[BHPS;11] Eyes

13 0 0
                                    

FIRSTLY POSTED

BTS FANFICTION [GROUP FACEBOOK]

Kim Seokjin dan Jeon Jungkook

Horror || T || Ficlet

Don't be plagiat, it's really mine!
Hope you like it ^^

Note : Sumber ide ff ini dari cerita creepypaste. Saya tidak menyarankan readers untuk mengikuti apa yang ada di ff, karena saya tidak tahu apa ini real atau hoax. Walau penulis creepypaste ini mengatakan ini real.

"Dengan mata anak-anak yang kau miliki,

berhati-hatilah saat melihat ke belakang..."

.

.

.

"Hahahahaha...." Suara tawa riang itu membuatnya mengalihkan perhatian dari tugasnya sejenak. Melemparkan senyum kecil saat iris menangkap atensi anak laki-laki berusia 7 tahun yang tengah menonton acara kartun seekor kucing biru yang tengah mengejar seekor tikus.

Kembali memfokuskan diri pada lembaran kertas penuh coretan angka dan huruf  -sebut saja lembaran itu soal fisika. Tidak ingin mendapat nilai dibawah standar ia berusaha fokus sebelum suara lembut anak laki-laki yang sejak tadi menonton kartun itu mengintrupsi kegiatannya, "Kak Seokjin, aku haus ingin minum...."

"Kau bisa ambil sendirikan Jungkook-ah? Kakak sedang sibuk." Jawab Seokjin tanpa mengalihkan sedikit pun pandangan dari tugasnya.

"Tapi aku tidak bisa mengambilnya. Mejanya terlalu tinggi."

Seokjin melirik adiknya sebentar dan menggeleng, "Kau bisa ambil yang di kulkas. Tapi ingat ambil air putih bukan minuman yang lain."

Mendengus sebal akhirnya kaki kecil Jungkook beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke dapur sambil menghentak kaki kesal. Melihat tingkah adiknya Seokjin berusaha keras menahan tawa, dia tahu Jungkook itu cukup tinggi untuk mencapai meja makan jika tidak bisa dicapai maka tinggal naik ke atas kursi yang ada di sana. Adiknya yang menyerupai kelinci itu hanya terlalu malas untuk beranjak dari depan televisi dan kartunnya.

"Kak Seokjin...."

"Eum, eh! Ada apa Kook?" Seokjin cukup kaget menemukan adiknya sudah berdiri di depannya sambil memegang sebotol air. Raut wajah adiknya sedikit pucat dengan tangan yang tampak gemetaran.

"Ada orang di bawah meja makan kak...."

Seokjin terdiam tidak berkomentar apa pun lalu menghela nafas panjang. Ujung matanya melirik pada jam dinding yang tertempel, jarum jam menunjukkan pukul setengah sepuluh. Sudah lewat waktu tidur Jungkook ternyata, "Pergilah tidur Kook-ah, jika ayah tahu kau akan dimarahi."

"Tapi kak, aku ta-"

"Aku akan menemanimu." Seokjin memutuskan menutup buku tugasnya dan merapikannya. Menghela nafas kembali lalu menggandeng tangan adiknya ke kamar berusaha tidak peduli akan ocehan Jungkook tentang orang yang berada di bawah meja makan.

Karena ia tahu semua itu hanyalah ilusi Jungkook.

.

.

.

Pemuda tampan itu menghela nafas lelah dan mendudukkan diri pada pinggir ranjang. Menatap jam weker yang berada di nakas yang menunjukkan pukul sebelas malam. Hampir tengah malam, sebaiknya ia beristirahat di kamarnya dan bangun pagi-pagi untuk menyelesaikan sisa tugasnya. Namun saat irisnya melihat wajah tertidur anak laki-laki di sampingnya, perkataan terakhir anak itu terngiang di benaknya.

'Kakak selalu mengatakan itu halusinasiku tapi aku tidak berhalusinasi kak! Aku melihatnya. Aku melihat semua itu kak! Hiks....hiks.... aku takut kak!'

Seokjin kembali menghela nafas. Menenangkan Jungkook cukup menguras tenaga, ia terus menangis dan meminta agar Seokjin terus disampingnya karena ia takut. Mau tidak mau Seokjin harus menurutinya. Tapi dirinya pernah membaca artikel yang mengatakan bahwa anak-anak lebih peka dari pada orang dewasa, mata yang mereka miliki berbeda.

Bahkan temannya pernah mengatakan jika Jungkook memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal di luar nalar pikiran. Orang lain memanggil Jungkook itu indigo, namun bagi Seokjin segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia lain itu tidak nyata. Semuanya hanyalah karangan fiktif yang direkayasa sedemikian rupa agar orang yang mendengarnya hanyut dalam sensasi ketakutan yang tidak terbayangkan.

"Memangnya hantu itu ada?" Gumam Seokjin.

Ia menegakkan tubuhnya menatap seluruh penjuru kamar Jungkook. Tiba-tiba ia kembali teringat perkataan temannya yang mengatakan tentang mata anak-anak yang lebih peka terhadap sesuatu. Bahkan temannya itu memberitahu Seokjin cara untuk mendapatkan mata anak-anak walau hanya sebentar yaitu sekitar 3 menit.

"Mata yang mampu melihat hantu ya?"

Selanjutnya entah dorongan darimana, Seokjin menutup mata dan menaruh kedua jari telunjuknya didepan kedua matanya. Menggerakkan jarinya memutar searah jarum jam sebanyak 3 kali, setelahnya ia meletakkan kedua telunjuknya dibawah mata tepat di mana kantung air mata berada. Lalu membawa jarinya turun perlahan menuju kebawah dagu.

Ia menelan salivanya gugup dan perlahan membuka mata. Perlahan menyapukan pandangan ke penjuru kamar Jungkook dan tidak menemukan apa pun.

"Sial, mau saja aku percaya pada hal seperti itu...." Ia terkekeh geli akan diri sendiri yang percaya pada hal seperti itu.

"Kak..."

Seokjin segera berbalik ketika merasa tarikan pelan pada kaos yang ia kenakan serta lirihan Jungkook, "Iya? Kau terbangun ya Jung.... Kook..."

Lidah Seokjin kelu ketika ia berbalik ke belakang. Kini yang dia lihat bukan hanya ekspresi Jungkook yang melotot ketakutan akibat bekapan pada mulutnya tapi ia juga dapat melihat sosok yang membekap mulut adiknya agar tidak berteriak.

Makhluk dengan wajah rusak, bermata merah menyala dengan tulang yang tampak menembus kulitnya dan darah yang mengalir dari luka-lukanya. Seharusnya Seokjin tidak mencoba untuk mendapatkan mata seperti Jungkook karena kini dia tahu bagaimana ketakutan yang dirasakan adiknya ketika melihat 'mereka'.

"Kau...bisa melihatku...juga ya?"

_THE END_

SPOOKY STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang