Bab 02

5.2K 348 10
                                    

Tinggalkan jejak berupa vote dan comment 🤗
Mohon bantuan dan mohon maaf jika ada kesalahan kata maupun susunannya🤗
Author mohon jangan ada yang silent readers ya, kita saling menghargai 🤗

Selamat membaca❤️

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِهٖ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّم

🌴🌴🌴

Sakhi POV.

Tinggal menghitung hari aku menginjakkan kaki di negeri orang, tak lama lagi wisudaku akan di gelar dan itu tandanya tak lama pula aku akan kembali ke tanah air untuk mengobati rindu yang selama ini bersemayam di hati. Wisuda esok adalah wisuda pertamaku tanpa kehadiran Abah dan Ummah, karena pada hari yang sama pula kakakku juga akan diwisuda. 'Rizal Bahtiar Syafiq' adalah saudara kembarku, aku seperti melihat cerminan wajahku diwajahnya, bukan hal mudah bagi seseorang yang tidak kenal untuk membedakan kemiripanku. Kakakku sangat baik, mempunyai sifat yang lembut, ia tidak pernah marah sekalipun padaku. Tapi lembutnya sifat itu membuat aku merasa iri dengan rasa sayang lebih yang diberikan oleh Abah dan Ummah. Apalagi setelah keputusan Abah mengirimku untuk melanjutkan pendidikan ke mesir, sedangkan kakakku tetap bersama Abah Ummah dan kuliah di perguruan tinggi yang jaraknya tidak jauh dari rumah.

"Paman sama bibi bisa menghadiri wisuda sakhi?" tanyaku pada paman dan bibiku yang sedang bersantai di teras.

"Kapan?" tanya bibi.

"Lima hari lagi bi."

"Kalau lima hari lagi InsyaAllah paman sama bibi bisa."

"Alhamdulillah, terimkasih paman.. bibi.."

"Iya sama-sama," jawab paman disertai senyuman dari bibi.

"Oh iya, Sakhi juga mau bilang sama paman dan bibi kalau sehabis wisuda Sakhi akan langsung pulang ke Indonesia."

"Ya sudah, nanti paman yang akan mengantar kamu," ujar paman.

"Tidak usah paman, Sakhi tidak ingin merepotkan paman dan bibi lagi, sudah cukup empat tahun ini saja."

"Bicara apa kamu Sakhi, paman sama bibi sudah anggap kamu sebagai anak kami."

"Terimakasih paman, bibi.. tapi untuk kali ini saja izinkan Sakhi untuk pulang ke Indonesia sendiri, InsyaAllah Sakhi bisa."

"Baiklah, paman dan bibi juga tidak bisa memaksa, tapi hati-hati.. selalu kabari paman selama kamu di perjalanan."

"Iya paman."

"Jangan lupa kalau nanti kamu atau kakak kamu menikah, paman sama bibi di undang," ujar bibi.

"Masih lama lah bi."

"Kata siapa? Namanya jodoh itu gak bisa ditebak datangnya kapan," kata paman.

"Tapi kan Sakhi masih muda."

"Dulu paman kamu nikahin bibi waktu masih umur dua puluh dua tahun, waktu itu bibi selesai Aliyah langsung diboyong paman kamu kesini, dan Alhamdulillah bisa langgeng sampai sekarang," jelas bibi.

"MasyaAllah," kagumku mendengar penjelasan bibi.

"Waktu itu bibi masih umur delapan belas tahun, jadi paman sama bibi cuma selisih empat tahun." Kini paman yang memberi penjelasan.

Kau, Ningku! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang