Bagian 16

429 61 32
                                    

Badai Kedua

Suzy melangkah masuk ke sebuah restoran mewah yang ditunjukkan oleh kliennya. Kliennya itu memberi satu petunjuk bahwa dia duduk di salah satu meja di dekat jendela. Di dalam, gadis itu mengedarkan pandangannya. Satu-satunya meja yang berada di dekat jendela yang terisi tepat beberapa meter dari tempatnya berdiri. Gadis itu membeku melihat siapa yang ada di sana.

Hye Jin.

Perempuan itu tersenyum kepadanya dan mengisyaratkan Suzy untuk duduk di depannya. Suzy menelan ludah perlahan. Dengan ragu, ia berjalan mendekati wanita itu dan duduk di hadapannya. Hye Jin memnggil pelayan untuk memesan.

"Kau mau pesan apa, Gadis Manis?"

Suzy tak menjawab, ia hanya menggeleng pelan. Dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya, Hye Jin memesan dua gelas smoothies untuk mereka berdua.

"Kenapa kau begitu tegang? Kau kan sedang bertemu klien, harusnya kau menyapanya dengan baik, bukan begitu?"

Suzy menatap wanita di depannya itu dengan kewaspadaan. Orang yang mengusik hidupnya bahkan sejk ia belum lahir tepat berada di depannya. Suzy tak tahu pasti bagaimana perasaan di hatinya, semuanya bercampur menjadi satu. Hye Jin menyatukan jari-jari lentiknya dengan tangan di atas meja. Tatapannya tak lepas dari Suzy.

"Kau pasti telah mendengar banyak rumor tentangku. Pasti bagimu aku ini orang jahat, iya kan?"

"Kenapa kau menyuruhku kemari?"

"Aku hanya ingin memastikan kalau kau baik-baik saja, tidak lebih."

Suzy menghela napas kesal. Ia harus menghadapi wanita di depannya ini dengan sabar. Gadis itu yakin ada sesuatu yang direncanakan oleh Hye Jin untuknya.

"Jangan berbasa-basi, Ahjumma. Katakan saja apa yang kau inginkan?"

Ucapan Suzy berhasil membuat Hye Jin membulatkan matanya dengan sempurna. Panggilan ahjumma benar-benar membuatnya kesal. Wanita itu menarik napas panjang dan kembali tersenyum. Pada saat yang sama, pesanannya diantarkan ke meja mereka. Setelah pesanan diletakkan di meja, Hye Jin kembali berbicara.

"Aku yakin kau sudah banyak tahu tentang aku, tentang masa laluku, tentang hubunganku dengan ibumu, bahkan tentang apa yang sedang kukejar saat ini, bukan? Yook Sung Jae, aigoo, kau punya mata-mata kecil yang hebat, Suzy-ah. Sayangnya, mata-matamu itu tak ada apa-apanya jika dibandingkan aku."

Rahang Suzy mengeras. Melihat reaksi Suzy, senyum Hye Jin semakin merekah.

"Jangan lakukan apapun pada Sung Jae! Dia tak punya salah apa-apa padamu!" ucap Suzy dengan nada mengancam. Hye Jin menyunggingkan senyumnya.

"Kau tak perlu mengkhawatirkan anak itu, Suzy-ah. Dia hanya sebutir debu bagiku, mudah bagiku menyingkirkannya," Hye Jin menatap Suzy tajam, "Kaulah bongkahan batu yang harus kusingkirkan jauh-jauh, atau, minimal, kukikis secara perlahan. Seberapa kuat pertahannmu kali ini, Sayang?"

"Kau ini bicara apa?" ucap Suzy sengit, "Terlalu berbelit-belit, aku tak bisa memahaminya," Suzy berkata ketus. Hye Jin tertawa kecil.

"Aigoo, garang sekali gadis manisku ini. Memang seharusnya aku sudah menyingkirkanmu dan ibumu sejak kau belum dilahirkan. Kalian sama-sama menyusahkan."

"Kenapa kau begitu takut menghadapi seorang anak sebatang kara ini, Ahjumma? Kau takut aku menemui ayahmu dan mengatakan semua kebusukanmu padanya?"

"Kau tak akan punya kesempatan untuk melakukan itu, Suzy-ah. Tak akan pernah," ucap Hye Jin dengan tatapan tajam.

Suzy mengalihkan pandangannya. Rasa marah telah meledak-ledak di dalam dadanya. Ia ingin mencabik-cabik wajah wanita di depannya itu. Susah payah, Suzy menahan semuanya. Ia tak boleh gegabah. Melakukan serangan lebih dulu sama sekali bukan seleranya.

You're All I Wanted (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang