Bagian 19

411 64 39
                                    

Menyusun Langkah Terakhir

⚠️❗WARNING

Jika kalian memiliki mental health issue, sebaiknya skip sebagian dari bagian ini karena mengandung adegan yang cukup sensitif.


Matahari bersinar cerah pagi itu. Langit Gangwon terlihat bersih dan biru. Segelintir awan beriringan pelan tanpa membentuk satu koloni, terpisah dalam jarak yang cukup jauh. Sesekali, angin berhembus dengan lembut, menimbulkan goyangan halus pada daun-daun yang masih menyatu pada pohonnya.

Area terbuka di atap rumah sakit terbesar di Gangwon ini memang seringkali menjadi salah satu tempat tujuan bagi para pasien untuk menghirup udara segar sejenak. Lanskap kota terbentang dengan jelas, menunjukkan hiruk-pikuk manusia dengan segala aktivitasnya. Gedung bertingkat di kejauhan tampak saling berimpit, menggerus lahan-lahan kosong yang masih tersisa.

Di sanalah mereka berada. Hanya seorang pasien dan seorang suster, tak ada yang lain. Sang suster berdiri di samping pasiennya yang duduk di kursi roda. Kedua orang itu sama-sama menatap lurus, menikmati laju gumpalan awan yang tertiup angin, serta gedung-gedung pencakar langit yang menjadi tempat singgah ratusan manusia.

"Pernahkah kau dihantui rasa bersalah di setiap tarikan napasmu, Seung Gi-ssi?"

Pasien itu –Lee Seung Gi- tak menjawab. Ia masih hanyut menikmati udara segar di atap rumah sakit itu. Bukankah seharusnya ia menjalani CT scan pada jam itu?

"Kenapa kau tanya begitu?" Seung Gi kini mulai bicara. Hati kecilnnya mengisyaratkan bahwa dirinya dalam bahaya, namun, pikirannya meminta dirinya untuk bertahan sementara.

"26 tahun aku dihantui rasa bersalah di setiap detik kehidupanku. 26 tahun, aku meragukan diriku, meragukan kepantasanku menjadi perawat. 26 tahun aku berusaha menepis perasaan bersalahku, mencoba mengubur dan melupakan perbuatan jahat yang pernah kulakukan di masa lalu, tapi selamanya aku tak akan bisa."

Seung Gi terdiam. Otaknya menyatukan kepingan informasi dari Hyun Jin dan ucapan Suster Kim yang berdiri di sampingnya dengan terus menatap lurus. Pertanda bahaya dalam hati Seung Gi terus meronta, berusaha memengaruhi pikirannya untuk segera lari. Namun, Seung Gi masih ingin berada di tempat itu.

"Percayakah kau jika aku yang membunuh Han Nae Ri, ibu Bae Suzy, 26 tahun silam?"

Seung Gi menoleh ke arah Suster Kim, mencoba mencari kesungguhan dari ucapan Suster itu. Dan, Suster Kim memag bicara yang sebenarnya. Ia tidak bercanda sedikitpun.

"Aku mencampurkan obat tidur dosis tinggi dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga Han Nae Ri tertidur pulas selamanya, hingga detik ini. Meninggalkan seorang bayi cantik yang telah bertumbuh menjadi manajermu," Suster Kim tersenyum simpul saat mengingat Suzy yang telah tumbuh dewasa. "Setidaknya, aku merasa sedikit lega karena gadis itu bisa bertahan sejauh ini."

Suster Kim menarik napas panjang. Ia kembali melanjutkan bicaranya.

"Pagi tadi, Hye Jin meneleponku, memintaku untuk menyingkirkanmu dan sopirmu. Kau tahu? Rasanya seperti dejavu," Suster Kim tersenyum samar, "Perintah itu rasanya sama persis dengan perintahnya 26 tahun silam. Membunuh orang yang tidak bersalah apapun kepadaku. Bedanya, kali ini, bayaran yang ditawarkannya berkali-kali lipat lebih besar."

Wajah Seung Gi menegang. Tangannya mengepal erat. Bagaimana bisa orang-orang suruhan Hye Jin secara kebetulan berada di sekitarnya dan Suzy? Bahkan seorang kepala perawat pun menjadi kaki tangan wanita itu juga.

"Jadi, sekarang kau akan membunuhku?" tanya Seung Gi lirih. Suster Kim tertawa kecil.

"Jika yang berada di sampingmu ini adalah Kim Jae Hwa 26 tahun lalu, pasti saat ini kabar kematianmu sudah menyebar ke seluruh negeri."

You're All I Wanted (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang