-Prolog.

3.1K 142 8
                                    

"Assalamualaikum." Suara Putra menggelegar diseluruh penjuru ruangan.

"Waalaikumsalam," Dari delapan orang yang sedang mendiami ruangan itu, hanya Zanna yang menjawab salam.

"Tumben telat, mulung dulu lo?" Itu, Ocha.

"Tumben Assalamualaikum, abis kena siraman rohani lo?" Kali ini, Resti.

"Bacot lo Cha, mending move on dulu sana baru ngomong." Balas Putra nggak mau kalah.

"Loh? Neng Ocha belom move on? Mending sini sama abang Agung yang ganteng-nya melebihin Park Chanyeol." Itu suara Agung. Playboy cap badak yang punya lebih dari 5 mantan pacar. Kalau tidak salah.

"Eh, enak aja. Chanyeol gue lebih ganteng kemana-mana. Muka lo kayak batu kali ciliwung aja pake disama-samain sama jodoh gue. Nggak level." Bela Nadine, pencinta oppa-oppa Korea garis keras.

"Mending kalian semua jawab salam-nya Putra dulu deh. Kata Rasulullah, menjawab salam itu hukum-nya-

"Hukum-nya wajib, Zanna." Ucap semua-nya serentak sudah hafal dengan perkataan Zanna.

"Nah, tuh tau. Ya jawab dong." Ucap Zanna sambil kembali mengerjakan soal yang diberi guru les mereka, Bu Rini.

"Woi Rama, diem-diem bae. Cepirit ya lo?" Ucap Putra sambil berjalan menuju kursi-nya. Dan hanya dibalas tatapan sengit dari Rama yang sedang dalam mode serius.

"Subete o ushinau koto de ima sukueru inochi ga aru no nara
Yorokonde zenbu o ageru yo
Kono kimoch-aduh anjir siapa yang lempar?" Suara merdu Abie terpotong setelah sebuah gumpalan kertas mendarat di kepalanya.

"Gue yang lempar. Mau apa lo?!" Ucap Resti yang sudah kesal karena Abie nggak berhenti nyanyi lagu yang lirik-nya sama sekali nggak ada yang ngerti.

"Lo nyanyi apaan sih Bie? Kimochi kimochi nggak pernah jelas. Mending lo pada solawat-an." Celetuk Zanna.

"Apaan sih? Ini lagu bagus. Lo liat aja di google, judulnya blue encount. Nggak ngerti seni lo!" Bela Abie.

"Mending denger lagu-nya EXO yang baru, daripada hime-hime nggak jelas. Alay." Kata Nadine sambil mengerjakan soal.

"Aduh, apaan sih Bie?!" Lanjut Nadine kesal setelah sebuah gulungan kertas mendarat mulus dikepalanya.

"Awas lo ya," Nadine kembali melempar kertas, tapi ia salah sasaran dan malah mengenai kepala Agung.

"Aduh, apaan sih Nad? Kok jadi gue yang kena?" Gerutu Agung.

Agung melempar kertas tadi dan mengenai kepala Resti.

"Ah elah Agung mah, sakit!" Ucap Resti sambil mengelus kepala-nya.

Dan terjadilah aksi lempar-melempar di ruangan belajar itu.

Sampai akhirnya-

Plak!

Gulungan kertas yang dilempar Resti tepat mengenai kepala Rama.

"Sekali lagi lempar-lemparan, gue keluar." Ucap Rama sambil memungut kertas tadi dan membuang-nya ke tong sampah.

Setelah itu, nggak ada yang berani berkutik lagi setelah Rama menghunuskan logat khas-nya yang dingin.

"Eh, pungut lagi kertas-nya. Lumayan, buat modal ngasih surat ke pacar-pacar gue." Ucap Agung berbisik-bisik.

"AGUNG BEGO!"

Sedikit cerita dari mereka yang menamakan diri dengan sebutan 'seken'.

➖➖➖

The Seken One adalah cerita kedua saya.

Based on the true story.

Jangan lupa vote dan comment.

The Seken One (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang