Tiga belas

311 18 0
                                        

Dengan senyuman cerah Sya mengangkat buku tabungannya ada 8 angka di total saldonya paling akhir.

Sya benar benar bersyukur karena setidaknya untuk sementara dia bisa sedikit santai, Sya bukanlah orang yang boros jadi uang nya bisa dihemat sedemikian rupa sehingga dia tidak perlu terburu-buru untuk bekerja lagi.

Dia butuh waktu untuk dirinya sendiri setidaknya begitulah.

Dengan senyum yang cerah Sya mulai mengolah bahan bahan mentah didepannya untuk dijadikan santapan lezat, Rey akan kemari dan tentu saja Sya akan menyambutnya dengan baik setidaknya sebagai bentuk terimakasih karena telah mengurusnya begitu baik kemarin.

Untuk pertama kalinya disaat terburuk nya ada seseorang yang memeluknya dan menghiburnya dengan kata kata yang menenangkan. Meskipun Sya tidak berharap banyak dia hanya ingin memperlakukan Rey dengan baik.

Saat sibuk menata makanan di meja Rey datang dengan ransel di bahunya

"Whoaaa kamu lebih cantik kalo sering senyum gini" ucapnya sembari mengelus rambut Sya

" Udah cantik dari dulu" jawab Sya , Rey terkekeh Sya terlihat berbeda hari ini, dia lebih banyak tersenyum dan lagi dia bahkan terlihat begitu percaya diri didepannya hari ini.

"Aku senang kalo kamu senang " ucap Rey dengan senyum terbaiknya.

" Hehe jadi mau makan apa biar aku ambilin? " Jawab Sya

Rey pun memperhatikan meja makan didepannya sedangkan Sya sudah mengambil piring dan menyendok kan nasi ke piring untuk Rey

" Emmm mau ..." Oke apa cuma Sya yang berfikir Rey terlalu serius sekarang
Namun dengan sabar Sya menunggu jawaban Rey Yang seolah sengaja berlama-lama.

"Rey disini cuma ada ayam kecap, mie goreng, sup sayur sama ikan bakar masa kamu mikir sampe segitunya si.. " ucap Sya kesal yang disusul tawa renyah Rey, ekspresi Sya yang berubah ubah seperti hiburan tersendiri baginya..

" Hussh cantik ngga boleh marah marah dong" dengan lembut Rey menyelipkan rambut Sya yang jatuh ke belakang telinganya..

Cantik...

"Jadi nya mau makan apa nih? " Ucap Sya setengah kesal ,

" Hmmm mau.... " Dengan sengaja Rey manggantung ucapannya dan mendekat ke arah Sya " mau morning kiss dulu"   dengan cepat Rey memeluk Sya dan mencium bibirnya lembut..
Dengan wajah memerah Sya mendorong Rey yang menahan tubuhnya dalam pelukan dan ciuman Rey , Sya kehabisan nafas sedangkan Rey masih melumat bibirnya . 

" Rey aku ngga bisa nafas Rey "
Sungut nya

"Oke sekarang makan ya,. "
Ucap Rey lembut setelah mengambilkan makanan untuk Sya dengan senyum bahagia.

***

Meringankan hati.
Itulah yang Sya lakukan setidaknya beberapa menit terakhir. Dia ingin berdamai dengan masalalunya, bagaimanapun dia tidak akan bisa merubah apa yang sudah terjadi yang harus dia lakukan sekarang hanyalah memperbaiki dirinya untuk kesekian kalinya.

Masalah apapun itu kita hanya perlu berdamai dengan takdir bukan?
Karena menangis hanya akan membuatmu mengingat hal hal menyakitkan lainnya, Karena itu tersenyumlah . .

Drrtttttt....drrtttttt...

" Hallo..."

" Hallo sayang.., lagi ngapain"  ucap Rey diseberang sana

" Lagi di luar, kenapa Rey? " Jawabnya

"Temenin aku bikin tugas, aku sendirian di perpustakaan kampus sepi banget, jangan matiin telfonnya ya, aku masih pengen denger suara kamu" salahkan hatinya yang lemah, karena entah kenapa Sya merasa bahagia dengan kata kata manis dari seorang  bernama Alrey Harsyi itu.

"Kalau kita telponan terus bisa bisa tugas kamu ngga selesai Rey "
Jawab Keisya sekenanya.

"Pasti selesai Sya, kan aku nya sambil ngerjain " .." ooh iya kamu di luar dimana? Ngapain disana ?" Tanya Rey.

" Di taman waktu itu, yang Deket kontrakan, humm lagi mikir aja si" jawabnya bingung.

" Aku otw ya, jangan kemana-mana, "
Biipp..

