Beberapa minggu kemudian, hari yang ditunggu-tunggu Tom tiba. Banyak hal yang sudah terjadi, dimulai dari Gabriel yang tiba-tiba menikahi Alexa. Tiana yang kembali beraksi dan berakhir dimasukkan dalam rumah sakit jiwa. Alexa yang terluka dan dinyatakan koma.
Di situlah dia bertemu Alana. Ayah Alana—Mark menyuruhnya kembali ke Boston. Tom menyaksikan semuanya, ketika Mark memarahi anak perempuannya itu, bahkan sampai menamparnya karena dia menyembunyikan fakta yang sangat penting selama ini—tentang keburukan Tiana dan Alexa yang tidak bersalah. Tom hanya diam saja ketika semua itu terjadi.
Tom pikir, mungkin hanya dengan perlakuan seperti itulah rasa bersalah yang dipendam Alana bisa hilang. Dia terlihat lebih lega setelah semuanya terungkap. Tom dapat melihatnya.
Setelah dimarah habis-habisan oleh Mark, Alana duduk di kursi tunggu yang ada di lorong rumah sakit. Tom mendekatinya dan duduk di sebelahnya, menyisakan sedikit jarak. Alana menatapnya bingung, lalu menjauh sedikit.
Tom terus bergeser. Alana menjauh sejengkal, Tom juga bergeser sejengkal. Tom terus menatapnya tanpa tahu malu sambil tersenyum penuh arti, tetapi Alana melihatnya lebih seperti senyum mesum. Alana benar-benar terganggu.
Merasa sudah tidak tahan dengan Tom yang terus menatapnya. Alana beranjak dari sana dan pergi, Tom mengikutinya. Alana terus berjalan cepat, sedangkan Tom berjalan santai dengan langkah yang lebar. Sesekali Alana melirik ke belakang dan Tom masih mengikutinya. Pria itu cukup seram.
Alana masuk ke dalam lift, kebetulan sekali pintu itu terbuka—karena ada orang yang baru saja keluar. Alana langsung menekan tombol nomor satu, menuju ke lantai dasar.
Baru saja pintu lift akan tertutup, sebuah kaki langsung menyelip ke dalam, sehingga pintu tersebut kembali terbuka. Alana terkejut melihat pria itu sudah masuk ke dalam dengan santainya. Alana berusaha menjauh, tapi Tom tetap mendekatinya.
Alana sedikit takut, tatapan Tom sedikit mengintimidasi. Apalagi dalam lift ini hanya ada mereka berdua. Tom sedikit takjub karena Alana tidak terpukau melihat ketampanannya, berbeda dengan wanita lain di luar sana.
Ketika pintu lift terbuka, Alana cepat-cepat keluar dan Tom tetap mengekorinya. Alana sudah geram, dia berbalik dan menatap Tom marah.
“Kenapa kau terus mengikutiku?!” tanya Alana kesal.
“Hanya ingin saja.” jawab Tom santai.
“Jangan mengikutiku lagi!” kata Alana geram, lalu melanjutkan langkahnya.
Tom mengabaikan ucapan Alana, kembali mengikutinya. Alana yang melihat Tom masih terus mengikutinya, kembali berbalik. Kali ini dia benar-benar marah.
“Bisa tidak jangan mengikutiku terus?!” bentak Alana.
Tom memasang wajah datarnya kembali. “Aku hanya memastikan kau tidak lari dari masalahmu.” balas Tom dingin.
Alana membeku, rasa bersalah kembali menyerangnya. “Aku... tidak akan lari lagi.” kata Alana pelan, wajahnya berubah sendu.
Tom mendekatkan wajahnya ke arah Alana. “Baguslah kalau begitu.” katanya penuh makna, nyaris seperti bisikan, membuat Alana merinding.
Alana kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya. Tom tersenyum dan mengekorinya. “Kau ingin ke mana?” tanya Tom.
“Kafetaria di depan, aku ingin menenangkan diri. Kau jangan mengikutiku, aku ingin sendiri!” kata Alan tanpa menatap Tom, tapi pria itu tetap mengikutinya.
Alana berhenti lagi. “Tenanglah aku tidak akan kabur.” kata Alana.
“Dan aku harus mengawasimu, ini perintah dari Gabriel.” bohong Tom, Gabriel bahkan tidak peduli lagi pada Alana, dia hanya fokus pada Alexa. Secara tidak langsung, Gabriel memberikan Alana padanya untuk diurus. Gabriel tidak akan melanjutkan balas dendamnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath's Obsession
Romansa{OPEN PO 12-25 Desember 2022} Rasa suka, cinta, dan obsesi berbeda. Bagaimana kalau obsesi? Hal paling mengerikan dibandingkan apapun. Kau akan melakukan apa saja untuk menjadikan obsesi tersebut menjadi milikmu selamanya. Thomas Reynalds meng...