Hari selanjutnya, Alana memulai aktivitasnya seperti biasa, tidak ada yang istimewa karena dia hanya bermalas-malasan di rumah. Sepanjang hari dia berusaha mengajak Belinda mengobrol melalui telepon, namun manager–nya itu sedang sibuk.
Karena Alana yang tidak terbiasa berdiam diri di rumah terus, dia memutuskan mengganti baju dan keluar dari rumah. Sampai di luar, dia langsung mengeluarkan mobilnya dari garasi. Mark dan Rebecca sedang tidak ada di rumah, jadi nanti saja dia mengirimkan mereka pesan. Alana menuju ke salah satu mall Boston, dia tidak berbelanja, hanya ingin melihat-lihat dan berjalan-jalan, untuk membunuh rasa bosannya.
Alana hanya memakai pakaian kasual, sehingga tidak terlalu mencolok, lagipula dia tidak berniat menarik perhatian. Dia melipat kedua tangan di depan dada dan pandangannya terus menelusuri sekeliling.
Tiba-tiba Alana tak sengaja berpas-pasan dengan Larina Gregory, seorang model juga, tetapi berkarir di New York, entah kenapa dia berada di Boston. Alana pernah bertemunya beberapa kali, namun tidak saling mengenal secara pribadi. Hendak melangkah pergi tanpa menyapa, tapi sepertinya Larina menyadari kehadirannya.
“Alana?” panggil Larina. Alana berhenti, mau tak mau menoleh.
“Ya?”
“Ah, ternyata kau benar Alana Hawkins?” tanya Larina, Alana mengangguk singkat. Terlihat sekali kalau dia tidak ingin berbicara dengan Larina.
“Ada apa?” tanya Alana.
“Kau sendirian? Atau kau ada pekerjaan di sini?” tanya Larina sambil menatap penampilan Alana dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Bukan urusanmu.” balas Alana dingin, hendak melanjutkan langkahnya.
“Eh... tunggu, aku ingin mengundangmu ke sebuah pesta. Yah, pesta sesama model yang diselenggarakan perusahaan dua bulan sekali.” kata Larina, Alana mengangkat sebelah alisnya.
“Kita tidak sedekat itu.” balas Alana.
“Ya, aku tahu kita tidak sedekat itu. Tapi terimalah undanganku, siapa tahu kita bisa dekat.” kata Larina sambil memberinya sebuah kartu undangan, Alana menerimanya dan membaca benda tersebut.
“Jangan lupa hari sabtu di Salvatories Club. Aku menunggumu.” kata Larina.
“Aku bukan bagian dari perusahaan kalian.” balas Alana mengembalikan undangan yang ada di tangannya.
“Siapa saja boleh datang, kau sudah mendapat undangannya jadi boleh datang. Aku pergi dulu, see you Alana.” pamit Larina, langsung berlalu dari hadapannya begitu saja.
Alana menghela napas dan memasukkan undangan itu ke dalam tas. Dia kembali berjalan-jalan di sekitar mall. Kapan terakhir kali dia datang ke club? Saat masih Senior High School?
Alana banyak berubah sejak lima tahun yang lalu, dia hidup dalam rasa bersalah karena tidak dapat mengungkapkan kebenaran tentang peristiwa di balik kematian Elena Wilkinson, membuat Alexa menderita selama bertahun-tahun. Sejak saat itu, dia meninggalkan kebiasaan buruknya.
Alana berusaha memulai hidupnya yang lebih baik lagi, dia pindah ke Canada memulai kariernya—sekaligus menghindari Tiana yang juga masih mengawasinya kala itu. Hidupnya baru tenang akhir-akhir ini, dia bisa bernapas lega tanpa adanya beban yang menimpa punggungnya.
Sepertinya, Alana akan menerima undangan Larina. Dia akan kembali menginjakkan kakinya kembali ke dalam club, namun dia akan berhati-hati.
🍷🍷🍷
Felix menatap orang yang sudah babak belur di hadapannya. Penyusup baru lagi, namun berasal dari pemimpin yang berbeda. “Masih tidak mau bicara?” tanya Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath's Obsession
Romance{OPEN PO 12-25 Desember 2022} Rasa suka, cinta, dan obsesi berbeda. Bagaimana kalau obsesi? Hal paling mengerikan dibandingkan apapun. Kau akan melakukan apa saja untuk menjadikan obsesi tersebut menjadi milikmu selamanya. Thomas Reynalds meng...