Empat bulan kemudian....
Wajah Alana sedikit pucat, tubuhnya menjadi lebih kurus empat bulan terakhir ini. Selama itu juga, Tom belum kembali. Alana tetap berada di Boston, terkurung dalam sangkar emasnya seperti biasa.
Banyak hal yang terjadi, Alana banyak merenung akhir-akhir ini—memikirkan apa yang harus di lakukannya. Saat ini dia sedang berdiri di depan wastafel, ruangan yang tidak terekam CCTV—ruangan yang paling aman baginya.
Alana menatap pantulan dirinya sendiri pada cermin di depan. Wajahnya sangat muram, seakan-akan menggambarkan dia tidak punya semangat hidup lagi. Tapi, dia harus bertahan. Selama empat bulan ini dia sudah menghafal seluruh jalan di mansion ini dan yang paling penting dia tahu jalan keluarnya.
Alana berusaha mencari celah agar dia bisa kabur, namun penjagaan setiap harinya sangat ketat, bahkan ketika dia melangkah ke dapur pun harus diawasi. Alana juga masih mencari ponselnya, dia butuh bantuan seseorang. Entah di mana Tom meletakkan benda berbentuk pipih itu.
Ada fakta yang mengejutkan. Alana tidak tahu dan tidak sadar sama sekali. Dia hamil. Alana menaikkan sweaternya dan menatap perutnya yang sudah cukup besar, tapi dia tidak tahu pasti berapa usia kandungannya. Dia juga tidak membiarkan siapapun tahu.
Alana terkejut bukan main, dia tidak mengalami gejala kehamilan pada umumnya—like morning sickness, tidak sama sekali. Awal dia menyadarinya, ketika dia melihat perutnya sedikit menonjol. Alana pikir dia menderita penyakit tumor atau kanker lainnya, tapi tidak mungkin.
Alana tidak pernah cek sama sekali, keluar mansion saja dia tidak pernah. Hingga dia menyadari siklus bulanannya yang tidak datang sejak lama, baru menyadari kalau dia hamil. Namun tidak tahu pasti berapa usia kandungannya sekarang. Alana tidak sadar sama sekali. Perutnya cukup besar.
Alana bingung apa yang harus dilakukannya, dia mulai menyadari ada perubahan sifat dalam dirinya. Dia lebih sering menangis dan kadang-kadang dia merasa lapar di tengah malam. Untung saja mansion ini memperkerjakan beberapa maid dan mereka selalu memasak setiap hari.
Alana juga mulai menyukai susu sekarang, padahal cairan itu paling tidak disukainya. Dia harap para maid tidak heran, karena dia meminum susu setiap hari dan juga porsi makannya lebih banyak dibanding sebelumnya. Tapi tetap saja tubuhnya kelihatan masih sangat kurus.
Alana mengelus perutnya lembut, menatap dari pantulan cermin. Senyumannya terbit tanpa disadari. Dia tidak benci pada malaikat kecil di perutnya, ada perasaan haru yang menyeruak dalam dadanya. She’s gonna be a mother, soon. Hal yang paling diimpikan oleh setiap wanita.
Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa ada perasaan tertekan dan sedih yang dirasakannya. Alana harus pergi dari tempat ini. Dia ingin bebas. Empat bulan tanpa Tom membuatnya dapat bernapas lagi. Walau begitu, dia tetap harus kabur dari sini, dia tidak bisa hidup dengan Tom.
“Baby, kita akan keluar dari sini secepatnya.” gumam Alana.
Tom tidak mengetahui hal ini. Alana tidak memberitahunya walau kerap kali pria itu meneleponnya dan mengawasinya melalui setiap kamera pengintai yang terpasang di setiap sudut bangunan ini. Alana akan berusaha menutupi perutnya agar tidak terlihat oleh siapapun. Kamar mandilah tempat paling aman baginya, karena di kamar masih ada kamera tersebut—baru dipasang Tom ketika dia pergi empat bulan yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath's Obsession
Romance{OPEN PO 12-25 Desember 2022} Rasa suka, cinta, dan obsesi berbeda. Bagaimana kalau obsesi? Hal paling mengerikan dibandingkan apapun. Kau akan melakukan apa saja untuk menjadikan obsesi tersebut menjadi milikmu selamanya. Thomas Reynalds meng...