Ayam Geprek.

328 44 14
                                    

Happy reading, peepz!

Instagram: wattsaulia

Abie membuka gerbang rumahnya sembari mendengarkan lagu yang kalau kata Nadine merupakan hime-hime. Tentu, dengan earphone yang menyumbat telinganya tak kenal lelah.

Apa Abie tak takut pendengarannya terganggu karena terlalu sering menggunakan earphone?

“Assalamualaikum!” Oh, ternyata cowok itu masih ingat untuk mengucapkan salam sebelum masuk kedalam rumah.

“Waalaikumsalam.” Terdengar sautan dari dalam rumah. Itu adik Abie, Ray.

Ray sedang asyik memainkan game online di ponselnya. Baik adik maupun kakak, sama-sama suka bermain game.

Abie mendecak kesal melihat adiknya yang hanya terbaring diranjang dengan ponsel di tangannya. “Kerjain PR!” celetuk Abie sambil membereskan tasnya kedalam lemari.

“Iya, nanti habis maghrib,” jawab Ray tanpa menoleh.

“Main hape mulu, juling matanya nanti.”

“Abang juga.”

Satu sama.

“Yeh, dibilangin malah ngejawab!” maki Abie.

“Mama mana?”

“Nggak tau, paling ada di dapur.”

Cowok itu berjalan keluar kamar, lalu pergi ke dapur.  Ia membuka tudung saji diatas meja makan.

Tak ada apa-apa.

“Eh, udah pulang. Cari apa?” tanya Mama Abie yang baru keluar dari kamar mandi.

Abie menyalami tangan Mamanya. “Mama nggak masak?” tanyanya.

“Tadi masak telur sih, cuma udah diabisin sama Ray.”

Adik laknat.

“Yah aku laper, mau makan,” rengek Abie sambil memegang perutnya yang kelaparan.

“Ya sudah, beli ayam geprek didepan aja, sana.” Mama Abie lalu mengambil dompetnya kemudian memberikan Abie beberapa lembar uang.

“Ayam dadanya empat, sambelnya pisahin.”

“Mau sate usus satu ya, Ma?” pinta Abie.

“Iya, beli empat.”

o0o

Abie berjalan santai menuju kedai dekat rumahnya yang menjual ayam geprek. Kali ini, ia tak memakai earphonenya.

Karena ia lupa. Sudah setengah jalan dan Abie malas kembali kerumah lagi.

“DOR!”

ANJIR!”

Abie menoleh, mendapati Ocha dengan wajah tak bersalahnya yang ingin sekali Abie cakar-cakar.

The Seken One (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang