Lama banget ya updatenya? sorryyyyy :(
——————————————————————————————————
– Lisa POV –
"Lisa.."
"Lisa!"
Aku menatap Jennie yang menatapku khawatir.
"Kenapa kamu melamun?" Tanyanya, tangannya mengelus punggung tanganku dengan lembut.
Gosh! Ternyata itu semua hanya khayalanku.
"Tidak apa-apa, Nini."
"Kamu seharusnya mulai membiarkanku tau apa yang kamu pikirkan, Lisa. Jangan selalu menyimpannya sendiri.."
"Maaf."
Tangannya meraih rahangku dan mengelusnya di sana, aku meraih pinggangnya dan melingkarkan tanganku di sana. Aku menyandarkan tubuhku pada ranjang di belakangku, menghembuskan nafasku mencoba relax.
"Kenapa kamu mendiamkanku beberapa hari ini?" Pertanyaannya membuatku mengingat tentang lamunanku tadi, aku tidak ingin mengatakan bahwa aku mengetahui tentang makan malamnya dengan Kai. Aku tidak ingin bertengkar dengan Jennie dan aku juga tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika saja aku mengungkapkan perasaanku sekarang.
"Lili?"
"Aku..hanya sangat sibuk di Thailand." Jawabku pelan, mengalihkan tatapanku dari matanya.
"Jangan berbohong padaku." Aku bergeming mendengar suara dinginnya, rasanya percuma saja berbohong pada Jennie. Dia selalu mengetahui saat aku berbohong padanya.
"Aku tidak–"
"Apa? Kamu tidak mau memberitahuku yang sebenarnya? Kamu akan mengatakan bahwa kamu tidak berbohong dan kamu baik-baik saja?" Selanya cepat, tangannya turun ke bahuku dan meremasnya di sana, tatapannya tidak teralihkan sedikitpun dari mataku.
"Bukan begitu maksudku, Nini.."
"Lalu apa? Katakan padaku dengan jujur, jangan terus-terusan membohongi dirimu sendiri." Jennie merendahkan suaranya, aku tau dia juga tidak ingin membuat kekacauan di sini. Kami baru saja bertemu lagi setelah beberapa saling berdiam diri.
Aku terdiam, memikirkan apa yang harus kukatakan pada Jennie. Sungguh, aku tidak ingin bilang lebih dulu padanya jika aku mengetahui makan malamnya dengan Kai. Aku takut Jennie merasa aku menguntitnya bahkan ketika aku jauh darinya, aku hanya ingin Jennie merasa nyaman dengan semuanya.
"Baiklah, jika kamu masih belum ingin memberitauku tapi ada yang harus kukatakan padamu." Aku mengangkat kepalaku, menatapnya dengan gugup. Apa yang akan Jennie katakan? Semoga saja bukan kabar bahwa dia kembali lagi dengan Kai.
"Aku minta maaf sebelumnya Lisa karena tidak memberitaumu tentang ini, aku berharap kamu tidak marah." Aku merasakan tanganku mulai berkeringat karena ucapan-ucapan Jennie, kenapa dia tidak langsung saja mengatakannya? Ini membuatku semakin gugup.
"Lisa, tolong katakan sesuatu. Kamu diam saja sedari tadi.." Suara Jennie begitu pelan, mungkin dia berpikir aku marah. Aku mengecup pipinya dan tersenyum, menularkannya pada Jennie.
"Katakan, Jennie."
Aku meraih rambutnya yang tergerai, memainkannya dengan tanganku mencoba mengalihkan peraasan gugupku. Rambut Jennie begitu indah apalagi sinar matahari menyinarinya, membuatku berpikir mungkin dia adalah malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk menemaniku sejak pertama kali kami bertemu karena semenjak itu dia adalah orang yang banyak membantuku terutama pada saat masa-masa trainee kami. Jennie adalah member pertama yang bertemu denganku, walaupun awalnya dia begitu dingin namun semakin hari Jennie semakin menunjukkan sifat aslinya dan aku memujinya sejak saat pertama kali aku bertemu dengannya. Dia memiliki semua yang wanita inginkan, sekaligus membuat semua orang menginginkannya termasuk aku. Jennie sempurna bagiku.

KAMU SEDANG MEMBACA
we [ jenlisa ]
RomansaKita ini apa? Aku ini siapa bagimu? Apa aku berarti dalam hidupmu? ------------------------- Bagiku, apa yang kita miliki saat ini, tidak perlu status, tidak perlu pengakuan dari mereka, yang terpenting kita bersama-sama. (JenLisa Story) notes: men...