Chapter 9

49.6K 3.9K 206
                                    

Tom duduk di kursi kebesarannya, pandangan dia tertuju pada lima layar besar komputer yang tampilannya berbeda-beda. Selain di gedung Darkest Clan, dia juga memiliki tempat yang sama di perusahaannya, namun aset-aset berharga tetap tersimpan di gedung pusat Darkest Clan.

Tatapan Tom sangat datar, bahkan Kevin yang sedari tadi berdiri di sebelahnya tidak berani bersuara. Layar pertama dan kedua menampilkan data tentang perusahaannya, sedangkan layar ketiga, keempat, dan kelima menampilkan gambar Alana.

Sudah hampir satu tahun Alana bekerja pada Tom sebagai ambassador Reyns Technology, masa kontraknya sudah hampir habis—sekarang sudah sepuluh bulan. Wanita itu masih sama keras kepalanya, tetap menolak kehadiran Tom di dekatnya. Hal itu membuat Tom semakin geram dan kehabisan kesabaran. Alana ternyata tidak semudah itu bertekuk lutut di bawahnya.

“Apa aku harus melakukan sesuatu padanya?” tanya Tom pada Kevin.

“Kalau dia tidak mau bersamamu, lupakan saja. Masih banyak wanita di luar sana.” jawab Kevin tenang.

Tom tidak terima jawaban yang diberikan Kevin. Dia memukul mejanya, sehingga menimbulkan dentuman keras. Tom sangat marah atau mungkin dia sudah beralih menjadi Felix, karena Tom biasanya lebih mudah mengendalikan emosi dibanding Felix.

“Kau pikir aku akan semudah itu melepaskannya? Aku sudah mengawasinya selama lima tahun terakhir. Kalau dia masih berperilaku seperti itu—terus menjauh, maka aku harus bertindak dengan caraku sendiri.” kata Felix, Kevin menghela napas.

“Jangan melakukan kesalahan seperti yang dilakukan Tuan Gabriel. Alana berbeda dengan Alexa. Alexa orang yang pemaaf, Alana adalah kebalikannya. Dia akan semakin menjauh darimu.” kata Kevin.

Felix tersenyum sinis. “Bahkan sebelum aku mendekatinya, dia sudah menjauh. Persetan, aku akan melihat sampai kapan dia akan menghindar.” kata Felix, sambil bangkit dari duduknya.

Kevin menggelengkan kepala, kasihan sekali Alana yang menjadi target Felix, pikirnya. Selama ini Tom ataupun Felix tidak tertarik pada wanita manapun, hubungannya dengan mereka tidak lebih dari hubungan satu malam saja. Berbeda dengan Alana yang sudah menjadi obsesinya selama lima tahun ini.

Felix keluar dari perusahaannya, dia memasuki mobil sport-nya, lalu menghidupkan mesin. “Welcome Mr.Reynalds, ke mana tujuan Anda kali ini?”

Felix langsung disambut oleh pertanyaan mesin mobilnya. Sebelumnya, Tom sudah memodifikasi mobil ini dan memasangkan teknologi canggih seperti robot berbicara yang dia beri nama Walton.

“Tampilkan padaku lokasi Alana, Walt!” pinta Felix.

Di sebelah setir mobil, terdapat sebuah layar kecil yang menyala dengan sendirinya, lalu alat tersebut mulai menunjukkan lokasi Alana dalam bentuk hologram¹ yang dapat dilacak dengan cepat, apalagi Tom menaruh kamera pengintai berbentuk chip yang selalu mengawasi Alana kapanpun.

“Dia sedang berada di apartemennya.” kata Walt.

Felix mengangguk kecil lalu melajukan mobilnya. Tom membuat Walton seperti makhluk hidup. Mesin ini dapat menjalankan mobil ini sendiri kalau ada perintah dari Felix ataupun Tom, tanpa harus menekan tombol auto–drive. Kadang-kadang benda ini juga membuat Felix kesal, karena dia bisa berbuat semaunya dan pergi begitu saja kalau ada bahaya. Padahal Tom lebih suka menghadapi bahaya itu.

Walton sudah melewati beberapa tahapan penelitian dan percobaan, hingga akhirnya benar-benar bisa digunakan. Jadi, Tom memasangnya di mobil sport pribadinya. Ada juga di mobilnya yang lain, semuanya adalah Walton karena sistemnya sama dan terhubung satu sama lain.

Psychopath's Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang