasakan Suzy saat menemukan Seung Gi beberapa hari lalu.

Sesaat kemudian, ia merasakan tangan Suzy membalas genggamannya dengan lemah. Suzy menurunkan masker oksigennya. Suzy membuka matanya sebentar, menoleh ke arah Seung Gi yang menggenggam tangannya erat.

"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja," ucap Suzy lirih dengan suara parau. Seung Gi menggigit bibir bawahnya, tak sanggup melihat kekasihnya yang harus terluka seperti itu. Sekuat tenaga, Seung Gi berusaha tegar agar bisa memberi kekuatan untuk Suzy.

Gadis itu tersenyum tipis. Sepertinya, baru beberapa menit lalu pria itu bersikap seperti anak kecil, dan sekarang, infus di tangannya bahkan sudah dilepas. Suzy tak bisa membayangkan seperti aapa terkejutnya Seung Gi saat mengetahui insiden yag terjadi padanya. Pasti pria itu panik dan langsung meminta perawat untuk melepas infusnya.

You're All I Wanted (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang