Prolog

5.2K 244 1
                                    

– Lisa POV –

Aku sadar aku menyukai wajahnya, perawakannya, perilakunya padaku sejak awal kita bertemu. Namun aku tidak menyadarinya ketika aku beranjak dewasa, perasaanku padanya sudah melebihi batas yang telah ada. Aku tidak seharusnya jatuh cinta pada unnieku sendiri, tapi siapa aku? 

Aku tidak bisa mengatur perasaanku sendiri.

Aku tidak bisa mengatur takdir yang telah ada.      

Dan aku tidak bisa menolak perasaan yang telah hadir tiba-tiba dalam hidupku padanya.

Dan aku tidak menyesal dengan perasaan yang ku punya walaupun aku tidak pernah mengatakan aku mencintainya langsung.

Kita tidak memiliki hubungan apapun, bahkan mengucapkan saling mencintaipun tidak. Namun kita sering melakukan hal yang dilakukan oleh sepasang kekasih.

Diapun tidak pernah menolak sejak awal.

Karena aku yang memulainya.

Apa dia memiliki perasaan yang sama seperti yang ku punya padanya?

Apa dia mencintaiku juga?

Aku tidak ingin berharap lebih, namun perlakuannya padaku dan cara dia membalas pelukanku, ciumanku, 

Apa arti dari itu semua jika bukan cinta?

Aku tidak tau.

Dan juga tidak mengerti.

Aku sering sekali bertanya-tanya apa maksud dari itu semua namun pertanyaan itu hanya terpendam dalam benakku. 

Aku belum memiliki cukup keberanian untuk menanyakannya saat ini.

Mungkin nanti.

Karena saat ini aku hanya ingin membiarkan ini semua berjalan.

Menghiraukan semua pertanyaan-pertanyaan yang ku yakin akan terjawab sejalannya dengan waktu.


–––––


– Jennie POV –

Aku menyukai senyum lebarnya, pelukan hangatnya, ciuman lembutnya di bibirku, perlakuan spesialnya padaku, aku menyukai semua yang ada pada dirinya.

Namun aku tidak tau apa yang sedang terjadi padaku dengan Lisa.

Aku tidak mengerti apa yang kita jalani.

Tapi aku menikmatinya.

Menikmati keabu-abuan ini.

Lalu, perasaanku padanya?

Akupun tidak mengerti. 

Ini semua membingungkanku dengan segala kenikmatannya.

Dia yang memiliki segala cara untuk membahagiakanku dengan caranya, menghadapi sikapku dengan sabarnya, melindungiku dengan kemampuannya, menyayangiku dengan segenap hatinya.

Dia memiliki segalanya.

Sempurna.

Bagaimana mungkin aku bisa menolak dia? 

Walau akupun tidak memberikannya kepastian.

Atau dia yang tidak meminta kepastian padaku?

Ah, apa kataku, ini semua sangat membingungkan.

Untuk saat ini, aku hanya ingin menikmati apa yang kita miliki. 

Apa yang kita lalui nanti, apa yang akan kita dapat nanti, biarkan waktu yang menjawabnya.


–––––

halo everyone! i'm back again with a new story, hope u guys enjoy it! don't forget to vote and comment, cause why not? hehehe.

stay safe ya guys karena pasti banyak di antara kalian yang beraktivitas di luar rumah.

 semoga dunia cepat pulih!

-stopdreaming, startdoing-




we [ jenlisa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang