– Jennie POV –
Aku menunjuk dan menyebutkan makanan yang berada di buku menu, lumayan banyak memesan makanan karena ingin mencicipi beberapa makanan yang ada di tempat ini dan Lisa harus menghabiskan makanan-makanan yang kupesan karena dia harus. Kulihat tulang-tulang dalam tubuhnya sangat menonjol dan aku tidak suka melihatnya, jadi bagaimanapun juga Lisa harus makan banyak karena aku khawatir dengan tubuh kurusnya. Mungkin pola makannya berantakan saat dia memiliki jadwal padat walaupun manager selalu membelikannya makanan, hari ini aku akan memastikannya makan dengan baik. Aku hanya tidak ingin Lisa sakit.
"Jennie, kamu yakin memesan semua itu?" Tanya Lisa pelan setelah pelayan berlalu dari meja kami, dia duduk di depanku dengan tangan yang menopang pada meja.
Aku hanya mengangguk membalas pertanyaannya, jelas saja dia bertanya karena tidak biasanya aku memesan banyak makanan karena aku sendiri harus menjaga berat badanku agar tetap ideal. Berbeda dengan Lisa walaupun dia makan banyak sekalipun, tubuhnya tidak akan melebar ke mana-mana. Samanya dengan Chaeyoung, mereka memiliki tubuh yang mirip.
"Kamu akan menghabiskannya?" Tanyanya membuatku tertawa kecil. Lisa, tidak mungkin aku yang akan menghabiskannya..
"Tentu saja kamu, Lili."
Matanya melebar lalu memelas padaku, "What? NO!" Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, "aku tidak mungkin bisa menghabiskannya, Jennie." Dia berbicara dengan suara khas anak kecilnya, membuatku gemas ingin menjitak kepalanya. No, I'm kidding..
"Lisa, tubuhmu semakin kecil. Jujur padaku, apa pola makanmu berantakan beberapa minggu terakhir?" Dia memajukan bibirnya lalu perlahan mengangguk tanpa berani menatapku.
Sudah kubilang, kan?
"Aku sering sekali mengingatkanmu, Lisa-ya." Aku menyandarkan tubuhku, membetulkan kacamata hitam yang bertengger di hidungku lalu bersedekap sambil menatap Lisa di hadapanku. Wajahnya masih memelas seperti puppy kecil yang lucu dan aku sulit mengendalikan diriku untuk tidak terus-menerus menatapnya.
"Aku terlalu lelah dan memilih untuk memejamkan mataku daripada makan, terkadang." Balasnya pelan. Aku memakluminya jika dia lebih memilih untuk tidur tapi dia tetap harus makan banyak hari ini bersamaku.
"Kamu sudah bekerja terlalu keras, Lisa. Jangan lupa makan dan minum vitaminmu agar tetap sehat, aku bersyukur kamu tidak sakit disaat-saat jadwal padatmu."
Pipinya tertarik, membentuk senyuman lebar. "Terima kasih, Nini."
"Tidak masalah, aku hanya tidak ingin kamu sakit."
Aku melepaskan kacamata hitamku ketika pelayan menghampiri kami dan menyimpan makanan-makanan yang kupesan tadi. Aku mulai makan begitu pelayan berlalu dari meja kami sambil sesekali berbincang dengan Lisa, seperti biasa dia yang lebih sering mengawali pembicaraan antara kami daripada aku. Dia memiliki beberapa hal yang diceritakan padaku, dia menceritakan apa saja yang membuatnya begitu lelah saat jadwal padatnya dan bagaimana dia menikmati jadwal padatnya beberapa minggu terakhir.
Aku tidak bisa menahan senyumku sama sekali begitu dia menceritakan sesuatu dengan ekspresi khasnya, suara dan ekspresinya adalah perpaduan sempurna ketika dia bercerita. Terkadang dia tertawa hanya dengan cerita yang keluar dari mulutnya sendiri, aku? Tentu saja tertawa karena cerita lucunya dan tawanya yang menular pada siapapun yang mendengarnya.
Dia membuat siangku menjadi semakin baik hanya dengan kehadirannya yang tiba-tiba dan makan siang bersama Lisa adalah hal menyenangkan yang membuat semuanya semakin lebih baik lagi hari ini. Jarang-jarang kami makan siang bersama jika memiliki jadwal yang berbeda, apalagi hari ini kami hanya berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
we [ jenlisa ]
RomanceKita ini apa? Aku ini siapa bagimu? Apa aku berarti dalam hidupmu? ------------------------- Bagiku, apa yang kita miliki saat ini, tidak perlu status, tidak perlu pengakuan dari mereka, yang terpenting kita bersama-sama. (JenLisa Story) notes: men...