– Lisa POV –
Aku sudah siap dengan pakaian penyamaranku agar nanti tidak ada yang mengenaliku saat berjalan bersama Jennie. Aku memakai masker dan juga topi untuk menutupi wajahku, mungkin Jennie juga melakukan hal yang sama denganku. Sentuhan terakhir, aku menyemprotkan parfum pada tubuhku lalu mengambil barangku dan langsung menghampiri Jennie di kamarnya.
By the way, kami hanya berdua di dalam dorm ini.
"Nini? Apa kamu sudah siap?" Aku masuk ke kamarnya dan melihat dia yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk di tubuh dan kepalanya.
Aku yang melihatnya hanya bisa menghela nafas, antara bersyukur melihatnya hanya dengan handuk atau kesal karena dia baru selesai mandi sedangkan aku sudah sangat siap untuk pergi.
"Aku sudah siap seperti ini dan kamu baru selesai mandi? Apa aku terlalu bersemangat atau kamu yang terlalu lama bersiap-siap?" Aku menghampirinya, memeluk tubuh mungilnya, hidungku menghirup aroma tubuhnya yang segar.
"Hmmm, biarkan aku bersiap-siap, Lisa." Tangannya mendorong tubuhku dengan pelan, namun aku bergeming, masih menghirup aroma tubuhnya. Perlahan aku mulai mencium tulang selangkanya, aku merasakan tubuhnya menegang dan nafasnya memberat.
"Lili...."
"Yes?"
"Berhenti atau kita tidak akan pergi."
Aku tersenyum.
"Jika bisa dan boleh, aku akan memilih tidak pergi dan menghabiskan malam ini di kasurmu, Nini."
Tiba-tiba tangannya menarik rambutku dengan pelan namun cukup untuk membuat jarak antara tubuhku dengan tubuhnya. "Mesum." Setelahnya dia melewatiku, menuju lemarinya.
"Diam, duduk yang manis, tutup matamu, tunggu aku selesai." Aku mengerucutkan bibirku namun tetap menurut lalu merebahkan tubuhku di kasurnya. Aku menutup mataku walaupun aku sangat ingin membuka mataku dan menatap Jennie.
Aku mulai merasakan kantuk pada mataku.
Dan tanpa sadar aku tertidur.
–––––
– Jennie POV –
Aku secepat mungkin bersiap-siap karena Lisa sudah siap untuk pergi sedangkan aku baru selesai mandi saat dia menghampiriku, yang ngomong-ngomong membuatku ingin tertawa. Ini masih sore, sedangkan tadi pagi dia bilang kita akan jalan nanti malam.
Tapi aku tetap memakluminya, mungkin dia ingin menghabiskan waktu kami berdua lebih lama karena ku yakin kami akan pulang kurang dari jam 10 malam. Setelah selesai memoleskan make up tipis, aku segera menghampiri Lisa yang merebahkan tubuhnya di kasurku. Ternyata dia tertidur, aku tersenyum melihatnya tertidur begitu cepat. Aku ingin membangunkannya tapi tidak tega karena ia belum lama tertidur, tapi jika tidak membangunkannya mungkin ia akan mengoceh karena seharusnya kami sudah menghabiskan waktu kami di luar.
Hm..
Lebih baik aku membangunkannya daripada nanti ia mengoceh.
Aku mengguncangkan tubuhnya dengan pelan, "Lisa, bangun."
Perlahan-lahan matanya terbuka, aku lihat matanya memerah. Uh, aku jadi tidak tega.
"Apa kamu masih ingin tidur?" Tanyaku pelan, dia mengucek matanya.
"Jam berapa sekarang?" Suaranya pelan dan serak.
Aku melihat ke arah jam, "masih jam setengah 6. Apa kamu ingin berangkat sekarang?"
"Kamu sudah siap?" Aku tertawa mendengar pertanyaannya. "Tentu saja, Lili."
"Ayo. Kita akan memakai mobil, atau kamu ingin naik motor?" Dia bangkit dari kasur, berkaca sebentar merapihkan penampilannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
we [ jenlisa ]
RomanceKita ini apa? Aku ini siapa bagimu? Apa aku berarti dalam hidupmu? ------------------------- Bagiku, apa yang kita miliki saat ini, tidak perlu status, tidak perlu pengakuan dari mereka, yang terpenting kita bersama-sama. (JenLisa Story) notes: men...