Penghujung Kisah

344 40 8
                                    

Selamat malam dan selamat membaca!

Seorang perempuan dengan pakaian hitam formal yang membalut tubuhnya tengah terlihat kebingungan di pinggir jalan raya. Ia sedang memperhatikan ban motornya yang nampaknya bocor.

"Perasaan baru gue servis kemarin, kenapa sekarang udah bocor lagi sih?" katanya dengan wajah murung. Perempuan itu beralih membuka tasnya, mengambil ponsel yang ia taruh disana dan menelepon seseorang.

"Halo, Zan, ban motor gue bocor nih, kayaknya gue talat dikit deh," kata perempuan itu sembari mengecek keadaan di sekitar, siapa tahu ada bengkel yang bisa ia datangi.

"Memangnya lo lagi dimana, Ocha?"

"Duh nggak tau deh gue ini namanya jalan apa. Ya udah, pokoknya bilangin yang lain gue telat bentar." Perempuan yang bernama Ocha itu tampak menengok ke kanan dan kiri, melihat apakah ada bengkel di jalan itu.

"Permisi Pak, saya mau tanya, di sekitar sini ada bengkel nggak ya?" tanya Ocha pada bapak-bapak tua yang tak sengaja lewat di sampingnya.

"Ada Mba, lurus aja kesana, nanti ketemu bengkel besar," jawab Bapak tua itu.

"Oh ya, makasih banyak Pak." Ocha kembali mendorong motornya menuju tempat yang diarahkan oleh Bapak tua tadi.

Setelah sejauh kira-kira 500meter ia mendorong motornya, akhirnya Ocha melihat sebuah bengkel besar yang ada di pinggir jalan. Bengkel itu nampak seperti bukan bengkel sangking besarnya.

"Bengkel gede begini biasanya mahal, nih," gumam Ocha sambil memperhatikan bengkel yang sekarang sudah ada di depan matanya.

"Bodo amat deh ah, daripada gue dorong motor lagi." Akhirnya, Ocha memutuskan untuk masuk ke bengkel itu. Di dalam bengkel, Ocha dibuat takjub dengan isinya. Di dinding, terdapat banyak sekali peralatan seputar perbengkelan yang di pajang dengan sangat rapi. Di sana juga terpajang tulisan 'Adama Bengkel' yang sepertinya merupakan nama bengkel itu. Dan ya, sesuai dugaan Ocha, tempat satu itu dijadikan objek berfoto oleh beberapa orang.

Ah, Ocha jadi yakin beberapa orang pasti datang kesini hanya untuk berfoto.

"Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" Ocha hampir saja melompat kaget, untung saja dia jago dalam hal mengendalikan ekspresi.

"Ini Mas, motor saya bannya bocor, mau tambel bisa?"

"Bisa Mbak, motornya silahkan taruh disana aja ya, Mbaknya bisa duduk disana," kata Mas-Mas yang sepertinya merupakan pegawai bengkel sembari menunjuk tempat untuk duduk dan juga tempat untuk menaruh motornya.

"Ah ya, Mas, disini ada supermarket nggak ya?" tanya Ocha sesaat sebelum Mas-Mas tadi pergi.

"Ada, Mbak. Supermarket bengkel ada di sebelah sana, ya," jawab Mas-Mas itu ramah.

"Makasih."

Ocha segera menaruh motornya ke tempat yang disediakan dan berjalan menuju supermarket untuk membeli minum. Gila saja, ia mendorong motornya dengan jarak hampir 500meter, untung saja Ocha pernah mengikuti ekskul pencak silat di sekolahnya dulu, jadi kakinya sudah tak kaget lagi jika disuruh untuk beraktivitas lebih.

Ocha berjalan masuk ke supermarket bengkel itu, kemudian mengambil satu minuman dingin dan berjalan menuju kasir untuk membayar minumannya.

"Ini aja, Mbak?" tanya penjaga kasir.

"Iya Mas, eh sama-"

Sebentar.

Sepertinya Ocha mengenali suara itu. Ocha mengangkat kepalanya, lalu memperhatikan wajah penjaga kasir yang sepertinya tak asing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Seken One (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang