Alana semakin ketakutan, Felix tanpa aba-aba langsung meyambar bibirnya. Mencium dan melumatnya dengan kasar, Alana berusaha mendorong Felix menjauh, tapi tetap saja kekuatannya tak sebanding. Alana benci dirinya yang lemah dan tidak bisa melawan.
“TOLONG!!!” teriak Alana saat Felix melepas ciuman mereka sejenak.
Felix geram dan langsung menindih tubuh Alana dengan kedua tangannya Felix tahan di atas kepala, membuat Alana tidak bisa bergerak bebas, hanya kakinya yang berusaha dia gerakkan untuk menendang asal-asalan.
“Sssttt... Alana aku tidak mau menyakitimu, jangan melawanku seperti ini. Sudah kubilang, kalau kamu berteriak tidak ada yang dapat mendengarmu—ruangan ini kedap suara.” bisik Felix pelan.
“Kalaupun ada orang lain yang mendengar dan datang, apa kamu mau dilihat dalam kondisi seperti ini? Terutama Ibumu?” lanjut Felix berhasil memanipulasi Alana, wanita itu berhenti memberontak dan hanya menangis dalam diam.
“Kumohon Alana—ini pertama kalinya aku memohon, jangan pernah menolakku. Biarkan dirimu menjadi milikku.” kata Felix sambil mengelus wajah Alana, hidung mereka juga sudah bersentuhan.
Alana menggeleng keras sambil menangis, dia tidak mau bersama Tom. Pria ini selalu membuatnya takut setiap saat dan Tom adalah ketakutan terbesarnya. Tom ataupun Felix adalah ketakutannya.
“Aku... tidak mau!” kata Alana pelan.
“Kamu harus menjadi milikku, Alana. Kamu sudah berada dalam pengawasanku sejak lama.” kata Felix, dia kembali melumat bibir Alana.
Alana berusaha menahan dada Felix agar tidak terlalu dekat dengannya. Ciuman Felix turun ke leher Alana. Di tengah kegiatannya, dia berusaha melepaskan baju wanita ini. Sial, dia tidak dapat menahan gairahnya, dia Felix bukan Tom yang lebih bisa mengendalikan diri.
Alana mau tidak mau berteriak, dia tidak bisa seperti ini terus, tapi Felix langsung membungkam bibirnya. Felix melepaskan dasinya dan mengikatkan benda itu pada tangan Alana agar dia tidak bisa berontak. Sedangkan tangannya yang lain berusaha membuka pakaian Alana.
“Kumohon jangan...,” mohon Alana lirih.
Felix tidak mendengar ucapannya, pria itu sibuk melancarkan aksinya. Alana hanya bisa menangis, dia tidak bisa melakukan. Padahal dia punya celah karena ini berada di rumahnya, hanya saja kamarnya kedap suara, itu yang menjadi hambatan utamanya.
Alana semakin terkejut saat Felix berhasil melepaskan baju Alana. Menampilkan tubuh telanjangnya. Walaupun tangan Alana terikat, dia berusaha menutupi bagian atasnya. Felix tersenyum tipis.
“Jangan menolakku lagi, Alana....” bisiknya, Alana tetap memberontak, dia tidak peduli pada Felix. Harga dirinya lebih penting dari apapun.
“LEPASKAN AKU!!!” teriak Alana, masih terus menendang dengan sembarang.
Felix bangkit dari tubuhnya, pria itu melepaskan pakaiannya sendiri, sedangkan Alana memanfaatkan waktu tersebut untuk berlari ke arah kamar mandi. Ketika hendak menutup pintu, Alana semakin terkejut karena Felix menahan pintunya. Alana tidak sekuat itu, hingga akhirnya pintu terbuka.
Alana ketakutan di sudut kamar mandi, Felix benar-benar sudah telanjang di hadapannya. Alana membuang wajahnya ke arah lain, tubuhnya menggigil karena bagian atasnya memang sudah terbuka, sekaligus ketakutan.
Felix berjongkok di hadapannya. Alana tidak berani menatap dia. “Aku hanya ingin memastikan kamu menjadi milikku!” kata Felix tenang.
“Hanya? Semudah itu? KAMU PIKIR AKU BARANG?!” teriak Alana tepat di depan wajah Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath's Obsession
Romance{OPEN PO 12-25 Desember 2022} Rasa suka, cinta, dan obsesi berbeda. Bagaimana kalau obsesi? Hal paling mengerikan dibandingkan apapun. Kau akan melakukan apa saja untuk menjadikan obsesi tersebut menjadi milikmu selamanya. Thomas Reynalds meng...