Hahhhh...
Yakin ini Rey ? Kenapa jadi seenaknya nelfon, seenak nya matiin gini..dan Sya tentu saja bengong dengan tingkah aneh Rey itu.

Dan Rey benar benar menyusul nya ternyata. Dengan wajah suntuk, ransel yang menggantung di sebelah bahunya, rambut acak-acakan yang pasti tetap ganteng luar biasa, oke setidaknya menurut Sya.

"Kamu ngapain kesini? Katanya ada tugas, kenapa kek orang pusing gitu sih? Hmmm"  ucap Sya lembut

" Ngga apa-apa, capek aja tadi banyak tugas, pulang sekarang ya .. aku pengen istirahat " jawab Rey sayu...
Memang Senin selalu jadi hari yang sibuk untuknya, jadwal kuliah dari pagi sampai jam 3 sore dengan dosen yang suka ngasih tugas tanpa mikir.
Hari yang benar-benar melelahkan baginya.

Rey menggenggam tangan Sya kemobilnya, laku melajukan mobilnya ke rumah kecil yang terasa begitu nyaman untuknya..apa lagi kalau bukan kontrakan kecil Keisya
.

Sya terkekeh melihat tingkah tak biasa Rey yang makin menjadi luar biasa saat ini. Bagaimana tidak setelah menarik Sya turun dari mobil mereka langsung masuk kerumah Sya, Rey  membuka sepatu nya dan bahkan membukakan sepatu yang dipakai Keisya, menariknya lagi ke dalam rumah, bahkan menyuruhnya duduk di tikar kecil didepan televisi.

Ditengah kebingungannya Keisya malah melihat Rey yang begitu santai melemparkan ranselnya ke sembarang arah, membuka jaket denim nya dan menyampirkannya di kursi, dan tidur dengan santainya di paha Keisya yang selonjoran  sembari memeluk nya.

" Rey mending kamu tidur di kamar aja ya, biar lebih nyaman juga" bujuk Sya menatap mata Rey yang terpejam

" Ngga mau"  jawab Rey semakin merapatkan kepalanya ke perut keisya

Hampir 3 tahun mereka tidak bertemu, banyak hal yang berubah, baik itu pada dirinya sendiri maupun pada Rey tapi apapun itu Sya selalu merasa bersyukur setidaknya mereka kembali di pertemukan, meski bagaimanapun akhir dari kisah mereka yang belum usai Sya tetap bersyukur memiliki Rey disisinya setidaknya untuk saat ini. Dan menghadapi tingkah Rey yang kadang serius, kadang emosian dan terkadang begitu manja padanya selalu membuatnya senang.

"Rey... Lapar ngga? "

"Lapar"

"Ya udah aku masakin dulu ya"

" Ngga usah disini aja, jangan kemana-mana" jawab Rey posesif hey Sya cuma kedapur kenapa Rey jadi manja begini?

"Manjaaa ih. " Ucap Sya namun Rey hanya diam, oke anggap saja Rey badmood setidaknya begitulah pikir  Keisya.

"Aku senang kalo kamu nyisirin rambut aku gitu" ucap Rey tiba tiba saat Sya membelai rambut Rey yang menurut Sya sudah tidur..

"Aku pikir kamu udah tidur"jawab Sya dengan tatapan lembutnya. Merasakan rambut Rey di antara jemarinya dan mengusap dahinya Rey yang mengerut.

" Aku ngga tidur, cuma pengen mejam aja, capek banget dari tadi bikin tugas, laporan, resume didepan komputer semua, pusing jadinya mata aku juga kering gitu kelamaan didepan komputer" adu nya sembari menutup mata nya dengan tangan Keisya. "Silau"

" Kan matanya udah mejam masa masih silau si? " Ucap Keisya terkekeh

"Masih " jawabnya..

"Sya..." 
"Hmmm? "

" Aku bakalan selalu berusaha untuk menghargai kamu Sya, dalam hal apapun aku akan berusaha untuk memprioritaskan kamu. Ada disaat senang ataupun tidak. Melihat kamu tersenyum setiap harinya... Dan selalu ada untuk kamu kapanpun itu..
Yang paling penting aku selalu berdoa untuk bisa sama kamu terus.. dan mencintai kamu di setiap detiknya... Sya bantu aku ya... Bantu aku untuk berjuang bersama agar setidaknya hubungan kita lebih kuat dari yang sebelumnya " ucap Rey tulus menatap manik coklat milik Sya yang nampak buram .. ya setidaknya kali ini air mata bahagia yang dengan sigap di hapus Rey dengan jemarinya.

"Aku mau.." jawab Sya sembari memeluk Rey ..

I'am Not A VirginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang