Bab 11

3.8K 285 30
                                    

Semangat puasanya teman-teman🤗

Tinggalkan jejak berupa vote dan comment 🤗
Mohon bantuan dan mohon maaf jika ada kesalahan kata maupun susunannya🤗
Author mohon jangan ada yang silent readers ya, kita saling menghargai 🤗

Selamat membaca❤️

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِهٖ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّم

🌴🌴🌴

"Merelakan adalah salah satu praktek nyata dari sebuah keikhlasan."

Author POV.

Setelah kepergian Gus Sakhi, Ain yang masih berada di ruang keluarga Ndalem meminta izin untuk kembali mengerjakan tugasnya. Setelah mendapat izin dari Nyai Khadijah, Ain sesegera mungkin menyelesaikan tugasnya di Ndalem, karena ia hendak memberitahu kejadian ini pada Shabi, sebab ia juga mencemaskan keadaan gusnya yang tiba-tiba pergi dengan emosi yang meluap.

Suasana Pesantren begitu ramai dengan sahutan dialog para santri, namun suasana itu berbeda dengan suasana di Ndalem kyai Dahlan yang berubah sunyi, awalnya semua penghuni akan bahagia dengan acara lamaran putra pertama dalam keluarga ini, namun semua itu berubah menjadi kesedihan sebab kejadian diluar dugaan terjadi, semua saling diam dan sesekali berucap istighfar.

Gus Syafiq merasa dirinya tidak berhasil menjadi seorang kakak bagi Gus Sakhi, sebab ia belum bisa membahagiakan adiknya, dan kini ia malah menghancurkan kebahagiaan adiknya dengan mencintai wanita yang juga dicintai oleh adiknya.

Gus Syafiq kembali beranjak dari duduknya dan berkata, "Bah, Syafiq izin mencari Sakhi ya."

"Jangan!" cegah Kyai Dahlan.

"Tapi bah ... Syafiq khawatir, Syafiq takut terjadi apa-apa pada Sakhi." Gus Syafiq kembali memohon kepada Abahnya.

"Bah, izinkan Syafiq mencari adiknya," pinta Nyai Khadijah lembut dengan memegang lengan kanan suaminya.

"Syafiq ingin menjadi kakak yang baik untuk Sakhi bah, selama ini Syafiq tidak pernah membuatnya bahagia. Kali ini, Syafiq akan mencarinya dan ..." Perkataan Gus Syafiq menggantung yang membuat Kyai Dahlan dan Nyai Khadijah penasaran.

Beberapa detik kemudian, Gus Syafiq menarik napas dalam dan mengeluarkannya seraya berkata, "InsyaAllah Syafiq akan mengikhlaskan Shabi untuk Sakhi."

Senyum indah terpancar dari wajah tampan Gus pertama pesantren Darussalam yang sebenarnya hati dan perasaannya menyimpan luka, namun ia berusaha tegar mengikhlaskan. Meskipun dirinya mengenal Shabi tidak sedalam adiknya, tapi dirinya telah jatuh dan menetapkan pada wanita pilihannya itu.

Senyuman Gus Syafiq kemudian disusul senyuman semangat dari Abah dan Ummahnya. "Baiklah, Abah izinkan kamu mencari adikmu," tutur kyai Dahlan.

"Alhamdulillah, mohon doanya ummah, abbah, semoga Syafiq bisa menemukan Sakhi," ujar Gus Syafiq.

"Kami selalu mendoakanmu nak," kata Nyai Khadijah dengan senyum diwajah yang penuh dengan ketenangan.

Kau, Ningku! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang