Bagian 6

458 69 6
                                    

Belajar Terbiasa

Sinar bulan yang mulai terbit mengiringi cerahnya langit malam kala Suzy turun dari bus yang mengantarkannya ke halte. Suzy berjalan dengan penuh semangat menuju kedai kopi yang berjarak cukup jauh dari halte pemberhentiannya. Meskipun telah bekerja seharian, namun, ia senang dengan pekerjaan barunya. Hari pertama menjadi manajer Lee Seung Gi sungguh menyenangkan.

Malam itu, ia sengaja datang agak terlambat. Suzy berusaha menghindari Sung Jae karena masih kesulitan untuk bersikap seperti apa pada anak itu. Ia berharap, saat ia tiba, teman satu sifnya sudah datang dan Sung Jae telah pulang.

"Selamat malam," Suzy menyapa orang yang di dalam dengan ceria. Sejenak kemudian, ia tertegun melihat sesosok pria yang berdiri di belakang counter. Yook Sung Jae.

"Noona! Aku bertukar sif dan kembali ke sif lamaku agar bisa menemanimu," ucap Sung Jae riang.

Suzy masih terdiam di tempatnya berdiri. Ia tak tahu harus bersikap bagaimana, apalagi, Seung Gi akan datang ke kedainya malam ini. Sung Jae bertemu Seung Gi? Gempar sudah kedai kecil ini.

"Kau... bertukar sif lagi?" Suzy mencoba memastikan. Sung Jae mengangguk semangat.

"Sudah hampir tiga bulan kita bekerja dalam sif yang sama, akan sedikit sulit bagiku untuk beradaptasi dengan orang lain, jadi aku meminta untuk berganti sif. Lagipula, kita bekerja di sini hanya tinggal beberapa hari saja kan?" ucap Sung Jae.

"Ah, ya, kau benar," Suzy berkata lirih. Ia tersenyum kikuk. Sung Jae mengerutkan dahinya karena merasa Suzy agak canggung padanya.

"Ada apa? Kau tak senang satu sif lagi denganku?".

"Apa? Ah... bukan begitu. A... aku permisi ke belakang sebentar ya," Suzy menuju ke kamar mandi. Ia akan mencoba menghubungi Seung Gi agar tidak datang ke kedai kopi tempatnya bekerja itu.

Di kamar mandi, Suzy menelepon Seung Gi. Se Hyeong telah memmberinya nomor ponsel Seung Gi agar Suzy lebih mudah berkoordinasi dengan pria itu. Sesaat setelah nada sambung berbunyi, Seung Gi terdengar mengangkat panggilan Suzy.

"..."

"Halo, Seung Gi-ssi. Ini aku, Suzy."

"..."

"Bisakah kau menunda pergi ke kedaiku? Ada sesuatu yang tak terduga terjadi di sini."

"..."

"Apa? Kau sudah hampir sampai?"

Suzy menjauhkan ponselnya dan nyaris mengumpat namun ia berhasil menahannya. Ia menarik satu napas panjang dan kembali ke panggilan.

"Baiklah kalau begitu, berhati-hatilah. Sampai jumpa di kedai," tutup Suzy. Ia tidak tahu harus bagaimana selain menghadapinya dengan tenang.

"Ayo, Bae Suzy, ini bukan masalah rumit, kenapa kau begitu cemas?" ucap Suzy pada dirinya sendiri sembari menepuk-nepuk wajahnya.

***

"Selamat datang di Gwangseon Coffee... Omo, Lee Seung Gi?"

Sung Jae tampak membeku. Ia seperti bermimpi. Orang yang sangat diidolakannya benar-benar ada di hadapannya, tanpa banyak pengawal. Hanya bersama seorang pria yang tampaknya berusia tak terlalu jauh dari Seung Gi. Sung Jae hanya mengerjapkan matanya, tak percaya.

"Kau... Kau Lee Seung Gi, kan? Aku tidak salah melihat kan?"

Seung Gi melepas topi dan maskernya. Seulas senyum terbit di wajah tampannya, menimbulkan lesung pipi di bawah bibir sebelah kirinya. Sung Jae semakin melongo. Ia menutup mulut dengan kedua tangannya.

You're All I Wanted (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang