17. Perempuan Pertama

1.5K 284 135
                                    

Notes:
Editan Taerin, cacat tapi gapapa aku post aja /aku ga pro edit, maap

Notes:Editan Taerin, cacat tapi gapapa aku post aja /aku ga pro edit, maap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

***

Masalah Rina ternyata sudah sampai di telinga saudara-saudara Vino lainnya. Mereka turut prihatin, karena setahu mereka Rina merupakan kekasih dari Vino, yang dikenalkannya saat pernikahan Jinan.

Kak Jinan mengatakan jika Sowon, istrinya, memiliki kenalan seorang detektif handal. Dia berasal dari Korea Selatan, teman lama Sowon.

Sowon yang sudah mengerti ini permasalahannya, memberitahukan kepada teman lamanya dalam bahasa korea. Temannya juga sudah mengerti, besok dia akan datang ke Indonesia dan membantu menyelidiki kasus ini.

Yeonjun sudah kembali ke Korea beberapa hari yang lalu, tentunya dia nggak lupa untuk berpamitan dengan Una.

Pagi ini, polisi akan melanjutkan penyelidikan. Mereka akan masuk ke gedung mall yang terbakar, untuk mencari beberapa bukti. Rina, Vino, dan Daniel akan ikut membantu. Bahkan Lia, Binto, Jinan, dan Sowon akan menyusul setelah menjemput teman Sowon di bandara.

Lalu, ke mana Jeka dan Una?

***

"Mas bro, kepalaku pusing banget," rengek Jeka sambil memijat-mijat kepalanya.

Sejak kemarin malam, Jeka mengeluh jika kepalanya sakit. Badannya kemarin sempat panas, Vino mengira jika dia demam.

Vino menyibak poni Jeka dan menyentuh keningnya. "Udah mendingan, tapi masih panas."

Jeka mengangguk dengan lemas. Dia lagi tiduran di sofa, sedangkan Vino duduk di lantai yang dilapisi karpet.

"Gua udah janji bakal temenin Rina," ucap Vino. "Gimana, ya? Kalau gua bilang nggak jadi secara mendadak ... dia bisa ngambek lagi kayak waktu itu."

"Mas bro di sini aja, temenin gua," pinta Jeka. "Masa gebetan lebih penting dibanding adik sendiri. Nanti kalau lo pergi, siapa yang urusin gua? Siapa yang jadi babu gua? Siapa yang beliin gua makan si ... adaw!"

Ucapan Jeka terpotong karena Vino menepuk pantatnya dengan keras.

"Ponsel lo mana?"

"Di kantong celana."

"Sini."

"Mas bro ambil sendiri lah. Tanganku nggak kuat buat sekedar ambil ponsel di celana."

"Dasar manja," dumel Vino sembari nabok pipi Jeka.

Ketika ponsel Jeka sudah ada di tangan Vino, lelaki itu langsung mengirim pesan kepada seseorang yang sangat bisa dia percaya.

Fall In Love [Eunkook & Taerin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang