vote+ comments
.
.
.
.
.
.LISA POV
aku ingin menghubungi Chipmunk untuk menjemputku sebelumnya saat baru saja tiba di ICN airport. tetapi karena ia tidak menghafal nomor telepon nya aku memutuskan untuk pulang dengan kendaraan online.
aku membuka pintu unit ku, tidak perlu menekan bel, karena mungkin Chipmunk masih tertidur. saat baru memasuki unit, aku melihat sepasang sepatu yang tidak asing, tentu saja itu bukan punya Chipmunk karena aku tau itu punya orang yang ku sayangi, Jennie. aku tersenyum.
aku perlahan membuka kamar Chipmunk yang kebetulan tidak dikunci untuk memeriksa apakah ia masih tertidur? karena biasanya ia akan tetapi bangun pagi walau ini hari libur. dan sekarang sudah jam 8 pagi tetapi ia belum bangun. aku menutup pintu kamarnya perlahan lagi agar tidak membangunkannya. aku berbalik menghadap ke kamarku. aku berfikir, Jennie pasti tidur dikamarku karena sebelumnya aku tidak melihatnya di kamar Chipmunk. tidak seharusnya ia tidur sendiri dikamarku, karena aku tau dia takut sendirian.
aku membuka pintu kamarku dan melihat pemandangan seperti yang pernah aku lihat sebelumnya. deja vu. saat pertama kali aku bertemu dengannya. aku melangkahkan kakiku perlahan untuk melihat wajahnya. aku tersenyum ia masih sangat cantik saat tidur. tapi aku merasa sangat bersalah kepadanya. aku tidak memberi tau bahwa aku ke Thailand, dan ya, itu karena ada alasannya. aku mencium keningnya sesaat lalu mulai mengganti pakaianku untuk tidur karena aku sangat lelah.
saat aku baru saja memasuki alam mimpiku, aku merasakan sesuatu mencekik di leherku. apakah ini adalah mimpi buruk? aku bahkan merasakan pantat ku sangat sakit karena aku terjatuh dari tempat tidur. jadi aku memutuskan untuk membuka mataku untuk mengetahui apakah ini mimpi? ternyata tidak. sial! aku melihat Jennie sudah berlutut diatas tempat tidurku dengan mata yang siap membunuhku kapan saja.
"aaww" aku berteriak dan menggosok pantatku yang rasanya sangat panas
"yah! kena--" ucapanku terputus karena Jennie tiba tiba berteriak
"KELUARLAH DARI MIMPIKU!" teriaknya
oh, jadi Jennie memimpikan aku sebelumnya. tapi tunggu! dia tidak ingin aku ada di dalam mimpinya?
"Nini, ini aku, kamu tidak bermimpi" kataku tersenyum. tapi tidak dengan Jennie, ia malah memelototkan matanya tidak percaya
Jennie turun dari tempat tidur dan berdiri tepat di depan ku, tubuhnya hanya terpisah beberapa inci saja dengan tubuhku. lalu ia memelukku tanpa mengatakan apapun jadi aku membalas pelukannya. tetapi saat aku ingin membalas pelukannya, ia melepaskanku dan mendorongku dengan keras hingga punggungku menabrak pintu kamar. aku meringis karena sekarang tidak hanya pantatku saja yang panas, punggungku juga. haish, Jennie, untung sayang.
"kemana saja kamu?!" katanya dengan nada yang menyeramkan
"T-Thailand"
"kenapa tidak memberitahuku? aku bukan pacarmu lagi? iya?" katanya sedikit berteriak dan itu membuatku terkejut
"t-tidak sayang, bukan begitu. aku me--"