^

43 5 0
                                    

-Kemarau hati-

PADA setiap awalan yang selalu beriringan dengan usaha, beristirahatlah kau kini pada tempat yang paling membuatmu bahagia. Untuk setiap keadaan yang menyisakan luka, tidurlah kau dari setiap getir yang kini berkuasa. Tidak ada penyakit yang tidak kunjung membaik dan tidak akan ada luka yang tak mampu untuk dikeringkan. Jika segalanya begitu abadi, percayalah kematian nantinya akan membuat segalanya tak berarti.

Sepenggal rindu kini bermain di antara deretan jarak yang terus berarak. Cerita demi cerita yang kini gagal menjadi nyata, pergi menepi kesela pipi yang menimbulkan derita. Dalam doa-doa panjang yang dilantunkan dengan begitu ikhlas, kini ribuan sunyi memekak di antara bait kata yang tak terdengar jelas. Beristirahatlah luka-luka, ucap mulut setelah amin yang begitu takzim. Tak ada yang menghiraukan kata-kata tersebut. Akhirnya, beberapa dari kesakitan tetap dibiarkan dalam dekapan, untuk hidup sebagai pengingat dalam hari-hari depan.

Alur tidak kunjung membaik, kata maaf hanya berujung menemui titik pelik. Rasa kesal dan kebenaran dari hari-hari yang tak henti mempertengkarkan perkara-perkara yang tidak pernah mementingkan hati. Sabda-sabda liar memenuhi kepala diiringi bayangan semu sang penguasa cerita. Kebahagiaan kini mati suri, sementara kesedihan selalu saja berhasil menemukan tempat singgah dalam hati.

Kian hari hidup semakin terasa pelik, Dendam-dendam yang selalu datang enggan berbalik. Sementara di kejauhan sana, lakon-lakon penyebab luka tengah sibuk berbahagia dengan dalang dari semua cerita. Sedetik pun rasa iba tidak pernah lahir dari rahim mereka. Mereka menutup mata untuk semua perkara dengan terdakwa diri mereka. Tidak ada hakim, tidak akan ada pengadilan, sebab kesedihan dari rasa cinta tidak akan pernah mendapatkan ruang pada keadilan. Seluruh isi dunia sudah mengetahui dan mungkin memercayai bahwa di dalam cinta orang-orang selalu berusaha untuk berlaku adil, sementara di luar dari rasa cinta tersebut, kesedihan yang tercipta adalah derita masing-masing.

Kini akan kubungkus segala sesuatunya. Akan aku simpan di tempat-tempat yang tidak lagi terlihat. Menyingkirkan rasa sayang untuk seseorang yang telah berbahagia dengan orang lain adalah sekuat-kuatnya pengorbanan. Tak ada yang mesti disesali. Bukankah hidup untuk dijalani walau terasa sulit? Tidak ada yang perlu dibagi agar terasa ringan, sebab menanggung beban yang berat seorang diri akan menjadikanmu kuat. Sementara, membagi beban kepada orang lain hanya akan membuatmu dicap sebagai seseorang yang lemah.

Tak perlu melibatkan siapa-siapa. Manusia sejati tidak akan pernah mencampuri urusan orang lain pada permasalahan yang mereka hadapi. Kalah tidak selamanya meredupkan. Percayalah bahwa kekalahan adalah kemenangan yang melarikan diri. Setiap manusia adalah pemenang, namun tidak semua manusia mendapatkan hadiah yang berbentuk kebahagiaan.

"Di kepalaku kau seperti petir yang menggelegar, lalu kilatnya menyambar tepat pada palung hatiku. Di sini hatiku panas terbakar, sementara di sana ratusan kebahagiaan berkobar menghiburmu."

KONTEMPLASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang