Bagian 5

496 70 8
                                    

Pertemuan Pertama

Suzy berjalan dengan lunglai dari halte menuju ke rumahnya. Memang tak terlalu jauh, tapi, langkahnya terasa sangat berat. Ia tak menyangka jika sikap baiknya pada Sung Jae justru membuat anak itu memiliki perasaan untuknya. Ia bingung harus bersikap bagaimana pada anak itu. bahkan, selama menunggu bus, mereka didera badai keheningan yang belum pernah mereka alami sejak pertama kali bertemu. Suzy hanya mengucapkan salam pperpisahan saat bus menuju arah rumahnya tiba dan Sung Jae mengingatkannya untuk berhati-hati. Tidak ada pembicaraan apapun selain itu.

"Aku pulang!" sapa Suzy setelah berhasil masuk. Se Hyeong tampak sudah duduk manis di tempat makan.

"Ya, Suzy-ah, dari mana saja kau? Kenapa baru pulang? Kenapa kau tak mengabariku lagi ha?" berondong Se Hyeong. Suzy berjalan menuju tempat Se Hyeong berada dan duduk di kursi yang kosong.

"Jangan mengomel dulu, Oppa, aku mau bercerita banyak hal padamu," ucap Suzy. Ia menelungkupkan badannya di meja makan.

"Ceritalah, aku akan mendengarkanmu," ucap Se Hyeong. Suzy menarik napas panjang.

"Aku belum menceritakan ini padamu kemarin karena terlalu antuias bercerita soal perempuan tua itu. Mulai minggu depan, aku tidak akan bekerja lagi di kedai kopi itu lagi. Kedainya bangkrut dan pemiliknya memutuskan untuk menutupnya," Suzy mulai bercerita. Se Hyeong bersiap menanggapi namun Suzy sudah menahannya terlebih dahulu dengan jari telunjuknya.

"Aku awalnya bersedih soal itu, tapi, malam ini aku merasa bersyukur. Kau tahu, Oppa? Teman sifku, seorang anak lelaki yang baru saja lulus SMA dan akan kuliah mulai bulan depan, tiba-tiba mengatakan kalau dia menyukaiku! Aigoo, untung saja aku sudah berkata pada Hwa Sook untuk berganti sif selama aku training menjadi manajer Lee Seung Gi. Setidaknya aku tidak perlu bertemu dengannya untuk sementara waktu," cerocos Suzy panjang lebar.

"Ya! Kau panik hanya karena ada orang yang menyukaimu? Kau baru pertama kali mengalami ini?" sergah Se Hyeong. Suzy berdecak kesal.

"Aaaahh, kau sama sekali tidak mengerti. Dia ini baru saja lulus SMA. Lulus SMA, Oppa! Aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri, bahkan usia kami terpaut cukup jauh. Aku tidak tahu harus berbuat apa, Oppa! Hiihh," Suzy mulai merengek.

"Terlepas dari perkara usia, kau sendiri menyukainya atau tidak?" tanya Se Hyeong.

Suzy terdiam. Terlepas dari perkara usia, apakah ia menyukai Sung Jae? Ia bahkan sudah lupa bagaimana rasanya menyukai seseorang. Tapi, dalam lubuk hatinya yang terdalam, ia benar-benar sadar bahwa ia menyukai Sung Jae sebatas teman sif dan seorang adik, tidak lebih dari itu.

"Aku benar-benar hanya menganggapnya sebagai seorang adik, tidak lebih. Aku bahkan belum berpikir untuk menyukai seseorang," ucap gadis berambut cokelat itu.

"Berpikir untuk menyukai seseorang? Aigoo, ingat usiamu sudah hampir tiga puluh dan kau masih mengganggap untuk menyukai seseorang perlu dipikirkan lebih dulu? Suzy-ah, kalau kau memang menganggapnya sebagai adik, ya sudah, perlakukan saja sebagai adik. Lagi pula, hanya tinggal seminggu lagi kan? Bersikaplah seperti biasa, jangan berubah karena itu hanya akan semakin menyakitinya," nasihat Se Hyeong. Suzy terdiam. Kalimat terakhir kakaknya meyakinkannya untuk berbuat bagaimana bila harus bertemu Sung Jae lagi.

"Sudah kan? Tidak ada yang mau kau ceritakan lagi? Sekarang kau mandi, nanti aku akan menjelaskan tentang pekerjaan barumu," perintah Se Hyeong. Suzy mengangguk pasrah dan segera bangkit untuk mandi.

***

Keesokan harinya, Suzy bangun lebih awal dari biasanya. Ia sangat antusias dengan pekerjaan barunya karena setidaknya ia bisa menerapkan ilmu yang sejak lama dipelajarinya kali ini. Saking antusiasnya, ia bahkan memasak sarapan untuknya dan Se Hyeong. Biasanya, Se Hyeong yang memasak untuk mereka berdua, namun, kali ini, Suzy gantian ingin memberi kejutan pada sang kakak.

You're All I Wanted (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang