Firstly Published :
BTS Fanfiction Indonesia [Grup Facebook]
Kim Seokjin || Horror || T+ || Ficlet || 641 words
Don't be plagiat, it's really mine! Hope you like it <3
"Daripada kau mati karena penasaran.
Lebih baik kau mati setelah mengetahui misteri sebenarnya tentangku."
.
.
.
Entah sudah yang keberapa kalinya Seokjin tidak bisa tidur nyenyak setiap malamnya. Tiap tengah malam ia akan terbangun dari tidurnya karena sebuah mimpi aneh yang belakangan terus menghantuinya. Entah apa yang telah ia perbuat hingga mimpi itu selalu datang.
"Ini sudah bukan Halloween, tapi kenapa aku bermimpi seperti itu?" Seokjin mengacak rambutnya dan terkekeh. Menertawai dirinya yang percaya akan hal-hal diluar nalar tersebut. Seokjin menarik laci meja disamping tempat tidurnya, menemukan sebuah lilin merah cukup besar. Ia tersenyum kemudian bangkit dan berjalan ke dapur mencari sebuah pematik.
Apa yang akan kau lakukan, Seokjin? Mencoba sebuah 'permainan'?
Laki-laki bersurai merah gelap itu menatap pintu kamar mandinya ragu. Terbesit rasa takut namun entah apa yang mempengaruhinya hingga melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi. Kini ia berdiri di depan cermin dengan sebuah lilin merah ditangan kirinya, senyum dengan sedikit dipaksa disunggingkan untuk menutupi rasa takutnya saat ini. Baginya bermain dengan arwah bukanlah hal yang bisa dianggap remeh atau candaan.
"Daripada aku mati karena penasaran. Lebih baik aku mati setelah mengetahui misteri sebenarnya tentang permainan ini."
Lilin merah itu menyala saat pematik telah ia nyalakan beberapa saat lalu, dengan tenang Seokjin menatap cermin sementara tangan kanannya ia gunakan untuk mengusap permukaan cermin dan tangan kirinya memegang lilin merah.
"Bloody Mary, Bloody Mary, Bloody Mary. I believe in Bloody Mary..." ucapnya setengah berbisik, tidak ada hal yang aneh dari cermin itu. Seokjin mencoba sekali lagi mengucapkan kata-kata yang sama namun cermin itu hanya bergetar pelan.
Diulangnya sekali lagi kalimat itu dan sebuah getaran terjadi pada cermin yang disentuhnya. Seokjin mundur beberapa langkah, nafasnya memburu dan jantungnya berdetak cepat saat ketakutan mulai menguasai dirinya kala cermin dihadapannya mengeluarkan cahaya. Ingin rasanya ia berteriak namun suaranya seolah tersendat ditenggorokannya. Terlebih lagi ketika ia mendengar pintu kamar mandi terkunci secara otomatis.
"M-mary..? A..aku ingin tahu siapa jodohku kelak?" Ia mulai bertanya walau tergagap.
Dalam hitungan detik seorang gadis cantik terpantul dari bayangan cermin. Seokjin sedikit terperanjat dan tersenyum simpul, "Apakah ia jodohku kelak?"
"Ya! Dia adalah jodohmu.." Suara gadis yang ia yakini Bloody Mary terdengar berbisik.
"Siapa dia? Ba..bagaimana aku bisa bertemu dengan dia?"
"Dia adalah Mary. Mary Worth."
"Apa?"
Seketika pantulan gadis cantik itu berubah menjadi gadis dengan wajah yang menyeramkan yang hampir seluruh wajahnya hancur.
"Huaaaaaa! Pergi Kau!" teriak Seokjin saat itu. Ia melempar lilin yang ia bawa kearah cermin. Kini kegelapan dan ketakutan yang dirasakan, nafasnya mulai memburu. Apa yang harus ia lakukan sekarang?
*PYARRR....
Cermin itu retak dengan sendirinya, Bloody Mary atau Mary Worth perlahan keluar dari dalam cermin. Tidak ada yang dapat dilakukan Seokjin, bibirnya terasa kaku hanya sekedar berteriak begitu juga dengan kakinya.
"Aku adalah jodohmu, satu-satunya hal yang bisa kau lakukan adalah bersamaku. Kau harus mati dan menemaniku.."
"Tidak! Aku bukan orang yang kau cari!"
"Kau memanggilku, kau yang menyelamatkanku dari ratusan tahun berada dicermin. Kau harus bersamaku sayang...."
"Tidak! Aku, Arrgghhh!" Teriakannya kembali terdengar. Dalam kedipan mata Mary Worth telah mencabik wajahnya dan membekap mulutnya, kukunya yang panjang telah tertancap kedalam bola mata Seokjin mencongkelnya keluar sambil tersenyum sadis.
Ia menancapkan kukunya sampai pangkal jari manisnya menjadikan bola mata itu itu sebuah cincin, "Aku menyukai cincin ini...."
Seokjin hanya memejamkan sebelah matanya yang telah tercongkel. Menahan seluruh sakit yang dirasakan, detik-detik menuju kematiannya ditangan Mary Worth.
"Nikmatilah dan ikutlah bersamaku kedalam cermin."
"Arrghhh!!!" Mary Worth mencabik tubuh milik Seokjin dengan kuku panjangnya sekali lagi dengan senyum sadis mengerikan itu adalah mimpi buruk bagi Seokjin.
"Daripada kau mati karena penasaran. Lebih baik kau mati setelah mengetahui misteri sebenarnya tentangku bukan?" Gumamnya saat ia yakin jantung Seokjin tidak berdetak lagi.
-THE END-

KAMU SEDANG MEMBACA
SPOOKY STORIES
HororSaat keheningan menyelimutimu, jangan pernah berpikir kamu sendirian. Lihat baik-baik dengan sepasang matamu dan pasang baik-baik telingamu ketika membaca cerita ini. Semakin lama, akan terasa semakin merinding. Kumpulan cerita yang akan membuat kam...