Chapter 8

1.6K 147 1
                                    

– Lisa POV – 

"Lisa-ya! Belikan aku itu!" Dia menunjuk pada sebuah stand makanan yang menjual beberapa makanan ringan. 

Aku mendelik pada Chaeyoung yang menyuruhku seenak jidatnya, jika Jennie yang menyuruh aku sih tidak masalah. "Hey! Kamu pikir aku pembantumu?" 

"Aish Lisa, tidak ada salahnya membantu teman. Aku sedang sibuk.." Dia mengangkat PSP yang berada di genggamannya, aku beralih menatap Jisoo yang juga menatapku dengan senyuman yang dibuat manis. Mereka berdua sedang bermain bersama, jadi kuyakin maksud dari senyuman Jisoo adalah untuk menuruti apa yang Chaeyoung inginkan.

Aku memutar bola mataku malas, jika aku tau akan disuruh seperti ini lebih baik aku bermain PSPku juga. Sayangnya aku sedang tidak beruntung, karena aku tidak sengaja meninggalkan PSPku di dorm.

Aku bangun dari dudukku, mengambil dompet lalu segera pergi menuju stand makanan yang ditunjuk Chaeyoung. "Lisa-ya.." Aku menoleh mendengar suara Jennie, dia berjalan mendekatiku lalu melingkarkan tangannya di lenganku. Aku tersenyum dengan kehadiran Jennie, aku pikir dia tidak mendengar perdebatanku dengan Chaeyoung karena Jennie terlihat sibuk dengan handphonenya.

"Kenapa mengikutiku, Nini?" Tanyaku menatapnya gemas.

Dia cemberut, "memang tidak boleh?" Aku mencubit pipinya gemas tanpa menjawab pertanyaannya. 

Sesampainya di stand makanan, aku membelikan beberapa makanan yang disukai para member. Kami sedang berada di sebuah taman yang lumayan ramai, tadi kami memiliki beberapa pekerjaan di sini dan setelah selesai, kami memilih untuk bersantai sejenak di taman ini dengan menggelar alas. Seperti sebuah piknik, tapi tanpa makanan. Dan aku sedang membeli makanan untuk kami.

Banyak beberapa orang yang menatap kami, tentu saja karena kami tidak memakai alat penyamaran kami dan membiarkan wajah kami terekspos jelas. Tapi sejauh ini, tidak ada yang menghampiri kami untuk meminta berfoto bersama atau meminta tanda tangan. Ada beberapa orang yang kulihat mengarahkan kameranya pada kami dan ada juga yang menyapa kami. Kami sebisa mungkin membalasnya dengan senyum atau membalas sapaannya.

"Jennie, kamu ingin apa?" Tanyaku setelah mengambil makanan dari sang penjual yang terus menatap kami dengan senyum lebarnya. Jennie terlihat berpikir dan matanya mengelilingi taman ini lalu dia tersenyum. 

"Aku ingin itu!" Dia menunjuk sebuah stand makanan yang menjual beberapa makanan manis, akupun segera berjalan ke sana bersama Jennie.

"Lisa, aku tidak membawa dompet." Ucapnya sambil berjalan.

"Aku tidak akan membiarkan kamu membayar, Jennie. Aku takut kamu membayarnya dengan Black Card di sini." Jennie tertawa, tangannya memukul lenganku pelan. 

Sesampainya di stand makanan yang Jennie inginkan, aku membiarkannya memilih lalu setelahnya aku membayar dan membawanya. 

"Manager hari ini baik sekali membiarkan kami bersantai di taman ramai seperti ini." Aku menatap Jennie dan mengangguk menyetujui ucapannya. Tumben sekali manager kami..

"Mungkin dia tau kita sudah bosan di dorm berhari-hari setelah jadwal padat, maka dari itu membiarkan kita bersantai sejenak di taman ini." Aku ingin sekali menggenggam tangan Jennie, seperti yang selalu kulakukan namun kedua tanganku terpakai untuk membawa beberapa makanan dan tentunya karena ini tempat umum yang ramai jadi aku tidak bisa melakukannya..

Terkadang banyak hal yang sangat sulit kulakukan jika berada di luar, ruang gerakku terbatas. Dan itu membuatku menahan diri dan menjaga sikapku. Maksudku ya, kami semua mungkin merasakan itu.

Aku melihat seorang anak laki-laki berlari ke arah kami dengan sangat lucu, mungkin umurnya sekitar 3 tahun. Jennie tersenyum lebar menyadari anak laki-laki itu ternyata memang menghampiri kami, Jennie melepaskan tangannya dari lenganku lalu segera berjongkok untuk mensejajarkan tinggi mereka. 

we [ jenlisa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang