20. Balas Dendam Vino

1.5K 275 156
                                    

Notes:
Aku gak tau persis Fall In Love tamat kapan. Prediksi aku sih sampai chapter 30, tapi bisa lebih bisa kurang juga. Ya intinya suka2 aku mau tamatin kapan, HAHAHA.

Happy reading!

***

"Bu Rina, kami menemukan beberapa bukti baru."

Daniel mengajak Rina dan Vino menuju ke belakang mall. Tempat itu habis terbakar, sekarang hanya tersisa puing-puing bangunannya saja.

"Kemarin, saya dan beberapa orang polisi sempat melakukan penyelidikan di sini," ucap Daniel. "Kemudian, kami menemukan sebuah tangga."

"Tangga?"

Daniel mengangguk. "Walaupun bentuknya sudah hancur karena tertimpa puing-puing, tapi kami yakin seratus persen itu adalah sebuah tangga. Selain tangga, kami juga menemukan sebuah palu."

"Palu? Apa maksudnya?" tanya Rina, dia sama sekali tidak mengerti.

"Teman Bu Rina yang merupakan detektif, kemarin mengeluarkan pendapatnya. Sebelumnya saya pernah bercerita, saat kebakaran terjadi saya sempat mendengar suara orang mengetuk palu. Lelaki yang merupakan detektif itu, mengatakan jika kemungkinan besar, si pelaku mencoba melarikan diri dengan menghancurkan sisi gedung, kemudian turun ke bawah dengan tangga," jelas Daniel panjang lebar.

"Hm, gua cukup setuju dengan pendapat Daniel, Rin," kata Vino. "Kalau menurut gua, pasti pelakunya ada dua orang. Nggak mungkin tangganya otomatis tersedia, pasti ada orang yang telah menyiapkan. Logis gak?"

Rina mengangguk. "Gua juga berpikir gitu, No. Lalu, Una sempat bilang kalau Naya telponan sama seseorang ... dan dia manggil orang itu 'Wil'. That means, bisa aja mereka berdua pelakunya, kan?"

"Daniel, bukti-bukti yang sudah saya kumpulkan dan berikan kepada kamu, kamu simpan di mana?"

"Saya menyerahkannya kepada rekan polisi," jawab Daniel dengan sopan. "Mereka menyimpannya dalam brankas yang ada di kantor polisi. Di sana jauh lebih aman, Bu."

Rina mengeluarkan kertas berisi ancaman Naya, dari Una kemarin. "Ini bukti tambahan, tolong disimpan baik-baik. Kertas ini berisi ancaman Naya, pemilik restoran Roasty Toasty, kepada adiknya. Sekarang, adiknya ada di rumah sakit."

"Astaga, saya turut bersedih," sahut Daniel. "Semoga dia cepat sembuh."

"Amin," imbuh Vino dan Rina bersamaan. Heran, kenapa mereka kalau mau ngomong sesuatu selalu bersamaan, ya?

"Rina," panggil sang paman sembari menghampiri mereka bertiga. "Paman sudah mendapat banyak bukti yang cukup kuat. Bukti-bukti tersebut ada di kantor polisi. Rekaman CCTV juga sudah memperlihatkan jelas, pelakunya adalah teman kalian, Willi dan Naya."

"Rina senang mendengarnya, Paman."

Lelaki paruh baya itu mengelus pelan bahu Rina. "Sekarang yang harus kita lakukan adalah mencari keberadaan dua orang itu. Pihak kepolisian akan menemukan keberadaan mereka secepatnya."

"Terima kasih, Paman." Rina maju selangkah, kemudian memeluk tubuh ringkih sang paman. "Paman sangat berjasa bagi Rina. Rina nggak tahu harus balas pakai apa."

"Paman ikhlas membantu kamu, Rin," balas paman sambil tersenyum.

Rina melepas pelukan mereka, kemudian beralih menatap Vino. Tanpa diduga, Rina berjinjit dan memeluk lelaki itu dengan erat.

Fall In Love [Eunkook & Taerin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang