Chapter 31

34.6K 2.7K 146
                                    

Vladimir baru saja mendarat di markas besarnya yang berada di Russia, bersama asistennya Zeth. Sudah lama dia bersembunyi di Uzbekistan, saatnya kembali ke rumah dan menyusun rencana baru untuk membunuh Thomas Reynalds.

Vladimir menghampiri orang kepercayaannya—Jim, yang bertugas merancang peluru yang bisa menembus apapun dengan label ‘anti peluru’.

“Bagaimana?” tanya Vladimir.

“Sudah selesai, but not perfect. Peluru ini sudah diuji coba berulang kali pada benda anti peluru dan berhasil. Kalau pada baja, technically tidak bisa sampai menembus keluar, tetapi hanya tertancap. I think ini bisa menembus baju anti peluru milik Thomas Reynalds, sesuai yang kau inginkan.” jelas Jim memberikan satu peluru tersebut pada Vladimir.

Vladimir tersenyum miring, menatap peluru dengan warna keperakan itu. “Sepertinya aku harus menentukan tanggal mainnya segera. Zeth, suruh yang lain menyerang markas Darkest Clan di negara ini, kemarin kita sudah gagal, kali ini tidak boleh gagal! Anggap saja ini pembukaan.” perintah Vladimir, Zeth langsung melaksanakan perintahnya.

Vladimir kembali menatap Jim. “Produksi lebih banyak lagi, aku akan butuh banyak agar bisa sampai menembus jantung Thomas Reynalds.” kata Vladimir. Jim mengangguk.

“Akan aku selesaikan dalam waktu dekat ini. Kapan kau akan menyerang Thomas?” tanya Jim.

“Sesudah markasnya terbakar dan dia muncul di sana, mungkin aku akan langsung menyerang kalau peluru ini sudah selesai.” jawab Vladimir.

“Kau harus menyelesaikannya secepat mungkin!” perintah Vladimir.

“Akan aku usahakan.” balas Jim.

Vladimir tersenyum penuh arti. Sebentar lagi hari yang ditunggunya akan datang. Dia akan membalaskan dendam Ayahnya pada Thomas Reynalds.

“Tunggu saja Tom, kita akan bertemu sebentar lagi.”

🍷🍷🍷

Alana masih bergelung hangat di balik selimut. Keadaannya masih telanjang tanpa sehelai benang pun yang melekat di tubuhnya. Hari sudah pagi dan dia baru saja tertidur beberapa jam yang lalu, karena kegiatan panas mereka.

Alana sedikit terganggu saat mendengar suara seseorang yang keras di ruangan tersebut, mau tak mau membuatnya membuka mata dan menoleh ke sumber dalam kondisi yang masih setengah sadar. Dia melihat Tom yang sedang bertelepon, pria itu sudah rapi dengan kemeja dan celana panjangnya.

“Aku tidak mau tahu!! Tangkap orang itu sampai dapat!” bentak Tom, jelas sekali pria itu sedang marah.

“Apa ada sesuatu yang terbakar, benda-benda penting lainnya?” tanya Tom.

Alana mulai berspekulasi sendiri, terbakar? Apa yang terbakar? Perlahan, Alana bangun dan duduk—bersandar di kepala ranjang. Dia berusaha menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Alana menatap Tom cukup lama, sebenarnya apa yang dibahas pria itu? Dia penasaran.

“Bagus, aku akan menyuruh pusat memperketat penjagaan di semua markas. Sebentar lagi aku akan ke sana.” setelah mengatakan itu, Tom langsung mengakhiri panggilannya.

Tom berbalik dan pandangannya langsung bertabrakan dengan mata abu-abu milik Alana. Tom menghela napas, dia mendekati Alana. “Kenapa sudah bangun? Tidurlah, kamu masih sangat mengantuk.” kata Tom.

“Kamu akan pergi?” tanya Alana.

“Ya, aku harus pergi. Ada pekerjaan yang harus aku urus.” jawab Tom,

“Berapa lama?”

Tom tersenyum tipis, lalu mengeleng. “Entahlah. Tapi, sepertinya kamu senang mendengar aku akan pergi.” kata Tom. Alana terkejut, memang tidak bisa dipungkiri kalau dia senang mendengar Tom akan pergi.

Psychopath's Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang