~Kematian Pencinta Musik~

365 30 4
                                    

"Makasih ya Selena udah mau nyanyi untuk latihan gue. Besok gue kan pergi perwakilan band dari sekolah."kata Alex

"Iya sama sama. Mudah mudah sekolah kita menang." Kata Selena tersenyum

"Kalau si dewa musik ikut sih pasti menang" kata Grace nyengir

"Lo juga bagus nyanyinya nona model" kata Grace menggoda Selena

"Masa sih?" Kata Selena

"Yah menurut gue sih. Soalnya gue ga jago nyanyi hahaha" kata Grace

"Bisa aja lo haha" balas Selena

"Kalau menurut lo Christoph? Cristoph!!!" Kata Grace

"Eh oh ya?" Kata Christoph berpaling dari buku yang dia baca

"Menurut lo gimana?" Tanya Grace

"Yah, ya bagus" kata Christoph

"Jangan-jangan lo ga ngedengerin" kata Grace.

"Hehehe maaf deh. Lagi seru bacanya hehehe" kata Christoph.

"Tririring... tririring... tririring..."

"Halo"

"Panggilan untuk detektif SMA kasus menunggu segera bergegas ke markas kepolisian pusat"

"Siap!" jawab Christoph"

"Tririring... tririring... tririring..."

"Panggilan untuk detektif SMA kasus menunggu segera bergegas ke markas kepolisian pusat"

"Siap!" jawab Alex

"Tririring... tririring... tririring..."

"Panggilan untuk detektif SMA kasus menunggu segera bergegas ke markas kepolisian pusat"

"Siap!"jawab Grace

"Tririring... tririring... tririring..."

"Panggilan untuk detektif SMA kasus menunggu segera bergegas ke markas kepolisian pusat"

"Siap!" Jawab Selena

"Tririring... tririring... tririring..."

"...................."

Mereka segera meninggalkan rumah pohon dan segera terburu buru ke markas pusat kepolisian.

"Semua sudah berkumpul?" Tanya inspektur Arjit

"Sudah pak eh belum pak." Kata Grace

"Siapa yang belum- oh ya-" kata Christoph yang langsung dipotong oleh Alex

"Siapa siapa? Christoph, Alex (menunjuk diri sendiri), Grace, Selena. Siapa yang kurang?"

"Woy kakek pikun Daniel woy Daniel" teriak Grace

" cie cie ingat nih? Haha padahal gue pura pura lupa" kata Alex bercanda

"Diem lo mau gue keluarin jurus gue?" Timpal Grace

"Yah emangnya lo masih jago? Gue pikir semenjak saat itu lo udah ga pakai gelar nona takter-"

"Ada yang tau Daniel kemana?" Kata Christoph memotong perkataan Alex. Christoph malas mendengarkan mereka yang selalu mengoceh.

"Katanya sih dia mau ke rumah masa kecilnya. Ada yang ingin dia cari. Tapi dia ga ngasih tau tuh dia mau cari apa. Tapi katanya dia bakal pulang hari ini. Tapi kalau nunggu kayanya ga sempat deh" jawab Grace

"Kalau begitu kali ini kita saja yang berangkat" kata Christoph

"Semuanya sudah siap?" Tanya inspektur

"Siap!" Jawab mereka serempak

"Baiklah kita menuju tkp sekarang. Kita berlima akan menggunakan mobil polisi yang paling depan itu."

Mereka segera bergegas ke mobil yang ditunjuk inspektur Arjit. Inspektur Arjit yang mengemudi. Disampingnya duduk Christoph. Di bangku belakang Cristoph dan inspektur diisi oleh Grace, Selena dan Alex. Mereka berbincang sepanjang perjalanan

"Yang menjadi korban adalah seorang direktur bank bernama "Harianto Suryatama." Dia seorang pecinta musik . Penyebab kematiannya belum diketahui karena tidak ada yang mengerti masalah medis di rumah itu. Yang memanggil polisi adalah anak kandungnya sendiri bernama Julian." Kata Pak Arjit menjelaskan korban. Dan Cristoph dan ketiga temannya mendengarkan dengan cermat kata kata pak Arjit

"Kita sudah sampai anak-anak. Mohon bantuan kalian untuk kasus. Kata pak Arjit

"Baik" jawab mereka sempak dan langsung berlari ke tkp.

Disana terlihat pak harianto direktur bank itu terbaring dilantai. Di sampingnya terlihat huruf C kecil yang ditulis dengan darah oleh jari telunjuk kanannya yang hampir tidak kelihatan jika tidak dilihat dari dekat.

"Kejadiannya terjadi 1 jam yang lalu. Berarti srkitar jam 10 pagi. Sekarang aku akan menanyai kalian satu persatu mulai dari Julian yang menemukan dan menelpon polisi. Ceritakan apa yang kau lakukan dijam itu." Kata pak Arjit

"Aku berjemur dibalkon sekitar jam 9.50-10.10 Mbak Siti pasti melihatku karena dia mengantarkanku sarapan dan mengambil kembali gelas kopiku yang sudah kosong. Kemudian jam 10.30 aku pergi ke ruang kerja Ayah karena jam 8 pagi ayah menyuruhku untuk menemuinya disini jam 10.30 " Jelas Julian

"Sekarang giliran nyonya Clarisa" kata Inspektur Arjit

"Yah, seperti biasa aku olahraga dari jam 9-10 pagi" jelas nyonya Clarisa

"Kemudian mbak Siti"

"Aku bersih bersih dapur antara jam 9 sampai jam 10 dan mengantarkan makanan tuan Julian pukul 10 pagi di balkon lantai dua. Setelah itu aku membersihkan ruang tamu dan mendengar tuan Julian memanggil manggil"

"Yang terakhir nona Dhita sekretaris pak Harianto"

"Yah aku pergi ke bank sejak jam 9 dan  berbincang bincang dengan pegawai disana. Aku pulang dari bank sekitar pukul 10.20" jelas Dhita.

"Ya. Saya melihat nona Dhita datang dan mempersilahkannya masuk saat saya sedang bersih bersih ruang tamu." Tambah mbak Siti

"Jadi yang paling mecurigakan adalah  nyonya Clarisa. Alibimu sangat lemah. Kau bisa saja pura pura olahraga tapi kau diam-diam pergi ke ruang kerja suamimu dan membunuhnya dengan pisau dapur itu. Ditambah lagi disitu tertulis huruf c kecil. Sudah dipastikan itu pasti kau!" Kata inspektur Arjit

"Ti tidak mungkin. Aku sungguh berolahraga.

"Apa ada yang milihatmu olahraga? Tidak kan. Jadi kau tidak memiliki bukti kalau kau tak bersalah.

"Ti tidak bukan aku pelakunya"

Detektif SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang