Tomorrow....
Boston, Massachusetts, U.S.A.
22.00 P.M.Alana baru saja tiba di Boston, dia baru turun dari pesawat. Sambil menyeret kopernya, dia keluar dari airport. Syukurlah tidak ada orang yang mengenalinya karena dia malas berada dalam kerumunan.
Sampai di luar, Alana langsung mencari keberadaan Jonah—supir pribadi keluarganya, yang disuruh Mark untuk menjemputnya. Semalam dia sudah menghubungi orangtuanya tentang kepulangannya yang mendadak, alasannya karena dia perlu refreshing dari pekerjaan yang akhir-akhir ini sangat melelahkan.
Ketika Alana menemukan Jonah, pria paruh baya itu langsung membantunya memasukkan koper ke dalam bagasi mobil. Alana masuk ke dalam dan meninggalkan airport, menuju rumah orangtuanya.
Alana keluar dari mobil ketika sudah tiba dan menatap rumah yang sudah dia tinggalkan selama sepuluh bulan ini. Sejak dia menyelesaikan studinya, rumah ini semakin suram, keluarganya tidak harmonis lagi sejak kejadian Alexa lima tahun yang lalu.
Semuanya juga berawal dari kesalahan Alana. Tapi, sebentar lagi Alana yakin keluarga ini akan kembali seperti dulu.
Jonah mengeluarkan kopernya dari bagasi mobil dan Alana tersenyum padanya. "Thank you, Jonah." katanya, lalu masuk ke dalam.
Alana memerhatikan sekelilingnya, mencari keberadaan penghuni rumah. Dia tersenyum ketika melihat kedua orangtuanya yang sedang duduk di ruang keluarga, menonton televisi.
"Alana, kau sudah sampai?" tanya Rebecca—Ibunya, saat menyadari keberadaannya.
Alana tersenyum dan memeluk Rebecca, lalu berganti memeluk Mark. "Kau mengalami jetlag?" tanya Mark. Dia sudah memaafkan Alana karena menyembunyikan kebusukan Tiana selama ini.
"Sedikit." jawab Alana, lalu pandangannya menelusuri sekitar rumah—seperti mencari sesuatu.
"Alexa?" tanya Alana.
"Kau tidak tahu?" tanya Rebecca balik, Alana menggeleng bingung.
"Dia sedang pergi ke Sumba, Indonesia selama lima bulan ini untuk menghindari Gabriel. Lalu tadi Mom meneleponnya untuk pulang karena Gabriel sakit. Kenapa kalian cocok sekali? Yang satu butuh kepastian dan yang satu butuh refreshing," Alana terkekeh mendengar perkataan Rebecca.
"Mungkin kami sama-sama punya banyak masalah." balas Alana. "Kalau begitu aku naik ke atas dulu, aku butuh istirahat. Good night." kata Alana.
"Good night, my darl." balas orangtuanya.
Alana menuju kamarnya sambil menyeret koper, dia masuk ke dalam dan melihat ruangan itu masih rapi. Alana langsung membanting tubuhnya di atas ranjang. Rasanya nyaman sekali, tanpa gangguan apapun.
Alana selama sepuluh bulan ini menanggung beban yang berat karena keberadaan Tom yang terus menganggunya. Tidak tahukah pria itu kalau Alana sangat terganggu, bahkan menunjukkan rasa tidak sukanya secara terang-terangan?
Alana sudah menegur Tom dan memarahinya ratusan kali, tapi tetap saja pria itu tidak peduli dan terus menguntitnya—memang kepala batu. Puncaknya adalah kemarin malam, Tom berani masuk ke apartemennya tanpa izin lalu berusaha melecehkannya.
Alana sangat ketakutan, tanpa memikirkan pekerjaannya lagi dia langsung terbang ke Boston. Biarkan saja Tom masuk ke apartemen malam ini. Alana tidak peduli lagi, karena dia sudah membawa dirinya ke sini—tempat yang paling aman.
🍷🍷🍷
Tom berada di ruang kerjanya yang terdapat di mansion. Tatapannya sangat datar, sebelah tangannya sedang memutar-mutar pena. Tak berapa lama, pintu ruangannya terbuka, Kevin masuk ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath's Obsession
Roman d'amour{OPEN PO 12-25 Desember 2022} Rasa suka, cinta, dan obsesi berbeda. Bagaimana kalau obsesi? Hal paling mengerikan dibandingkan apapun. Kau akan melakukan apa saja untuk menjadikan obsesi tersebut menjadi milikmu selamanya. Thomas Reynalds meng...