^

28 8 0
                                    

-Menyingkap kembali-

KITA memang tidak bisa memaksa seseorang untuk menyukai apa yang kita suka. Kita juga tidak bisa meminta seseorang untuk menerima sesuatu yang tidak pernah ia inginkan. Karena, sesungguhnya setiap manusia memiliki pilihan dan jalannya masing-masing. Dalam kehidupan, kita akan selalu dihadapkan oleh berbagai pilihan. Banyak hal yang harus kita tempuh dan secara tidak langsung akan turut menjadi bagian dari kehidupan kita. Apa pun itu, baik dalam segi pekerjaan, asmara, bahkan urusan-urusan yang nantinya akan menjadi tanggung jawab untuk diri kita. Anehnya, terkadang semua pilihan tersebut tak satu pun kita sukai, tak satu pun dapat membuat kita merasa bahagia, dan kita akhirnya terpaksa memilih salah satu di antara banyak pilihan tersebut dengan berat hati.

Kini, aku merasa demikian. Secara tidak langsung aku menyadari bahwa dahulu kau sempat memilihku untuk menjadi bagian terpenting dalam hatimu hanya karena kau memang terpaksa untuk memilih. Di antara semua pilihan tersebut tidak ada satu pun yang benar-benar kau suka, termaksud aku. Namun, kau tetap memilih, entah hanya untuk sekadar coba-coba atau malah ingin membuktikan bahwa kau mampu berkuasa di hati seseorang.

Aku sempat mengira bahwa kau benar-benar tulus, kau benar-benar menyayangiku, dan hubungan ini akan berjalan dengan mulus tanpa satu pun cacat. Ternyata aku tertipu. Kau hanya ingin mempermainkan rasa dalam hatiku. Awalnya kau begitu mengagumkan dan tak lama sifat asli dirimu mulai kau perlihatkan. Begitu teguh aku menanam rasa dalam hatimu sementara kau mati-matian pula memupuk rasa untuk orang-orang. Di mana kau belajar semua kepicikan itu? Kau terima rasaku untuk bertempat dalam hatimu untuk kemudian kau biarkan begitu saja. Kau sibuk dengan seseorang yang tidak aku kenali namanya. Kau selundupkan semuanya dari diriku, hingga kini kau berbahagia di atas semua derita yang aku rasakan.

Memang demikian. Apa yang kita rasa teramat baik saat telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Penilaian singkat terhadap diri seseorang tidak akan memiliki hasil yang akurat. Terkadang kita memang harus merenung sebelum menetapkan, mengkaji sebelum menjalin ikatan, dan mengenal lebih dalam sebelum memutuskan. Bukan berarti terlalu selektif. Hanya mencegah kesedihan untuk hadir di kemudian harinya. Periksa kembali sebelum menjatuhkan, teliti kembali sebelum menyatukan, dan pikir ulang sebelum benar-benar dijalankan. Sebab, keseriusan yang kita miliki tidak akan berharga jika bermuara pada orang-orang yang sedang bercanda.

Kini, biarlah segalanya menggenang begitu saja. Biarkan segalanaya tetap hidup di antara rasa enggan dan tikam-tikam penyesalan. Memaafkanmu sungguh teramat mudah. Namun, kegundahan tidak kunjung sembuh hanya karena sebuah kata maaf. Tenanglah kau di sana. Tak perlu mencari aku jika sesal tumbuh dalam dirimu di kemudian harinya. Biarkan segalanya menjadi teka-teki yang tidak akan pernah bisa untuk kita pecahkan. Mungkin di nyeyak tidur malam-malammu, sesekali akan datang doa-doa yang begitu indah. Hadir di antara nanar dan binar gemintang. Anggap saja itu adalah diriku. Seseorang yang pernah kau sia-siakan.

"Aku pernah menjadi terik bagi seseorang yang lebih menyukai hujan ketimbang binarku. Aku pernah menjadi hangat yang dipaksa membara untuk membakar habis diriku sendiri."

KONTEMPLASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang