– Lisa POV –
Kulihat Kia Unnie berjalan menghampiri kami dengan Koko dalam gendongannya. Aku tersenyum lebar, begitupula Jennie yang menyadari arah mataku. Aku segera mengambil Koko dari Kia Unnie setelah dengan izinnya. Kia Unniepun duduk bersama kami.
"Halo baby boy, apa kamu masih mengingatku?" Aku mencium pipinya dengan gemas, tangan Koko meraih wajahku, memainkan tangannya di sana. "Berapa tahun dia, Unnie?" Tanyaku.
"Bulan depan 1 tahun, Lisa."
"Dia terlihat sangat sehat." Jennie tertawa mendengar ucapanku.
"Tentu saja, aku memberinya makan setiap hari." Aku terkikik mendengar jawaban Kia Unnie.
"Kamu ingin menggendongnya, Jennie?"
Jennie mengangguk lalu mengambil alih Koko. Aku tersenyum melihatnya bersama Koko, membayangkan kami adalah sebuah keluarga kecil. Ah, aku berharap bisa memilikinya sepanjang hidupku..
Aura keibuannya sangat terasa ketika melihat Jennie bersama dengan anak kecil, aku menyukainya. Aku akan dengan senang hati dimarahi Jennie jika nanti aku memiliki anak bersamanya dan aku terlalu asik bercanda dengan anak kami, membuat kekacauan di rumah kami.
Hm..
Teruslah berkhayal, Lisa.
Tidak ada salahnya.
Siapa tau khayalanmu menjadi kenyataan.
"World tour kalian sudah selesai?" Tanya Kia Unnie.
"Yah, begitulah. Rasanya waktu berlalu begitu cepat sejak kami memulai serangkaian tur kami." Aku meraih secangkir kopiku lalu menyesapnya perlahan. "Tidak terasa, bukan?"
"Jadi kalian tidak terlalu sibuk sekarang?"
Aku mengendikkan bahuku, "Aku selalu sibuk."
Jennie dan Kia Unnie tertawa mendengar jawabanku.
"Nenek! Kemari!" Kia Unnie memanggil Nenek Jia, dia menghampiri kami dan duduk bersama kami.
"Tidak apa-apa orang tua ini duduk bersama kalian?" Aku tersenyum mendengar pertanyaan Nenek Jia.
"Silahkan duduk, Nyonya. Anda tidak terlalu tua, masih terlihat cantik." Semua orang tertawa termasuk aku. Hey, itu benar. Nenek Jia masih terlihat cantik walaupun dirinya sudah kepala 5.
"Bisa sekali kamu, Nona Muda. Kupastikan Jennie selalu tersipu jika bersama denganmu karena gombalan-gombalan yang keluar dari mulut manismu."
Aku tertawa mendengarnya.
"Tidak juga, aku tidak terlalu bisa menggombal." Ucapku serius.
"Dia berbohong." Celetuk Jennie. Aku membesarkan mataku, menatapnya karena tidak bisa diajak kerja sama. Karena kuyakin Nenek Jia dan Kia Unnie akan menggodaku.
"Kamu tidak bisa sekali saja bekerja sama denganku, Jennie?" Aku cemberut sedangkan yang lain tertawa.
"Kita sudah bekerja sama sejak 9 tahun yang lalu, Lisa." Jennie mengedipkan sebelah matanya. Aku menunjukkan senyum miring, sudah berani hm, Jennie?
"Ngomong-ngomong, kapan kalian akan datang ke sini berempat? Bersama member yang lain." Tanya Kia Unnia.
"Secepatnya aku akan membawa mereka kemari, Unnie. Aku ingin sekali mengajak mereka ke sini namun jadwal kami masing-masing tidak memungkinkan untuk itu." Jawabku.
Aku kembali menyesap kopiku, tatapanku jatuh pada Jennie yang masih menggendong Koko. Bayi itu sesekali tertawa dan mencoba untuk berbicara, tangannya bergerak sangat aktif menyentuh Jennie. Koko terlihat sangat nyaman bersama Jennie, membuatku sangat gemas dengan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
we [ jenlisa ]
RomanceKita ini apa? Aku ini siapa bagimu? Apa aku berarti dalam hidupmu? ------------------------- Bagiku, apa yang kita miliki saat ini, tidak perlu status, tidak perlu pengakuan dari mereka, yang terpenting kita bersama-sama. (JenLisa Story) notes: men...