Bagian 13

409 65 26
                                    

Membuka Fakta

Suzy memasuki kamar di apartemen barunya. Barang-barangnya telah ada di sana, hanya saja masih tersimpan di dalam koper. Ia merebahkan kopernya dan membukanya perlahan. Gadis itu menarik napas berat. Ia berharap kotak yang menyimpan catatan harian Se Hyeong juga berada di koper tersebut, mengingat saat ia mendapat pesan dari orang yang tak dikenalnya beberapa hari lalu, ia langsung panik dan tak sempat membereskan barang-barangnya. Ia tak tahu pasti siapa yang membereskannya.

Satu persatu dikeluarkannya pakaian dan barang-barangnya yang lain. Suzy bernapas lega saat melihat kotak yang menyimpan berbagai rahasia tersebut. Ragu-ragu, Suzy mengambilnya. Sejenak, ia menatap kotak tersebut dan merabanya perlahan.

"Oppa, aku selalu ingat kalau kau tak suka melihatku menangis. Aku akan selalu ingat kalau kau memintaku untuk menjadi gadis yang kuat. Aku akan berusaha melakukannya, aku berjanji akan baik-baik saja. Kau tak perlu mengkhawatirkan apapun tentangku," ucap Suzy lirih, "Aku merasa aman berkat Seung Gi. Kau sengaja membuatku menjadi manajer pengganti untuk Seung Gi karena kau ingin meninggalkanku ya? Lihat saja, saat kita bertemu kelak, aku akan mengomelimu lebih dari kau mengomeliku semasa hidup!"

Rasa sakit kembali menghujam hati Suzy. Suzy berusaha mengatur napasnya, meredam rasa sakitnya agar ia tak menangis lagi. Ia benar-benar bertekad untuk menyudahi tangisnya, berusaha menjadi seorang perempuan yang kuat seperti yang diharapkan Se Hyeong.

Gadis itu bangkit dan keluar dari kamarnya. Seung Gi tampak telah menunggunya di sofa. Dengan langkah pasti, Suzy mendekati pria itu. Suzy langsung duduk di sebelah Seung Gi dan menatap pria itu dengan penuh harap.

"Aku bisa melakukannya, kan?" Suzy mencoba mencari kepastian. Seung Gi mengangguk yakin.

"Bacalah dengan keras agar aku juga mendengarnya," pinta Seung Gi.

Suzy membuka kotak di tangannya dan mengambil buku yang sudah pernah dibacanya. Perlahan, ia mulai membacanya.

"3 Juni 1994..."

Perempuan bermata sendu itu berdiri menghadap jendela kedai roti tempatnya bekerja. Tak banyak pelanggan hari ini, sehingga ia bebas melakukan apapun, termasuk berdiri, melamun, dan menatap ke luar jendela. Ia tak menyadari bahwa anak laki-laki dari pemilik toko itu diam-diam selalu memperhatikannya.

Jalanan di depan toko tak terlalu ramai, hanya satu-dua mobil yang lewat dengan kecepatan sedang. Beberapa orang berjalan di trotoar, ada yang sendirian, berpasangan, bahkan ada yang seperti rombongan migrasi burung, dengan kepak dan kicaunya masing-masing. Perempuan itu hanya diam, memeluk sebuah undangan pernikahan.

Bae Min Jun dan Kang Hye Jin.

Undangan itu seharusnya salah! Nama yang tertera haruslah namanya, dan namanya bukan Kang Hye Jin. Siapa memangnya Kang Hye Jin? Harusnya nama itu enyah dari dunia ini. Bukan hanya namanya, orangnya pun seharusnya enyah sejak lama. Untuk apa seseorang tetap hidup jika hanya menyakiti orang lain? Untuk apa seseorang tetap hidup jika hanya menghancurkan hidup teman baiknya?

Air matanya mulai menetes. Ia tak menyangka, menjadi seseorang yang sebatang kara merupakan kesalahan yang amat besar. Ia harus kehilangan kekasih yang amat dicintainnya hanya karena ia tak memiliki keluarga, tak jelas asal-usulnya, tak memiliki status sosial apapun.

"Ahjumma!"

Perempuan itu sadar dari lamunannya. Cepat, ia menghapus air matanya dan menoleh ke sumber suara. Seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun telah berdiri di belakangnya, membawa sebuah permen lolipop berukuran cukup besar. Ia berjongkok agar tingginya sama dengan anak itu. Senyuman manis terukir di wajah cantik itu.

You're All I Wanted (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang