Felix keluar dari markas bersama Jordan. Beberapa anak buahnya masih tetap berada di dalam, mereka tidak akan keluar sebelum mendapat perintah dari Felix. Felix masih ingin melihat apa rencana Vladimir sebenarnya. Dia datang sendiri bersama asisten setianya.
"Kau tahu apa rencananya?" tanya Jordan pada Felix.
"Kita lihat saja." jawab Felix.
Tak berapa lama, sebuah mobil MPV berwarna hitam berhenti di hadapan markas. Felix menanti siapa yang akan lebih dulu turun dari dalam sana. Pintu mobil terbuka dan menampakkan Zeth—asisten pribadi Vladimir terlebih dahulu, lalu yang paling ditunggu-tunggu Felix, Vladimir Petrov.
Vladimir menatap Felix yang berdiri di hadapannya cukup lama, mereka berdua masing-masing memasang senyum sinis. Satu hal yang tidak Vladimir ketahui, di hadapannya itu bukanlah Thomas. Dia tidak tahu kalau pria itu memiliki kepribadian ganda.
"Petrov." sapa Felix.
"Reynalds." begitupun sebaliknya, Vladimir tidak menyangka hari ini dia akan langsung berhadapan dengan Tom secara face to face.
"Apa kabar?" tanya Felix, berbasa-basi dulu, sebelum masuk ke inti.
"As you see. Aku siap membunuhmu." jawab Vladimir, tersenyum mengejek. Sedangkan Felix langsung tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Vladimir.
Jordan yang di sebelahnya mulai merasakan suasana tegang yang tercipta. Tatapan tajamnya menatap sekitar, tidak akan semudah ini, pikirnya.
Tak berapa lama, mereka melihat ada segudang anak buah Vladimir yang mulai berdatangan. Tidak menggunakan mobil, melainkan berlari dengan tangan mereka memegang senjata. Mereka mengambil posisi dan mengarahkan senjata ke arah Felix. Jordan mulai was-was, sialnya Felix malah sangat santai.
"Kau sudah menduganya?" tanya Jordan pada Felix. Felix meliriknya sekilas tanpa menjawab.
Jordan mengembuskan napas berat, dia tidak tahu apapun yang akan direncanakan Felix. Intinya, dia hanya mengikuti arahan dan permainan yang direncanakan pria ini. Seperti biasa, Felix memang penuh kejutan dan tidak ada yang bisa menebak jalan pikirannya.
Felix tersenyum mengejek. "Kau tidak berani satu lawan satu?" tanya Felix.
Vladimir mengeraskan rahangnya, dia tidak peduli. Intinya, dia harus membunuh Tom bagaimana pun caranya. "Persetan, tujuanku adalah membunuhmu dengan cepat. Nyawa dibayar dengan nyawa." kata Vladimir.
"Kau terlalu naif dan bodoh. Kau telah dimanfaatkan, apa kau tidak sadar sama sekali?" tanya Felix, Vladimir mengangkat sebelah alisnya. Apa maksudnya? Namun dia tidak mau berpikir terlalu jauh. Tujuannya membunuh Thomas, memastikan pria ini mati dan semuanya selesai.
"Hentikan basa-basimu dan kita mulai saja!" geram Vladimir marah. Dia emosi karena melihat Felix yang terlalu santai.
"Sudah kuduga dia tidak akan datang sendiri." gumam Jordan.
"Kalian semua keluar sekarang! Tidak adil bukan dua melawan puluhan? Jadi aku akan membuatnya seimbang." kata Felix, memerintahkan semua anak buahnya keluar, melalui earpiece¹ yang dirancangnya—terhubung ke setiap orang-orang Darkest Clan yang memakai benda tersebut.
Pintu markas terbuka dan keluarlah puluhan anak buah Felix, yang juga mengambil posisi masing-masing, lalu mengarahkan senjata mereka ke arah musuh. "Siapa yang mau mulai duluan? Aku menanti," tanya Felix.
Tanpa aba-aba salah satu peluru dari kubu Vladimir langsung diarahkan ke Felix, namun berhasil dihindar. Detik itu juga, terjadilah baku tembak. Felix mengeluarkan senjatanya—menyerang setiap orang yang ingin menembaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath's Obsession
Romance{OPEN PO 12-25 Desember 2022} Rasa suka, cinta, dan obsesi berbeda. Bagaimana kalau obsesi? Hal paling mengerikan dibandingkan apapun. Kau akan melakukan apa saja untuk menjadikan obsesi tersebut menjadi milikmu selamanya. Thomas Reynalds meng...