End

7.9K 547 76
                                    

Iqbaal menatap (Namakamu) dengan tatapan dinginnya, ia bersedekap dada sembari menyandarkan badannya di meja pertemuan itu. Akibat (Namakamu) mencium Iqbaal, anggota osis dipersilahkan untuk keluar dari ruangan dan itu Aldi yang menggiring mereka untuk keluar.

(Namakamu) pura-pura tertarik akan ruangan ini, padahal tidak ada yang menarik sama sekali.

"Bang, ruangan ini tanggal berapa sih dibuatnya?" tanya (Namakamu) dengan pura-pura menilai ruangan ini.

"Tanggal 7 bulan 8 tahun 2009." Lengkap, Iqbaal menjawabnya dengan lengkap. Seakan-akan Iqbaal tidak akan mengizinkan (Namakamu) untuk bertanya lagi.

(Namakamu) menganggukkan kepalanya, dia tersenyum kepada Iqbaal seakan-akan segan. Iqbaal berdecak kecil, ia menarik (Namakamu) ke dalam pelukannya. (Namakamu) pun sedikit terkejut Iqbaal memeluknya.

"Kenapa nggak dari minggu lalu aja kamu lakuin itu, sayang? Abang nggak bisa tahan kalau sudah begini. Abang bahkan tadi sudah mau mengundurkan diri dari osis karena kamu yang nggak izini abang buat dekat kamu lagi. Ha.. rindu sekali dengan pembuat masalah ini," bisik Iqbaal dengan memeluk erat tubuh mungil (Namakamu), ia menghirup aroma lavender dari (Namakamu).

(Namakamu) melepaskan pelukan itu, Iqbaal menatapnya dengan sedih. "Maaf, karena bertindak sendiri. Aku nggak mau abang kehilangan nama baik hanya karena aku. Mending aku aja yang jelek-jelekin abang, daripada yang lain."

Iqbaal mengusap pipi berona merah itu, ia begitu menyayangi gadis ini. "Cantik," gumam Iqbaal dengan suara beratnya.

"Ih! Aku lagi minta maaf malah bilangin cantik! Dimaafin nggak, nih? Kalau nggak aku berantem nih sama orang," omel (Namakamu) sembari menyingkirkan tangan Iqbaal.

"Astaga, sayang."

"Apa!"

"Kok galak, sih sama abang?"

"Ya, lagian!"

"Lagian apa? Abang kan bilang kamu cantik."

"Aku tuh minta maaf sama abang. Ish!"

"Kamu nggak salah, abang yang salah."

"Tuh kan! Abang mah!"

Iqbaal ingin menggigit gadis di hadapannya ini dengan gemas. "Sayang, kamu lagi datang bulan, ya?" tanya Iqbaal dengan lembut.

(Namakamu) menatap Iqbaal dengan tajam, Iqbaal tersenyum. "Sok tahu! Ah, males sama abang."

Iqbaal tertawa sembari menarik (Namakamu) ke dalam pelukannya, ia mengecup puncak rambut kekasihnya ini. "love you more," bisik Iqbaal dengan sayangnya.

(Namakamu) menikmati pelukan itu dengan senyumannya.

**

Leonni menangisi semuanya, ia merasa malu, ia patah hati dan dengan cepat pula menyusun barang-barangnya untuk pulang ke rumah.

"Lho.. lho.. lo mau ke mana? Kita belum pulang, Leon!"

Leonni menatap Rival yang menghentikannya. "GUE MAU PULANG! AWAS, LO!" bentak Leonni dengan tangisannya.

"Leonni, lo harus tau! Berita tentang (Namakamu) itu udah disambut baik oleh yang lain! (Namakamu) konfirmasi kalau dia benar-benar pacaran sama Iqbaal. Lo nggak bisa pulang gitu aja! Kita harus beresin masalah ini!" ucap Rival sembari menghalangi Leonni.

Leonni mengusap airmatanya," lebih baik gue mati diancam Karel, daripada gue harus di sekolah terkutuk ini! Jangan halangi gue lagi! Minggir!"

Dan Rival melihat Leonni pulang dengan tangisannya. Rival memberantaki rambutnya dengan kasar. Ia sudah buntu.

**

Alwan melihat Leonni berlari pulang dengan tangisannya, ia bahkan melambaikan Leonni dari jauh dengan senyumannya. "Bye.. bye, anak pungut! Gitu kek dari minggu lalu, nggak susah-susah kan gue jadi cowok alim. Aduh.. mana lapar lagi."

Alwan memijit lengannya yang sedikit pegal ini, ia melihat teman-teman Leonni sudah tidak sekompak di awal tadi, Alwan menyunggingkan senyuman remehnya. Ia kembali memijit lengannya.

"WANNN!"

Alwan tersenyum melihat (Namakamu) dari kejauhan memanggil namanya, ia juga merindukan sahabatnya ini. Lalu kembali menyipitkan matanya karena melihat plastik yang dibawa sahabatnya itu.

"GUE BAWA MAKANAN! TARAA...," teriak (Namakamu) dengan bahagia.

"Percuma, lo juga nggak bakalan kasih ke gue! Mentang-mentang pacaran sama ketua osis! Lo nggak jujur sama gue kalau lo pacaran sama ket—" omongan Alwan terhenti saat (Namakamu) memasukkan banyak makanan ke mulutnya.

"Yang penting lo udah tau, kan? Telan!" ucap (Namakamu) sembari mengunyah juga. Mulut Alwan yang penuh pun membuatnya juga mengunyah agar tidak membuat pipinya bulat.

(Namakamu) menatap para siswa menatapnya dengan segan, iri, dan berbagai macam lainnya. "Gue sebenarnya mau ngomong ke lo, tapi belum waktunya." (Namakamu) mengunyah dengan pelan,"apalagi masalah yang timbul belakangan ini. Ya, itu sih resiko gue karena masalah-masalah yang lalu. Gue juga nggak mau buat lo khawatir lagi karena gue."

Alwan berdecak kecil, tapi mulutnya tetap ngunyah."Kalau gue khawatir berarti gue sayang, bego. Kita sahabatan dari kapan sih, njing? Ketika gue ada masalah, lo nolongin gue. Ketika lo ada masalah, gue juga bakalan nolongin lo. Coba deh, jangan bikin gue kaya orang asing."

"Ya udah sih, maaf."

"Pala lu!"

"Kasar banget sih lo sama gue."

"Ya, lo dulu juga!"

"Ni bentar lagi gue ajak baku hantam. Mau, lo?"

Alwan diam seketika, ia sedikit menjauhi (Namakamu). "Gue disuruh ikut olimpiade ekonomi. Duluan, ya!"

"EH! MAU KE MANA LO, SAT! SINI!"

Dan kembali mereka saling kejar-kejaran dengan alasan yang bodoh.

**

Bad Things adalah julukan ku di sekolah. Di mana ada masalah, di situ ada (Namakamu) Agatha.

**

THE END!

WUHUUUUU! FINALLY, YA. KALIAN GA USAH NUNGGU-NUNGGU LAGI. MINRIK UDAH TEPATIN SEMUANYA. SEMOGA CERITA INI BISA MENGHIBUR KALIAN, DAN KALIAN JUGA DAPAT MENGAMBIL POSITIF DARI CERITA INI.

CERITA INI ADALAH CERITA CINTA (NAMAKAMU) AGATHA DAN IQBAAL SAAT SMA

UNTUK KULIAH DI TOUCH LOVE

DAN UNTUK PERNIKAHAN ADA MY POSSESIF HUSBAND.

Thank you untuk kalian, bad things sudah mencapai 1M viewers! Love you gaes, bye!

Bad Things (TOUCH LOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang