Chapter 3

2K 188 1
                                    

– Lisa POV –

"Kita sudah sampai." 

Jennie mendongakkan kepalanya, mata kucingnya mengelilingi lingkungan di sekitar kita. "Dari mana kamu tau tempat seperti ini?" Tanyanya dengan senyum terpancar di wajahnya.

"Aku penjelajah." Aku mengendikkan bahu lalu mengajaknya keluar dari mobil. 

Di sini tidak terlalu banyak orang, namun juga tidak terlalu sepi. Kedai-kedai yang ada di sini terlihat dikunjungi oleh beberapa orang yang nongkrong atau sekedar makan. Aku memilih salah satu kedai yang memiliki pemandangan paling indah, yang mana pemiliknya merupakan wanita yang sudah kuanggap Nenekku sendiri. 

Jadi, berasa di rumah Nenek. 

Hahahaha.

Aku memasuki kedai yang memiliki pengunjung paling ramai, tentu saja aku dan Jennie tidak lupa memakai alat penyamaran kami, masker dan topi. Aku melepaskan genggaman tanganku pada Jennie ketika melihat Nenek Jia menyadari kehadiranku, aku tersenyum lalu segera menghampirinya dan memeluk tubuhnya.

"Lisa!" Dia tertawa-tawa dengan tangannya yang mengusap punggungku.

"Sssstt Nenek, jangan terlalu keras." Kataku memperingatkannya bercanda.

"Sudah lama sekali kamu tidak ke sini, sayang. Aku merindukanmu.."

"Aku juga, Nenek."

Aku melepaskan pelukan kami, lalu tatapan Nenek Jia jatuh pada Jennie yang sedari tadi hanya berdiam diri di samping kami. "Apakah ini Jennie?" Tanyanya antusias. Aku menghela nafasku, sudah ku bilang jangan terlalu keras...

Jennie membungkukkan badannya, Nenek Jia tersenyum lalu memeluk Jennie sebentar.

"Senang akhirnya bertemu denganmu, Jennie. Lisa selalu bawel membicarakan tentangmu padaku." Mata Nenek Jia melirikku sedangkan aku segera mengalihkan pandanganku ke sekitar kami.

"Lisa selalu bawel tentang apapun." Mereka berdua tertawa.

"Nenek, apakah tempat di luar sana penuh?" Tanyaku.

"Tidak, Lisa. Masih banyak tempat kosong karena ini bukan hari biasanya orang menghabiskan waktu di tempat seperti ini." Nenek Jia berjalan mendahului kami, menuntun ke tempat di mana aku biasanya duduk.

" Nenek Jia berjalan mendahului kami, menuntun ke tempat di mana aku biasanya duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di mana Kia Unnie, Nenek?" 

"Dia berpamitan untuk pulang sebentar tadi." Jawabnya.

Kia Unnie adalah anak Nenek Jia, aku juga sudah lumayan akrab dengannya yang umurnya tidak terlalu jauh denganku. Mungkin sekitar 2 atau 3 tahun di atasku dan Kia Unnie sudah menikah, memiliki anak yang sangat lucu. Anaknya masih sangat kecil, aku pernah sekali bertemu dengan anak Kia Unnie saat berkunjung ke sini sendirian. Kia Unnie dan suaminya membantu Nenek Jia membangun kedai ini juga setahuku.

"Nah Lisa dan Jennie, silakan duduk. Apa yang ingin kamu pesan? Seperti biasa?" 

Kami berduapun duduk bersebelahan, "aku hanya ingin kopi untuk malam ini, Nenek. Beri aku yang terbaik." Aku mengedipkan mataku, Jennie dan Nenek Jia tertawa melihatnya.

we [ jenlisa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang