34

9.4K 1K 232
                                    

"(Namakamu)."

Namanya terpanggil membuat (Namakamu) menoleh ke arah suara itu, ia melihat laki-laki yang bisa dibilang tampan itu menghampirinya, (Namakamu) tersenyum menyambut kedatangannya.

"Gino, kenapa?" sahut (Namakamu) dengan senyumannya.

Gino mengusap tengkuknya dengan pelan, "gue mau kasih ini," ucap Gino sembari memberi (Namakamu) minumannya.

(Namakamu) tentu senang saat diberi minuman gratis oleh seseorang,"makasih, No. Tahu aja kalau gue lagi haus," balas (Namakamu) dengan senyuman manisnya.

Gino menganggukkan kepalanya, ia merasa senang (Namakamu) menerima pemberiannya. "Lo habis ini mau ke mana?" tanya Gino dengan tatapannya ke arah (Namakamu).

"Rencana sih, ke kelas. Mau barengan?" tawar (Namakamu) dengan ramah.

Gino menyunggingkan senyumannya sebagai tanda menerima tawaran (Namakamu), "nggak ada yang marah, kan?" tanya Gino dengan hati-hati.

(Namakamu) tertawa, "siapa yang marah? Kepala sekolah? Gue bukan anaknya," jawab (Namakamu) dengan gelengan kecilnya.

Gino kini berjalan bersama (Namakamu), mereka saling berdekatan. "Pacar gitu, memang belum punya pacar?" singgung Gino dengan lirikan kecilnya.

(Namakamu) memutar kedua bola matanya, "Gak ada. Udah deh, gak usah takut," balas (Namakamu) meyakinkan Gino.

Gino semakin bahagia mendengarnya, ia kini punya kesempatan untuk lebih dekat dengan (Namakamu).

"Gue baru tahu, kalau lo bisa dance," ucap Gino dengan tatapannya kini sepenuhnya kepada (Namakamu).

(Namakamu) tersenyum, ia menyampirkan rambutnya yang halus itu ke belakang telinganya. Rona merah di pipinya membuatnya semakin cantik. "Mungkin orang yang kenal gue bakal terkejut kaya lo juga. Sebenarnya, dari gue kecil, gue selalu diikuti perlombaan dance gitu sama Mama. Yah.. sampai SMP, gue udah nggak mau ikut gituan lagi. Malu juga, sih," cerita (Namakamu) saat kembali mengingat masa lalunya.

Jantung Gino berdetak kuat saat melihat senyuman cantik itu, ia merasa ingin selalu melihat senyuman itu. "Lo cantik," gumam Gino dengan tulus.

(Namakamu) tersenyum, ia mengalihkan tatapannya ke arah depan. "Dan lo adalah laki-laki kesekian kalinya memuji gue cantik," sahut (Namakamu) dengan lembut.

Gino dengan keberanian yang ada, dia menggenggam tangan mungil itu. (Namakamu) sedikit terkejut.

"Apa gue juga kesekian kalinya, laki-laki yang megang tangan lo?" tanya Gino kini menatap (Namakamu).

(Namakamu) mencoba melepaskannya, tetapi Gino menahannya. (Namakamu) menatap Gino, "dan lo adalah laki-laki kedua yang berani pegang tangan gue," balas (Namakamu) dengan senyuman kecilnya.

Gino mengusap lembut punggung tangan (Namakamu), jantung Gino berdetak kuat. "Boleh gue jadi yang pertama di hati lo, (Namakamu)?"

(Namakamu) menggigit bibir bawahnya, ia bingung harus bagaimana.

"Boleh, kalau lo langkahi mayat gue."

Gino dan (Namakamu) seketika mengalihkan tatapannya ke arah sumber suara itu, mereka sedikit terkejut melihat Iqbaal ada di dekat mereka. Iqbaal menyunggingkan senyuman menahan amarahnya.

"Lo lepasin dia atau gue patahin tangan lo," ancam Iqbaal yang sudah kewalahan menahan panas di hatinya.

Gino seketika melepaskannya, ia berdehem pelan. (Namakamu) melihat Iqbaal yang menahan kesal.

Bad Things (TOUCH LOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang