Bagian 9

413 59 12
                                    

Rencana

Malam ini adalah malam kedua Se Hyeong berada di Jepang. Tidak banyak hal yang dilakukannya hari itu. Ia hanya berada di apartemen, mengistirahatkan diri, sembari menunggu kabar dari Suzy. Pagi tadi, ia sempat menelepon sang adik untuk menanyakan bagaimana kabarnya. Malam sebelumnya, Suzy bercerita panjang lebar tentang hari pertamanya bekerja tanpa campur tangan Se Hyeong sama sekali. Ia merasa senang karena Suzy merasa nyaman.

Saat Se Hyeong tengah menonton film melalui televisi di apartemen Hyun Jin, bel pintu apartemen itu berbunyi. Se Hyeong lekas menjeda kegiatannya dan berjalan menuju pintu. Tanpa memeriksa siapa yang datang, Se Hyeong langsung membukakan pintu. Ia menyangkan Hyun Jin yang datang untuk membicarakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Sayangnya, sosok yang berdiri di sana adalah Hye Jin bersama salah satu asistennya.

"Bolehkah aku masuk? Ada sesuatu yang perlu kubicarakan padamu," ucap Hye Jin sesaat setelah Se Hyeong menatapnya dengan penuh keterkejutan.

"Apa yang mau kau bicarakan?" tanya Se Hyeong tanpa mempersilakan wanita itu masuk. Hye Jin tersenyum tipis dan menyerobot masuk ke apartemen itu disusul oleh asistennya. Se Hyeong yang tidak menduga Hye Jin akan masuk begitu saja tak sempat menghadang wanita itu. ia langsung membuntutinya masuk.

Di dalam, Hye Jin telah duduk di sofa dengan santai. Ia bersikap seolah tempat itu adalah rumahnya. Sementara itu, asistennya berdiri dengan sopan di sebelahnya dengan membawa sebuah koper.

"Mi Ra-ya, letakkan koper itu di meja, kau bisa menunggu di bawah," Hye Jin berkata dengan nada diktaktornya. Asisten Hye Jin menuruti perintah sang majikan dan meninggalkan unit apartemen Se Hyeong. Se Hyeong menghela napas pelan melihat tingkah laku wanita itu.

"Menyenangkan sekali ya, memiliki seorang anjing penurut yang mau menuruti semua maumu," sindir Se Hyeong. Hye Jin tersenyum simpul.

"Kau pikir aku hanya memiliki satu anjing? Aku punya banyak dan di mana-mana, asal kau tahu saja," ucap Hye Jin remeh. Se Hyeong harus mewasdai wanita itu dengan beragam taktiknya.

"Duduklah, Se Hyeong-ah! Kalau kau berdiri terus, kau sama seperti anjingku."

Se Hyeong menatap wanita itu dengan tatapan sengit, namun, pada akhirnya duduk juga. Pria itu duduk di hadapan Hye Jin.

"Kemampuan bertahan hidupmu bagus juga ya? Tak kusangka kau bisa sejauh ini," ucap Hye Jin dengan remeh. Se Hyeong hanya tersenyum. Perang mental pun dimulai.

"Tentu saja, Nyonya. Aku banyak belajar banyak darimu," ucap Se Hyeong. Hye Jin tersenyum. Ia memandangi kuku-kuku tangannya yang bercat merah mengkilap sebelum akhirnya menatap Se Hyeong tajam.

"Kau tahu kan, aku bukan tipe orang yang bisa berbasa-basi? Sekarang, katakan padaku, apa sebenarnya maumu? Kenapa kau tiba-tiba datang ke Jepang?"

Se Hyeong tersenyum. Dendam yang telah lama disimpan dalam hatinya menguar kembali tanpa permisi. Ingin rasanya Se Hyeong meludahi wajah wanita tersebut saat itu juga.

"Di mana dua anak itu? Bukankah harusnya mereka ada di sini?"

Perlahan, Se Hyeong menutup telinga Suzy kecil yang tertidur lelap dengan kedua tangannya. Sekuat tenaga, ia menahan tangisnya yang hampir pecah. Bagaimana tidak? Ia baru mendapat panggilan telepon yang memberi kabar bahwa orang tuanya sekarang berada di rumah sakit karena mengalami kecelakaan. Belum reda rasa terkejutnya, ia sudah mendapat panggilan telepon dari seorang pria yang tak dikenalnya, meminta Se Hyeong dan Suzy untuk bersembunyi karena akan ada orang jahat yang datang dan mencari mereka. Beruntung sekali, Suzy tengah tertidur pulas kala itu. Jika tidak, anak itu pasti akan sibuk mencecarnya dengan pertanyaan atau malah menangis ketakutan.

You're All I Wanted (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang