Fall In Love [Eunkook & Taerin] ✔

08. Bukan Adik Lagi

Happy reading!

***

Vino
Rin, hari sabtu free gak?

Rina
Kayaknya free
Rina
Memangnya kenapa?

"Ini beneran gua harus ngomong?" Vino sedikit ragu melakukan usul dari Jeka, yaitu mengajak Rina pergi ke pesta pernikahan kakak sepupunya.

Kakak sepupu Vino dan Jeka bernama Jinando, Sabtu ini akan melangsungkan pernikahan bersama kekasihnya.

"Mas bro gak inget janji pas terakhir kali ketemu sama Bang Jinan?" tanya Jeka.

Terakhir ketemu sama lelaki yang sering dipanggil Jinan itu sekitar setahun yang lalu, karena Jinan ikut sama calon istrinya tinggal di negeri gingseng---Korea Selatan. Iya, calon istrinya Jinan orang Korea, namanya Sowon. Tapi dia punya nama Indonesia yang dikasih sama Jinan, namanya Wonna.

Jinan pernah bilang kalau mereka semua ketemuan lagi, Vino harus udah bawa gandengan, alias pacar. Dan bodohnya, waktu itu Vino mengiyakan keinginan kakak sepupunya.

Vino kira, cari pacar itu semudah mencari upil yang nyempil di lubang hidung seseorang.

"Kalo Rina gak mau jadi pacar pura-pura gua, gimana?"

"Ya, lo minta tolong sama temen yang lain," balas Jeka dengan nyebelin. "Memangnya temen lo cuma Rina doang, hah?"

"Oh, atau mau gua cariin cewek pake aplikasi tinder?" tanya Jeka menawarkan, "Siapa sih yang gak mau sama lo. Ganteng, bermodal, terkenal, cuma sayang aja nyebelin."

"Heh, gak punya kaca lo?"

"Dih, gedek gua sama lo," sahut Jeka lagi, "Sini, gua aja yang ngomong sama Rina."

Vino
Telpon aja, gimana?
Vino
Lagi sibuk gak?

Rina
Paling cuma bisa 15 menit, kalo
lo mau

Jeka memang definisi adik kurang hajar. Dia langsung menelpon Rina ketika perempuan itu memberikan lampu hijau.

"Nih, ngomong sama Rina."

"Anjing, ngapain lo telpon di---"

"Halo?" Suara Rina terdengar, membuat Vino panik setengah mati. Sementara pelaku yang menelpon kini cekikikan tanpa suara melihat ekspresi kakaknya. "Kenapa, No?"

"Eh? Hm ... lagi sibuk, gak?" tanya Vino basa-basi.

"Dih, mata lo buta?" balas Rina sembari terkekeh pelan. "Kan gua udah bilang di chat, cuma bisa lima belas menit. Gimana sih?"

Vino mengepalkan tangannya di depan wajah Jeka, tanda jika ia kesal. "Sorry, tadi lagi gak fokus. Gua mau ngomong sesuatu, tapi ... jangan marah, ya?"

"Tergantung, pembicaraan lo tentang apa."

"Jadi gini ..."--Vino menggigit bibir bawah sembari menatap Jeka memelas, seperti hendak meminta bantuan--"... kakak sepupu gua mau nikah, acaranya Sabtu ini."