Chapter 18

1.9K 141 1
                                    

Seblack collab is here, guys!!! wkwkwkk

————————————————————————————————

– Lisa POV –

Aku memeluk Leo yang sedang tertidur di pelukanku, kucing-kucingku yang lain berkeliaran kesana-kesini dan mengacak beberapa barang. Aku senang melihat kucing-kucingku bermain dan aku menikmati pemandangan itu walaupun setelahnya harus membereskan barang-barang yang tidak terletak pada tempatnya karena ulah kucing-kucingku. Melihat mereka semua bermain dan kadang bertengkar satu sama lain merupakan suatu hiburan bagiku, entahlah. Rasa senang itu datang dari hatiku ketika aku menghabiskan banyak waktu bersama kucing-kucingku. 

Aku sedang berada di apartemenku sendiri ngomong-ngomong, hanya seorang sendiri. Aku memilih untuk berada di sini karena member yang lain pun pulang ke rumah mereka masing-masing, hanya aku satu-satunya yang berada di sebuah apartemen. Ini sudah menjadi hal biasa bagiku setelah beberapa tahun  terkadang berada di apartemen seorang diri, member yang lain sering mengunjungiku atau mengajakku makan bersama dengan keluarga mereka. Aku mungkin hampir tidak pernah menolak ajakan mereka untuk makan bersama karena aku juga tidak terlalu pintar memasak dan terkadang terlalu malas hanya untuk delivery order makanan. 

Sebenarnya aku lebih senang berada di dorm tentu saja karena di sana tidak pernah sepi kecuali jika waktu tidur. Aku tidak pernah kekurangan makanan di dorm, ada Jennie yang akan selalu memasakan makanan untukku jika aku kelaparan. Jika tidak ada bahan makanan yang bisa untuk dimasak, salah satu dari kami akan selalu memesan makanan. Tidak seperti jika berada di apartemen seorang diri seperti sekarang, aku terkadang sangat malas untuk makan karena rasanya sangat berbeda saat makan sendiri dengan makan bersama orang lain, lebih menyenangkan jika makan bersama-sama. Jika aku malas makan di dorm, ada Jennie dan Jisoo yang selalu memaksaku untuk makan dan aku akan menuruti ucapan mereka berdua apalagi Jennie. Rasanya aku tidak pernah melawan Jennie seperti dia adalah orang tuaku di sini. 

Berbicara tentang Jennie, sudah tiga hari semenjak aku pulang dari Thailand dan kami berdua hanya berbicara sekadarnya atau hanya jika penting saja saat bertemu. Aku belum mengiriminya pesan secara intens lagi ataupun menelponnya sebelum tidur jika kita berdua tidak sedang berada di dorm bersama. Aku merindukannya? Sangat. Rasanya aku ingin menghampiri Jennie ke rumahnya tapi aku tidak yakin akan bertemu dengannya karena jadwal setiap member sedang lumayan padat. Jika saja kecemburuanku tidak mengambil alih setengah dari diriku, aku tidak akan mungkin mendiaminya seperti ini. Aku sangat kecewa pada diriku sendiri yang tidak bisa mengontrol perasaan cemburuku, sangat sulit rasanya bahkan ketika aku sudah berusaha untuk meredamnya. Aku mencoba untuk biasa saja ketika aku merasa cemburu pada siapapun yang dekat dengan Jennie tapi selalu gagal seperti saat ini yang berakhir dengan mendiaminya. Yang membuatku tidak bisa menahan rasa cemburuku ini karena orang yang dia temui adalah Kai, mantan kekasihnya. Itu membuatku semakin berpikiran buruk tentang apa yang mereka bicarakan ketika bertemu. 

Apa mereka kembali bersama? 

Apa mereka merencanakan sesuatu untuk hubungan mereka? 

Aku belum siap jika harus jatuh lagi. 

Aku merasa Jennie adalah milikku tapi bagaimana jika ternyata aku hanya sebuah pelampiasannya dari Kai? Bagaimana jika hanya aku yang merasakan ini semua?  Bagaimana jika Jennie kembali pada Kai? 

Tapi perlakuan-perlakuan Jennie padaku membuat semuanya semakin rumit, dia membuatku merasa bahwa dia juga memiliki perasaan yang sama padaku. Sedangkan aku tidak tau bagaimana perasaan Jennie yang sebenarnya. Siapapun yang diperlakukan sama seperti apa yang Jennie lakukan padaku, pasti berharap dia membalas perasaan kita. Walaupun aku sendiri meneguhkan hatiku untuk tidak berharap, tapi siapa yang bisa mengatur urusan hati? Faktanya aku tidak bisa mengabaikan hatiku yang berharap Jennie membalas perasaanku. 

we [ jenlisa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang