Chapter 14

1.6K 135 2
                                    

Single baru Agustus ini yeay! Ga sabar yakkk

– Jennie POV –

Aku berhenti di sebuah coffee shop untuk membeli kopi dan kue favoritku. Aku telah selesai melakukan semua pekerjaanku dan karena ini masih sore hari, jadi aku memilih untuk bersantai sejenak di tempat ini. Aku duduk di ruangan outdoor yang berada di belakang coffee shop ini, managerku duduk di meja yang berbeda denganku. Kurasa dia tau aku membutuhkan waktu tenang sendiri saat ini. 

Lisa sedang berada di Thailand sejak 2 hari yang lalu, baru 2 hari dan aku sudah merasa merindukan tingkah nakal dan lucunya. Lisa selalu mengabariku setiap apa yang dia lakukan di sana, jadi aku tidak terlalu mengkhawatirkannya jika dia masih berkomunikasi denganku. 

Aku kembali mengingat saat kami berdua sebelum Lisa pergi ke Thailand, sebenarnya aku berniat untuk menanyakan sesuatu tentangnya. Tentang bagaimana perasaannya padaku dan apa yang sebenarnya terjadi pada hubungan tidak jelas yang sedang kita jalani. Aku berniat menanyakannya saat itu karena kupikir itu waktu yang tepat untuk menanyakannya namun ketika aku merasakan reaksinya yang begitu cepat membuatku terpaksa mengurungkannya. Aku tau Lisa gugup saat itu, bahkan jantungnya berdetak sangat kencang. Tentu saja aku merasakannya karena aku bersandar pada dadanya saat itu.

Reaksi yang dia berikan antara takut dan gugup disaat yang bersamaan. Aku berpikir, apakah Lisa takut karena belum siap mengatakan perasaannya padaku atau dia takut jika aku tau kebenaran bahwa dia hanya main-main denganku? Aku begitu penasaran tapi kupikir aku akan menahannya sedikit lebih lama, aku harus menahan diriku sendiri untuk tidak bertanya lagi tentang itu dan membiarkannya berinisiatif sendiri. Entah sampai kapan aku harus menunggunya. 

Aku sendiri harus memastikan bagaimana perasaanku pada Lisa walaupun aku sendiri menyadari bagaimana hatiku berulah ketika sedang bersama Lisa, aku tidak tau apakah ini cinta atau hanya sebuah rasa nyaman bahkan ketika kami berdua sering melakukan hal yang tidak bisa dibilang biasa. Ini sangat membingungkanku..

Di sisi lain, ada Kai yang masih gencar berusaha mendekatiku dan aku terkadang meresponnya dengan baik. Kai adalah pria baik dan tidak ada alasan bagiku untuk berbuat jahat padanya atau mengabaikannya setelah permintaan tanpa alasannya untuk berpisah denganku. 

Aku tidak ingin keduanya berharap terlalu banyak dariku tapi diriku sendiri tidak bisa menahan diri untuk bersikap biasa saja terutama pada Lisa. Pada Kai, tentu saja aku mencoba sebisa mungkin untuk bersikap layaknya teman karena aku tidak ingin Lisa tersakiti karenaku walaupun aku sendiri tidak tau bagaimana perasaannya padaku. 

Aku harus tau bagaimana perasaan Lisa yang sebenarnya padaku karena aku tidak ingin jika suatu saat ini aku sudah menjatuhkan hatiku padanya, ekspetasiku tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Sebut saja aku tidak ingin berjuang sendirian dan merasakan semuanya sendirian ketika di sisi lain Lisa bahkan memperlakukanku seperti kekasihnya. 

Tapi kembali lagi,

 aku tidak tau bagaimana perasaan Lisa, bukan? 

–––––

Aku menyesap kopiku yang sudah dingin untuk terakhir kalinya lalu bangun dari dudukku, menghampiri managerku. "Ayo, Oppa. Aku sudah selesai di sini." 

"Kembali ke dorm?" Tanyanya. Aku hanya mengangguk sebagai balasan lalu berjalan mendahuluinya setelah membayar pesanan kami. 

Di perjalanan, aku hanya terdiam sambil melihat jalanan yang lumayan ramai karena ini sudah waktunya pulang kerja. Sesekali melihat handphoneku untuk mengecek balasan dari Lisa yang tak kunjung kudapatkan sedari tadi. Di coffee shop tadi aku melakukan video call dengannya, dia menunjukkan pemandangan di mana tempatnya berada. Dia sedang berada di sebuah pantai, bersama dengan keluarganya. Dia bekerja sekaligus menghabiskan waktu dengan keluarganya di sana, aku tau dia sangat merindukan Ibu dan Ayahnya sejak beberapa bulan lalu dan saat ini adalah waktu di mana dia melepaskan semua kerinduannya.

we [ jenlisa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang